bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Herself, Membangun Rumah Demi Anak

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Herself
3.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang ibu dengan dua putrinya pergi dari rumah suaminya dan tinggal sementara di sebuah ruangan di hotel. Ia kemudian berkeinginan membuat rumah secara mandiri karena melihat contoh dari internet. Kesulitan perizinan dan biaya, dia dibantu oleh beberapa orang yang tulus berada di sisinya hingga rumahnya selesai berdiri.

Herself adalah film drama yang merupakan original movie Amazon dan dirilis pada 8 Januari 2021. Film ini sebelumnya tayang perdana di Sundance Film Festival pada 24 Januari 2020 dan dirilis di bioskop Amerika secara terbatas pada 30 Desember 2020.

Film yang disutradarai oleh sineas wanita, Phyllida Lloyd, yang dikenal sangat apik membesut film-filmnya, menampilkan kekuatan akting dari aktris Irlandia Clare Dunne yang juga menulis naskah film ini. Sebelum menontonnya, simak review berikut tentang film yang tampil bersahaja ini.

Sinopsis

herself-1_

Sandra pergi dari rumah bersama dua putrinya setelah mendapat kekerasan dalam rumah tangga yang meninggalkan banyak luka fisik, terutama tangan kirinya yang patah.

Lewat bantuan dari organisasi kewanitaan, Sandra diberikan sebuah ruangan di hotel untuk sementara. Sampai tiba saatnya sidang perceraian, Sandra mengantarkan kedua putrinya untuk bertemu ayahnya secara berkala.

Demi memenuhi kebutuhan hidupnya, Sandra bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah Peggy dan juga bekerja paruh waktu di sebuah pub.

Sesuai aturan negara, pihak yang mendapat hak asuh anak adalah yang memiliki penghidupan yang lebih layak, minimal memiliki rumah untuk anak-anaknya bernaung. Sandra kesulitan untuk mewujudkan itu apabila melihat penghasilan yang ia peroleh.

Kemudian, Sandra melihat orang yang membangun rumahnya sendiri, meski sederhana, dengan biaya yang lebih murah di internet. Tertarik dengan ide ini, Sandra mulai membuat rencana pembangunan rumah, mulai dari mencari lahan, merancang denah rumah, hingga mengkalkulasi bahan-bahan material dan biaya lainnya.

Tapi semua tidak semudah yang disampaikan oleh orang di internet tersebut. Proses peminjaman uang ke bank dipersulit dan akhirnya ditolak.

Saat dalam kebingungan, Peggy menawarkan sebuah lahan di halaman belakang rumahnya untuk dijadikan lokasi rumah bagi Sandra. Awalnya tidak percaya dan sempat menolak, Peggy bersikeras memberikan bahkan juga menggenapkan pembiayaannya.

Sandra mulai mengecek harga barang-barang material dan peralatan, tapi dia diremehkan di toko bangunan. Karyawan toko itu kemudian dimarahi oleh Aido, salah satu pembeli.

Sandra mengharapkan bantuan dari Aido yang memang memiliki keahlian dalam membuat rumah dan bangunan. Awalnya Aido menolak, tapi karena melihat latar belakang hidup Sandra, dia menerima tawaran ini.

Sandra dan Aido memulai pembangunan dan bekerja hanya di akhir pekan saja. Masih merasa sakit pada tangannya, Sandra sedikit kesulitan untuk melakukan pekerjaan kasar seperti itu.

Maka dia mengajak seorang teman untuk membantunya. Seiring pembangunan yang terus berjalan, beberapa orang mulai bergabung untuk membantunya, juga dengan putra Aido.

Dengan dukungan tenaga yang lebih banyak, pengerjaan rumah diperkirakan bisa selesai lebih cepat. Tapi pekerjaan harus ditunda selama dua minggu karena Aido harus pergi ke luar kota. Badai datang dan hampir saja meruntuhkan rangka rumah. Setelah Aido kembali, pembangunan rumah dilanjutkan.

Sementara itu, suami Sandra berusaha mengajak rujuk, tapi selalu tidak dijawab olehnya. Setiap kali Sandra mengantar Emma dan Molly kepada ayahnya, Molly selalu saja tidak mau turun dari mobil.

Perkara ini kemudian menjadi masalah dan diajukan ke pengadilan oleh suami Sandra. Pada akhirnya, sidang hak asuh anak pun digelar.

Sempat membuat dirinya stress karena adanya gugatan ini, pembangunan rumah tetap harus berjalan. Dalam sidang, posisi Sandra dibuat tersudut dengan bukti bahwa dalam pengasuhannya, tangan Emma terluka.

Peggy berusaha menguatkan hati Sandra agar bisa menyampaikan fakta sebenarnya tentang krisis rumah tangga mereka karena KDRT yang dilakukan suaminya.

Apakah Sandra berhasil memenangkan hak asuh Emma dan Molly? Akankah mereka hidup bahagia di rumah barunya nanti? Temukan semua jawabannya dengan menonton film ini hingga selesai. Persiapkan tisu untuk mengusap air mata, ya!

Efek KDRT bagi Psikologis Anak

herself-2_

Film Herself ini langsung dibuka dengan sebuah adegan yang mengejutkan, yaitu KDRT yang dilakukan oleh Gary kepada Sandra yang membuatnya luka-luka dan tangannya patah karena diinjak.

Dengan kode “black widow”, Emma berlari meminta pertolongan. Adegan pembuka ini memang terlihat tergesa-gesa dalam bercerita, tapi nyatanya dari satu adegan ini kita langsung bisa memahami inti ceritanya.

Mental Sandra yang terluka membuatnya harus berjuang sendiri dalam mengurus kedua putrinya dalam keadaan serba terbatas, bahkan untuk tempat tinggal pun mereka hanya bisa menumpang.

Tapi ternyata, seiring berjalannya durasi film 1 jam 37 menit ini, kita pun akan memahami bahwa tidak hanya Sandra yang terluka mentalnya, tapi juga Molly, putri bungsunya.

Dalam sebuah adegan flashback yang menggambarkan ingatan Sandra waktu disiksa Gary, ia melihat Molly menyaksikan kejadian itu dari balik rumah mainannya.

Hal inilah yang menjadi penyebab Molly tidak mau bertemu dengan ayahnya yang kemudian dijadikan alasan oleh Gary untuk mengajukan gugatan hak asuh anak ke pengadilan.

Konsep Gotong-Royong yang Memukau

herself-3_

Selain permasalahan KDRT dan efek buruknya secara psikologis, film dengan sinematografi yang menampilkan pewarnaan yang lembut ini juga menampilkan sisi motivasi yang baik.

Nilai-nilai positif kebersamaan lewat pembangunan rumah sederhana Sandra yang didukung oleh rekan-rekannya yang tulus membantu secara gotong-royong meski tanpa bayaran.

Membangun rumah dari nol nyatanya mampu menguatkan kembali mental Sandra dalam menghadapi kerasnya hidup dalam kemiskinan.

Semua permasalahan hidup yang dia hadapi seolah lenyap seketika saat melihat satu rangka rumahnya berdiri dengan tegak dan melihat senyum merekah dari rekan-rekannya yang seperti tak mengenal lelah.

Memang ada beberapa rintangan dalam pembangunan rumah ini, salah satunya adalah ketika badai datang. Sandra harus menutup rangka rumah dengan terpal seorang diri.

Tapi untungnya tidak ada kerusakan yang terjadi. Setelah rumah utuh berdiri dan mereka merayakannya yang membuat mereka seolah keluarga, tiba-tiba terjadi hal yang bisa meruntuhkan hati!

Kedalaman Karakter Secara Bersahaja

herself-4_

Keseimbangan mood dalam penceritaan kisah Sandra menjadi kelebihan utama film Herself ini. Naskah yang ditulis oleh Malcolm Campbell dan Clare Dunne ini mampu memperlihatkan kepada kita kedalaman cerita ibu tunggal dengan dua anak ini.

Semua kesulitan dan kelelahan yang dihadapi Sandra seolah hilang ketika melihat keriangan kedua putrinya. Inilah yang dirasakan oleh orang tua manapun.

Kecintaan orang tua kepada anaknya adalah obat semua permasalahan kehidupan. Sandra bahkan bisa berpikir jauh dengan berencana membuat rumah sendiri yang jarang dilakukan oleh mayoritas orang, apalagi oleh seorang wanita sepertinya.

Birokrasi yang rumit tentang izin mendirikan rumah di Irlandia, ditampilkan dengan sangat baik meski hanya singkat.

Hidup Sandra seolah rumit selama hari-hari kerja dan menjadi bersemangat ketika membangun rumah di akhir pekan yang menandakan bahwa aktivitas ini adalah mood booster bagi Sandra.

Kita pun dibawa emosi ketika Gary menggugat dengan alasan ringan yang bisa menyudutkan Sandra, padahal Sandra sudah mulai bisa meneguhkan kakinya dengan hidupnya sekarang.

Dalam persidangan, hakim bertanya soal KDRT pada Sandra, “Mengapa anda tidak pergi saja dari dulu jika tahu tabiat suaminya?” Di sini hakim seolah tidak membela kaum wanita, padahal dia juga seorang wanita.

Ketika Sandra bilang kepada hakim, “Kenapa anda tidak bertanya tentang mengapa Gary tidak pernah berhenti melakukan KDRT?”, sang hakim pun sadar, bahwa dia memang harus berbuat adil.

Herself memang bukanlah studi kasus tentang perubahan psikologis seseorang, karena tidak ada perubahan sikap pada diri Sandra.

Tapi kita dibuat memahami ikatan batin seorang ibu dengan anaknya, nilai kebersamaan yang dibangun dengan rasa tulus, dan perspektif yang sering salah dalam menilai wanita. Setidaknya tiga poin inilah yang coba disuguhkan dalam film produksi Irlandia ini.

Pengarahan yang sensitif dari Phyllida Lloyd dan akting memikat yang penuh pendalaman dari Clare Dunne membuat kita memahami perjalanan hidup Sandra dengan penuh empati. Film ini sangat direkomendasikan dan tidak ada alasan untuk tidak menontonnya.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram