showpoiler-logo

Sinopsis & Review Drama Jepang Happy Marriage (2016)

Ditulis oleh Erika Erilia
Happy Marriage
3.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Happy Marriage atau yang sering disebut dengan Hapimari merupakan salah satu drama Jepang yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Maki Enjoji. Meski ada beberapa perbedaan dengan manganya, cerita drama ini tetap berfokus pada hubungan dua tokohnya, Chiwa dan Hokuto, yang terikat kontrak pernikahan.

Serial drama yang dirilis tahun 2016 ini menyuguhkan kisah cinta yang cukup ringan. Berkisah tentang Takanashi Chiwa yang harus menikah dan tinggal bersama seorang pengusaha sukses bernama Mamiya Hokuto. Namun seperti drama Asia pada umumnya, kedua tokoh ini akhirnya terlibat beberapa cinta segi tiga yang menguji kesetiaan mereka.

Nah, kalau kalian butuh asupan dorama yang menghibur dengan cerita yang tidak terlalu berat, Happy Marriage bisa jadi pilihan yang tepat. Tapi sebelum menonton, simak review dari kami tentang drama yang satu ini.

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 2016
  • Genre: Romance
  • Sutradara: Ohtani Kentaro, Miyawaki Ryo
  • Pemeran: Seino Nana, Dean Fujioka, Shinoda Mariko, Shirasu Jin
  • Jumlah Episode: 12

Takanashi Chiwa (Seino Nana) adalah gadis miskin yang harus bekerja di dua tempat sekaligus demi memenuhi biaya hidupnya. Chiwa bekerja di toko elektronik, tapi diam-diam ia juga bekerja di klub malam sebagai hostess. Kesulitan finansial dan tumpukan hutang membuat Chiwa harus bekerja keras, apalagi ayahnya suka berjudi dan menghabiskan uang.

Suatu hari, Chiwa berselisih dengan seorang pria di klub malam tempat ia bekerja. Pria tersebut adalah Mamiya Hokuto, seorang pengusaha sekaligus calon pimpinan perusahaan Mamiya Group. Gara-gara membuat keributan, Chiwa langsung dipecat dari klub tersebut dan kehilangan sumber penghasilannya.

Keesokan harinya, Hokuto kembali menemui Chiwa dan mendadak mengajaknya menikah. Chiwa tentu saja menolak ajakan Hokuto karena ia tidak mengenal pria itu secara pribadi. Akan tetapi, suatu insiden akhirnya membuat Chiwa tak punya pilihan lain selain menerima lamaran Hokuto.

Rumahnya tiba-tiba digerebek oleh debt collector dan Chiwa ‘dijual’ demi melunasi hutang. Saat itulah Hokuto datang menawarkan bantuan. Sebagai imbalannya, Chiwa harus mau menikah dan tinggal bersama Hokuto.

Seiring berjalannya waktu, Chiwa akhirnya sadar kenapa Hokuto sangat ngotot ingin menikahinya. Chiwa ternyata adalah cucu dari wanita yang dicintai oleh kakek Hokuto. Hokuto dan kakeknya membuat perjanjian, bila Hokuto berhasil menikahi Chiwa, maka ia akan diangkat menjadi presiden perusahaan Mamiya.

Awalnya Chiwa yakin kalau ia bisa menjalani pernikahannya dengan baik meski Hokuto terkesan memanfaatkannya demi kepentingan bisnis. Tapi lambat laun Chiwa menyadari kalau ia mulai jatuh cinta pada Hokuto yang selalu bersikap dingin padanya.

Kehidupan Chiwa semakin rumit dengan kemunculan Shitara Misaki (Shinoda Mariko), pengusaha perhiasan sekaligus mantan kekasih Hokuto. Selain itu, ada pula rekan kerja Chiwa, Yagami Yu (Shirasu Jin), yang sangat baik dan diam-diam menyukai Chiwa.

Tak hanya soal cinta, Chiwa dan Hokuto juga harus berhadapan dengan musuh besar mereka yang tak lain berasal dari keluarga Mamiya sendiri. Apalagi banyak pihak yang tak suka dengan Hokuto dan berusaha menjatuhkannya. Dengan beragam konflik yang ada, Chiwa dan Hokuto berjuang bersama demi mewujudkan pernikahan yang bahagia.

Kisah Cinderella Zaman Modern

Apa yang membuat dongeng Cinderella begitu menarik? Daya tarik utamanya tentu saja perbedaan latar belakang kedua tokohnya. Seorang gadis dengan kehidupan yang penuh penderitaan rupanya berjodoh dengan pangeran tampan yang tinggal di kerajaan. Drama Happy Marriage ikut mengadopsi perbedaan latar belakang tersebut.

Karakter Chiwa digambarkan hidup miskin, terlilit hutang, makan pun hanya dengan acar timun, tapi dia punya sifat baik dan untungnya memiliki visual yang good looking. Ia akhirnya bisa menikah dengan Hokuto yang baik, tampan, kaya, dengan sifat cool-nya yang bisa melelehkan hati wanita.

Rasanya memang kurang realistis, tapi cerita seperti inilah yang disukai oleh banyak orang, khususnya kaum hawa yang mayoritas memang mendambakan jodoh seorang pria yang nyaris sempurna, baik secara fisik, kepribadian, dan tentu saja materinya.

Konflik yang Cukup Beragam

Happy Mariage memang bergenre romance dan menyuguhkan kisah cinta kedua tokoh utamanya. Meski demikian, konflik dalam drama ini tak melulu soal cinta dan orang ketiga. Ada konflik keluarga yang ikut mewarnai drama ini sehingga ceritanya tidak terasa membosankan.

Konflik pertama yang disajikan tentu saja berupa premis: dua orang tidak saling kenal harus tinggal bersama dalam satu atap karena ikatan pernikahan kontrak. Ide cerita seperti ini sudah cukup menggelitik rasa penasaran penonton. Tentu saja, di awal-awal cerita ada beberapa adegan lucu yang cukup menggelikan.

Setelah itu, Chiwa dihadapkan dengan konflik tentang orang ketiga, baik dari pihak Hokuto maupun dirinya. Ia berkali-kali meragukan kesetiaan Hokuto gara-gara kehadiran Misaki yang notabene adalah pengusaha cantik dan sukses. Chiwa juga harus berhadapan dengan Yagami yang tak hanya tampan, tapi juga baik, perhatian, dan punya sifat husband material.

Di sisi lain, Chiwa juga punya konflik internal dengan sang ayah, Yuji (Nukumizu Yoichi), yang benar-benar menggambarkan seorang toxic parent. Dalam dramanya, karakter Yuji diceritakan tidak bekerja, hanya berdiam diri di rumah, berjudi, dan sukses jadi beban putrinya. Ia bahkan tak tahu diri dan sempat membuat Hokuto melunasi hutang-hutangnya.

Sementara itu, Hokuto juga terlibat konflik keluarga yang cukup rumit. Semua berawal dari statusnya sebagai ‘anak haram’ yang tidak diinginkan oleh keluarga Mamiya. Hokuto menjelaskan bahwa ia menyimpan dendam pada sang ayah dan keluarga besarnya. Karena itu ia bertekad menuju puncak perusahaan Mamiya untuk kemudian menghancurkannya.

Baca juga: Sinopsis & Review Drama Jepang Good Morning Call Season 1

Konflik Menjanjikan tapi Hanya Sebagai Pemanis Cerita

Konflik Menjanjikan tapi Hanya Sebagai Pemanis Cerita_

Di awal-awal cerita, Hokuto sempat mengaku pada Chiwa kalau ia ingin menguasai perusahaan Mamiya. Tapi tidak dengan niat yang mainstream alias sekadar menguasai harta, tapi Hokuto justru ingin berada di puncak agar lebih mudah menghancurkan bisnis keluarganya.

Sayangnya, Hokuto berubah pikiran dan tak jadi menjalankan rencana awalnya. Para penonton mungkin sudah dibuat penasaran dan bertanya-tanya: bagaimana cara Hokuto menghancurkan kerajaan bisnis Mamiya? Apakah ada aib perusahaan yang akan ia sebar ke publik? Atau apakah ia akan menghancurkan karier anggota keluarganya satu per satu?

Sebagian penonton mungkin juga berharap kisah yang lebih intens. Kita ingin melihat sepak terjang Hokuto menghabisi lawan bisnisnya, menghancurkan perusahaan keluarganya, lalu sukses sebagai pengusaha dengan tangannya sendiri tanpa bayang-bayang nama Mamiya. Akan tetapi, semua itu tidak terjadi.

Hokuto sendiri memberikan alasan yang cukup bisa diterima. Ia batal meghancurkan bisnis keluarganya demi menghormati sang ayah yang sudah meninggal. Dengan demikian, rencana jahat Hokuto yang seharusnya jadi premis menjanjikan, ternyata berakhir sebagai pemanis cerita belaka.

Ending yang Terlalu Mudah dengan Plot Twist Tipis

Salah satu konflik dalam Happy Marriage yang cukup menjadi teka-teki adalah tentang pembunuhan ibu Hokuto. Setelah ayah Hokuto terbukti tidak bersalah dan tidak ikut andil dalam kecelakaan yang menewaskan ibu Hokuto, penonton dibuat penasaran dengan identitas pelaku yang ternyata berniat menghabisi Hokuto.

Tidak butuh waktu lama dan tidak butuh usaha yang terlalu keras untuk mengungkap siapa pelakunya. Di episode terakhir, sang pelaku tiba-tiba muncul begitu saja dan semua kejahatannya dibeberkan secara jelas.

Memang terkesan agak terburu-buru, tapi setidaknya si pelaku punya motif yang kuat dan masuk akal sehingga ia nekat melakukan kejahatannya. Identitas si pelaku pun mungkin tidak terduga sebelumnya, tapi hal itu tidak menandakan adanya plot twist yang mengejutkan.

Pasalnya, si pelaku memang jarang ditampilkan di dalam cerita. Jadi ketika dia muncul sebagai pelaku utama, penonton mungkin hanya akan berkata ‘oh, ternyata dia’ tanpa ada rasa kaget layaknya dihadapkan pada sebuah plot twist yang luar biasa.

Drama Happy Marriage memang memiliki kelebihan dan kekurangan di beberapa sisi, tapi serial ini tetap jadi salah satu drama Jepang yang layak untuk ditonton. Dengan durasi sekitar 35 menit per episode, drama ini memang bukan tontonan yang berat dan cocok dinikmati sambil bersantai.

Kalau kalian sudah menonton Happy Marriage hingga tamat, apa pendapat kalian tentang drama Jepang ini? Yuk, kita diskusikan di kolom komentar!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram