showpoiler-logo

Sinopsis & Review Harriet, Kisah Tokoh Anti-Perbudakan

Ditulis oleh Siti Hasanah
Harriet
4
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Harriet merupakan sebuah film biopic yang bercerita tentang tokoh penghapusan perbudakan dan politisi asal Amerika Serikat. Bernama asli Araminta Ross, Harriet merupakan tokoh Afro-Amerika yang terkenal dan dinobatkan sebagai salah satu penduduk sipil yang paling terkenal dalam sejarah Amerika sebelum terjadinya Perang Saudara menurut sebuah survei yang dilakukan di akhir abad ke-20.

Perjuangannya membebaskan dan membantu para budak, juga ikut berperan dalam Perang Saudara ternyata sempat tidak diakui, sehingga dia tidak menerima bayaran sepeser pun. Sempat hidup kekurangan, pemerintah Amerika serikat akhirnya memberikannya uang pensiun. Seperti apa perjuangan Harriet dalam membebaskan para budak? Baca sinopsis dan review-nya di sini.

Baca juga: Film Biografi Terbaik di Dunia yang Wajib Ditonton

Sinopsis 

Harriet_sinopsis_

Cerita film ini dimulai di Maryland pada tahun 1840-an. Maryland adalah daerah yang menganut perbudakan. Araminta "Minty" Ross (Cynthia Erivo) merupakan salah satu budak yang tinggal di pertanian milik keluarga Brodess. Dia baru saja mendapatkan kabar gembira mengenai pernikahannya dengan salah satu budak yang telah merdeka bernama John Tubman (Zackary Momoh). 

Di pertanian Brodess, Minty bekerja bersama ibunya juga saudara perempuan dan saudara laki-lakinya. Sementara itu, dua saudara perempuan lainnya sudah dijual oleh Edward Brodess (Mike Marunde) kepada pemilik budak lain yang berada di daerah Selatan. 

Hari itu ayah Minty, Ben Ross (Clarke Peters) mendekati Edward Brodess, sang pemilik pertanian, untuk memperlihatkan bukti yang menyatakan bahwa leluhur keluarga Brodess sudah setuju untuk membebaskan istrinya, Harriet “Rit” Ross saat dia berusia 45 tahun. Ini juga berarti anak-anaknya tidak lagi menjadi budak. Namun, Brodess menolak bukti itu dan malah merobek-robeknya.

Istri Ben dan anak-anaknya tetap menjadi budak miliknya. Minty pun merasa kecewa dan sedih mendengar keputusan itu. Dia langsung berlari dan berdoa pada Tuhan agar mencabut nyawa Edward Ross karena dia jahat. Ternyata putra tertua Edward Brodess, Gideon (Joe Alwyn), ada di situ dan berkata pada Minty bahwa Tuhan tidak mengabulkan doa para budak.

Tak lama setelah kejadian itu, Edward Brodess meninggal. Mengetahui hal tersebut, Gideon langsung menawarkan Minty untuk dijual. Minty sendiri memiliki kemampuan untuk melihat apa yang akan terjadi setelah mendapatkan pukulan di kepala saat berumur 12 tahun. Dalam penglihatannya, dia terlihat melarikan diri. Minty pun akhirnya memutuskan untuk melarikan diri sebelum dirinya dijual.

Suaminya pun sudah mengetahui tentang Minty yang akan dijual, maka dia menyetujui ide untuk melarikan diri. Mereka berjanji untuk bertemu di gerbang, tapi Minty akhirnya memutuskan untuk lari sendirian karena tak ingin kebebasan suaminya dirampas. 

Minty kemudian menemui ayahnya yang tinggal di tempat lain. Ayahnya meminta Minty untuk menemui Pendeta Green (Vondie Curtis-Hall). Sang pendeta kemudian memberitahukan Minty apa yang harus dilakukannya.

Pendeta Green meminta Minty untuk menemui Thomas Garrett, pandai besi, saat tiba di Delaware. Tak hanya itu, pendeta juga memberikan pesan berupa peta jalan untuk pelarian Minty. 

Sayangnya, saat pagi menjelang, Gideon dan pegawainya berhasil menemukannya. Minty yang naik ke atas dinding jembatan membuat Gideon khawatir. Dia pun membujuk agar Minty tidak lompat ke dalam sungai.

Bujuk rayu Gideon mulai dari perkataan bahwa bunuh diri itu tidak disukai oleh Tuhan hingga iming-iming dirinya tidak akan dijual tak bisa menghentikan langkah Minty. Menurut Minty pilihannya hanya ada dua, mati atau bebas. Setelahnya dia pun terjun dari atas jembatan. Gideon dan pegawainya menyusuri sungai untuk menemukan Minty tapi tak berhasil.

Minty berhasil selamat dari arus sungai yang deras. Dia pun melanjutkan perjalanan menuju Wilmington, Delaware untuk menemui Thomas Garrett (Tim Guinee), sang pandai besi. Kemudian Garett membawa Minty hingga ke perbatasan Pennsylvania. Dari tempat Garret menurunkannya, Minty berjalan sejauh 25 mil menuju Philadelphia dan akhirnya menghirup udara kebebasan.

Sesampainya di Philadelphia, Minty menemui Willian Still (Leslie Odom Jr.), seorang aktivis pembebasan budak yang disebutkan oleh Garrett. Oleh William, dia diberikan identitas baru berdasarkan pilihan Minty. Namanya kini berubah jadi Harriet Tubman, yang diambil dari nama ibu dan suaminya. Minty juga dikenalkan pada Marie Buchanon (Janelle Monáe).

Marie Buchanon adalah putri dari seorang budak yang dibebaskan, sehingga saat lahir dia sudah jadi manusia bebas. Dia kini menjadi pemilik rumah kos. Marie memberikan tempat pada Minty untuk tinggal di tempatnya serta mencarikan pekerjaan untuk Minty. 

Setahun berlalu, Minty kemudian mendatangi kembali William. Dia memohon kepada William untuk membantu suami dan keluarganya agar bisa bebas seperti dirinya.

Ide tersebut ditolak oleh William karena sekarang situasinya tidak mudah. Sebab para pemilik budak sudah mendesak kongres untuk mengeluarkan undang-undang tentang budak yang lari. Belum lagi pemburu budak yang berkeliaran.

Namun, Minty tetap teguh pada pendiriannya. Dia akan tetap kembali ke tempat asalnya untuk membantu mereka melarikan diri dengan atau tanpa bantuan William. Dia percaya dia bisa melakukannya karena dia sudah melihat hal itu dalam penglihatannya. Dengan bantuan Marie, Minty diubah jadi orang lain dan dilatih untuk menembak jika situasi sudah sangat membahayakan.

Akankah Minty sukses membawa suami dan keluarganya menyeberang hingga ke Philadelphia seperti dirinya? Atau mungkin dirinya malah tertangkap oleh keluarga Gideon? 

Film Biografi yang Menegangkan

Harriet_Film Biografi yang Menegangkan_

Dimulai saat pelarian Minty, film ini jadi terasa menegangkan. Bagaimana Minty berusaha keras untuk bisa melarikan diri mengikuti petunjuk dari Pendeta Green. Beberapa kali tersungkur dan harus masuk menembus hutan hingga dia dikejar-kejar oleh anjing milik para penjaga. Dia juga harus rela untuk terjun dari ketinggian dan masuk ke dalam sungai dengan arus yang deras.

Rangkaian pelarian itu begitu terasa mencekam. Adegan pelariannya bercampur antara ketakutan dengan keterkejutan karena ternyata ada orang kulit putih yang mau membantu pelariannya. 

Pada saat Harriet membawa saudara-saudaranya dan harus menyeberangi sungai, penonton dibuat tegang ketika Harriet berada di tengah sungai dan hanya terlihat kepalanya saja. Akankah dia bisa lolos dari jeratan maut? 

Adegan menegangkan lainnya yaitu saat dia, orang tua serta saudaranya yang berada di dalam kereta kuda berisi jerami dan dihadang oleh sekelompok orang kulit putih. Salah satu dari penghadang itu berniat untuk menggeledah kereta kuda. Namun lagi-lagi dia selamat. Atau saat dia hendak dibunuh oleh salah satu pegawai Gideon, kali ini pun dia selamat berkat Gideon.

Plotnya Berfokus Pada Pembebasan

Harriet_Plotnya Berfokus Pada Pembebasan_

Berbeda dari film perbudakan lainnya, seperti 12 Year A Slave yang lebih banyak memperlihatkan kehidupan para budak yang begitu mengerikan, film Harriet justru hanya sedikit saja memperlihatkan adegan kekerasan itu. Tak ada adegan budak yang dicambuk hingga berdarah-darah atau disiksa berlebihan. Para budak hanya diperlihatkan sedang bekerja.

Selebihnya film ini lebih fokus pada pembebasan para budak saja. Bagaimana para budak melarikan diri dan bagaimana perjuangan Harriet dengan gagah berani membantu pembebasan para budak menjadi sajian utama film ini sehingga tidak muncul kengerian tapi lebih ke ketegangan selama pelarian dan pembebasan budak.

Akting Erivo yang Jempolan

Harriet_Akting Erivo yang Jempolan_

Aktris asal Inggris, Erivo, sukses memunculkan emosi, kemarahan, kesedihan dan kepasrahan pada tokoh Harriet. Erivo mampu menangkap semangat dan keberanian Harriet yang penuh belas kasih, tapi di sisi lain memperlihatkan keberaniannya di wajah tegarnya. 

Ketika Harriet merasa tersakiti oleh suaminya yang menikah lagi, suara tangis kebingungan, kesedihan dan keputusasaannya terasa begitu menyayat. Keberhasilan Erivo dalam memerankan tokoh Harriet membuat penonton percaya bahwa Erivo adalah Harriet. Dia menjadi begitu identik dengan tokoh Harriet. 

Film Harriet menampilkan kegigihan seorang perempuan yang berjuang untuk kebebasan dirinya dan juga kaumnya. Tokoh Harriet diperlihatkan sebagai perempuan yang tak kenal menyerah meski dalam keadaan yang terjepit sekalipun.

Sayang untuk adegan terakhir saat dia terlibat dalam Perang Saudara, perannya hanya diperlihatkan sekilas saja. Padahal dia memiliki peran yang penting dalam perang tersebut. Salah satunya sebagai mata-mata untuk pasukan Union Army atau Pasukan Utara. Apakah kamu penyuka film biopic? Tertarik untuk menonton film Harriet?

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram