bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1

Ditulis oleh Suci Maharani R
Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Harry Potter and The Deathly Hallow harusnya menjadi sekuel terakhir dari perjalanan Harry Potter melawan Voldemort. Buku asli dari film ini dirilis pada 13 Januari 2008 dan di buatkan dalam bentuk film yang dirilis pada 11 November 2010. Alih-alih langsung menyelesaikan sekuel ke delapannya, David Yates memilih untuk membagi film ini menjadi dua bagian lagi.

Pada bagian pertamanya, Harry, Hermione dan Ron berusaha mencari cara untuk memusnahkan Horcrux milik Voldemort. Hingga akhirnya mereka tahu bahwa Pedang Godric Gryffindor lah yang bisa menghancurkannya dan kaitannya dengan “The Deathly Hallow”. Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 berhasil mendapatkan rating 77% dari 287 review dan bertengger di posisi ketiga sebagai film terlaris dari seluruh seriesnya.

Lalu seperti apa sih perjalan Harry, Hermione dan Ron untuk mencari tahu apa sebenarnya “The Deathly Hallow” ini? Jangan sampai ketinggalan, jawabannya ada di bawah ini.

Sinopsis

Kementerian Sihir di bawah Menteri Rufus Scrimgeour mengatakan bahwa mereka masih kuat dan tidak terpengaruh sama sekali dengan kebangkitan Voldemort dan para Pelahap Maut. Sementara itu The Order of the Phoenix membuat rencana untuk memindahkan Harry ke tempat aman. Mereka memakai ramuan Polijus untuk membuat replika Harry agar bisa mengecoh musuh.

Sayangnya rencana ini di sabotase, Hedwig dan Mad-Eye Moody harus kehilangan nyawa mereka dan George Weasley terluka parah. Sampai di The Burrow, Harry mendapat penglihatan saat Voldemort menyiksa Ollivander. Hingga keesokan harinya wasiat Dumbledore dibacakan dimana Ron menerima Deluminator, Hermione menerima salinan The Tales of Beedle the Bard dan Harry menerima Golden Snitch dan pedang Gryffindor.

Saat perayaan pernikahan, para penyihir mendapatkan serangan dari pelahap maut yang menyatakan bahwa kementrian sihir sudah jatuh. Harry, Hermione dan Ron menyelamatkan diri ke London. Mereka sempat di serang pelahap maut, lalu mereka melanjutkan untuk mencari siapa itu R.A.B. Mereka ke rumah keluarga Black dan menemukan bahwa R.A.B adalah Regulus Arcturus Black adik Sirius.  

Dari pengakuan Kreacher, mereka tahu bahwa Mundungus Fletcher mengambil liontin itu. Kreacher dan Dobby berhasil mendapatkan Mundungus, namun hal yang mengejutkan adalah liontin itu kini berada di Dolores Umbridge. Harry, Hermione dan Ron memutuskan menyusup ke kementrian untuk mengambil Horcrux itu, mereka ketahun tapi berhasil kembali kabur.

Berhasil mendapatkan Horcrux, mereka bingung bagaimana cara untuk memusnahkannya apalagi saat itu Ron terluka cukup parah. Di sisi lain, Harry melihat Voldemort sedang mengintrogasi Gregorovitch mengenai Tongkat Elder. Saat itulah Hermione menyadari bahwa pedang Gryffindor dapat memusnahkan Horcrux itu.

Namun Ron yang memakai kalung itu berhasil dipengaruhi yang membuatnya memilih berpisah dengan para sahabatnya. Harry dan Hermione melanjutkan perjalanan mencari pedang Gryffindor ke rumah Bathilda Bagshot, sayangnya ternyata mereka justru bertemu dengan Nagini. Keduanya sempat bertarung melawan Nagini dan berhasil kembali melarikan diri ke Hutan Dean, tapi tongkat Harry rusak.

Harry kembali melihat bahwa pencuri tongkat Elder saat itu adalah Gellert Grindelwald dan ia mengatakan dimana tongkat itu bersemayam. Harry semakin bergegas untuk menghancurkan Horcrux itu hingga ia melihat Patronus rusa betina yang menuntunnya ke kolam beku. Ia melihat pedang Gryffindor ada dibawah dan berusaha mengambilnya, namun Horcrux bereaksi sebaliknya.

Beruntung saat itu Harry diselamatkan oleh Ron dan mereka berhasil menghancurkan Horcrux tersebut. Hal lain muncul ketika ketiganya mencari ada simbol lain yang selalu muncul dan Harry mengatakan bahwa ayah Luna Lovegood memakai simbol itu. Mereka pun datang ke kediaman Luna dan mengetahui bahwa “The Deathly Hallow” bukanlah dongeng biasa tapi kenyataan.

Sayangnya saat itu mereka di sergap pelahap maut karena ayah Luna berkhianat demi menyelamatkan putrinya. Kembali ke hutan, mereka ditemukan para penjambret, Hermione dengan cepat mengutuk wajah Harry agar tidak terdeteksi. Mereka dibawa ke kediaman Malfoy Manor dan bertemu Bellatrix. Hermione di siksa oleh Bellatrix, sementara Harry, Ron, Luna dan Griphook ditahan dan Harry meminta pertolongan lewat cermin.

Tak lama Dobby datang menyelamatkan mereka, Harry dan Ron menyerang Bellatrix dan Draco. Mereka kembali melarikan diri dari tempat itu, namun Dobby terkena pisau Bellatrix dan meninggal. Harry menguburkan Dobby sementara Voldemort membobol makan Dumbledore. Voldemort akhirnya mendapatkan Tongkat Elder, tongkat sihir yang paling kuat di dunia.

Prolog Menarik tapi Membosankan

Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 memang berhasil menjadi film terlaris ketiga dari seluruh sekuel film ini. Saya sempat berpikir kenapa film ini harus dibuat menjadi dua bagian, tapi alasan untuk hal ini akan kita bahasa di point selanjutnya. Saya menonton film ini dan melihat bagaimana film ini berkembang dan menandai poin-poin tertentu yang memang krusial.

Kita tahu bahwa salah satu rahasia terbesar Voldemort adalah ia menyembunyikan jiwanya pada tujuh Horcrux. Hal ini berhasil dijelaskan dengan sangat baik pada Harry Potter and The Half Blood Prince yang dirilis pada tahun 2003. Di Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 kita sebenarnya akan mendapatkan banyak sekali penjelas-penjelasan dari berbagai hal yang sempat rancu sebelumnya.

Salah satunya mengenai Pedang Gryffindor dan Jubah Ajaib yang dimiliki oleh Harry dari semua sekuel yang pernah dirilis. Hal lebih menakjubkannya, kita akan mengetahui bahwa pedang Gryffindor, Jubah Ajaib dan Tongkat Elder Dumbledore adalah barang magic terkuat di dunia Sirih. Dimana ketiga barang tersebut diberi nama “The Deathly Hallow” yang bisa mencurangi kematian.

Saya mengakui bahwa Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 ini adalah bagian terpenting dari semua sekuel Harry Potter. Belum lagi keindahan sinematografi dan efek-efek visual yang terlihat lebih halus dari sebelumnya. Namun Film ini terasa kosong, saya merasa tidak ada ketertarikan lebih dari filmnya selain film ini penting jika kamu ingin tahu kenapa Voldemort bisa mati di sekuel selanjutnya.

Seperti yang dikatakan Lou Lumenick dari The New York Post, Film ini memang indah tapi hanya mesin uang tanpa jiwa. Ia juga menambahkan bahwa film ini gagal memberikan efek dramatis, tidak ada resolusi dan tidak menyenangkan. Hal ini bisa saya rasakan dengan sangat jelas dan saya tidak menyarankan untuk menonton film ini sebelum sekuel lainnya.

Pasalnya Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 ini bukanlah film yang bisa meningkatkan ketertarikan pada orang-orang. Sebaliknya film ini akan membuat kamu bingung jika tidak mengikuti sekuel sebelumnya, persis dengan yang dikatakan kritikus Rogert Eber yang dikutip dari Wikipedia. Robert Eber mengatakan bahwa film ini bagus dan kadang menyeramkan tapi tidak mudah di pahami orang lain jika ia baru menonton Harry Potter untuk pertama kali.

Alasan di Balik Pembelahan Harry Potter and The Deathly Hallows

Seperti yang saya katakan di atas, saya merasa heran kenapa Harry Potter and The Deathly Hallows harus dibagi kedalam dua sekuel lagi? Ternyata alasannya karena dalam bukunya terdapat banyak detail-detail yang tidak mungkin dihilangkan untuk dijadikan film. Hal ini diungkapkan langsung oleh Daniel Radcliffe si pemeran Harry Potter.

Dikutip dari Los Angeles Times, “Saya pikir itu satu-satunya cara Anda bisa melakukannya, tanpa memotong sebagian besar dari buku itu,” kata Radcliffe. Pasalnya dalam bukunya ada subplot yang terbentuk sendiri bahkan dari buku lainnya. Karena sudah terkotak sendirinya, maka lebih mudah untuk melakukan pemotongan, meski memang berisiko membuat fans kecewa.

Karena memang dari buku ketujuh ini tidak benar-benar memiliki subplot, jadi buku ketujuh ini memang akan membuat cerita Potter makin berdebar-debar dari sebelumnya. David Heyman pun mengutarakan opininya mengenai pembelahan Harry Potter and The Deathly Hallows. Menurut David Heyman, sulit untuk menghilangkan elemen-elemen dalam buku ini, karena bukunya tidak seperti buku lain.

Tentu pembelahan bukunya kedalam dua sub telah disetujui oleh J.K Rowling sendiri. Dikutip dari The Los Angeles Times, Rowling termasuk salah satu orang yang sering sekali mengunjungi set film ini. Rowling juga senang bahwa film ini memang berdedikasi tinggi untuk tetap berada di jalurnya. Dimana mereka para pembuat film ingin tetap membuat visualisasi sesuai dengan isi bukunya.

David Heyman juga berpendapat bahwa di buku sebelumnya ia bisa memotong beberapa adegan di filmnya. Tapi buku ketujuh ini sangat sulit dan mustahil untuk dirampingkan, ia mengatakan “itu tidak bisa dilakukan”.

Baca juga: Inilah Urutan Menonton Film Harry Potter yang Benar

Fakta-Fakta Menarik yang Tidak Disadari Saat Menonton Film Ini

Jika kamu sudah mengikuti film Harry Potter sejak sekuel pertamanya, pasti sudah paham dong seperti apa film ini. Tapi kalian tahu tidak bahwa ada beberapa karakter yang ditampilkan dalam film ini ternyata diperankan ganda oleh satu aktor saja? Atau kalian tahu bahwa ada pasangan anak dan ayah yang bermain dalam film Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1?

Ternyata ada banyak sekali fakta-fakta menarik dalam pembuatan Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 yang perlu kamu ketahui. Pertama saya akan membahas mengenai peran Profesor Flitwick yang mungkin lebih dikenal dengan guru mantra dan musik. Warwick Davis yang memerankan karakter Profesor Flitwick ini ternyata berperan ganda saat membintangi Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1.

Kalau kamu ingat dalam film ini menampilkan sosok Griphook yang disiksa oleh Voldemort. Ternyata Warwick Davis adalah orang yang memerankan karakter si goblin licik dan arogan ini. Jujur saja saya pun tidak menyadari hal ini, tapi setelah dilihat lebih detail ternyata mereka memang sama. Fakta unik lainnya adalah hadirnya Bill Weasley, dalam film ini diperankan oleh Domhnall Gleeson.

Mendengar nama Gleeson, kamu pasti akan langsung teringat dengan pemeran Mad-Eye Moody dong. Brendan Gleeson adalah aktor yang memerankan karakter Mad-Eye Moody di Harry Potter and the Goblet of Fire (2005). Ternyata Brendan Gleeson dan Domhnall Gleeson ini bukan secara kebetulan memiliki nama belakang yang sama. Tapi mereka adalah ayah dan anak yang berhasil muncul dalam satu frame di film Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1.

Terakhir ada fakta mengenai logo Warner Bros, kira-kira apa hubungannya logo ini dengan film Harry Potter? Jawabannya karena logo Warner Bros ini bisa mewakili isi dan nuansa dari setiap film Harry Potter yang dirilis. Jika kamu amati dengan baik, Logo dari Warner Bros di setiap sekuel Harry Potter warnanya selalu berubah.

Warna logo Warner Bros ini semakin gelap di setiap perilisan sekuel terbaru film Harry Potter. Dalam Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1, logo Warner Bros ini berada di nuansa hitam. Dimana logo ini menjadi peringatan pada penontonnya bahwa cerita dari film ini akan semakin dark dari sebelumnya.

Seeing Double Daniel Radcliffe Mengalami Luka Serius Selama Syuting

Harry Potter memang film yang memiliki adegan cukup extreme untuk dilakukan, maka dari itu Daniel Radcliffe tidak bisa melakukan adegan itu sendiri. Daniel Radcliffe memiliki pemeran seeing double yang membantunya untuk mengatasi adegan akrobatik yang cukup berbahaya. Maka dari itu David Holmes yang juga teman dari Daniel Radcliffe menjadi seeing double-nya.

Seperti namanya “adegan berbahaya”, tentu saja pekerjaan para seeing double ini sangatlah beresiko. Hal ini pun benar-benar terjadi pada David Holmes yang kala harus mengalami cedera parah saat usianya masih 25 tahun. Holmes harus mengalami kelumpuhan permanen yang membuat ia harus terus duduk di kursi roda.

Dikutip dari The Mirror, Holmes mengatakan “Saya menabrak dinding dan kemudian mendarat di alas kecelakaan di bawahnya”. Holmes saat itu langsung didatangi oleh koordinator pemeran pengganti, “Saya meraih tangannya, tetapi saya tidak bisa meremas jari-jarinya”. Baginya hal paling sulit bukan soal ia tidak bisa berjalan lagi, tapi ia tidak tahu bagaimana cara untuk mengatakan pada orang tuanya”.

Dikutip dari Closer, Holmes mengatakan "Jangan menelepon Mum dan Dad, aku tidak ingin membuat mereka khawatir”. Holmes juga mengungkapkan bahwa Daniel Radcliffe dan Tom Felton mengunjunginya di rumah sakit. Bahkan Daniel membuat penggalangan dana untuk membantunya membayar tagihan medis.

Daniel Radcliffe pun mengatakan bahwa David Holmes adalah orang yang sangat penting dalam hidupnya. David pun juga mengatakan bahwa dibanding menyesal, ia lebih main memiliki sikap dan mental yang positif. Karena hal itu sangatlah penting untuk membuatnya tetap hidup dan dapat menginspirasi orang lain.

Jika kamu ingin menonton film ini, saya sarankan untuk menonton enam sekuel lainnya dari Harry Potter. Pasalnya film ketujuh ini memang dibuat untuk menjelaskan detail-detail sebelum Harry bisa membunuh Voldemort. Jadi memang film ini bisa saya sebut sebagai prolog sebelum pertempuran face to face antara Harry Potter dan Voldemort.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram