bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Haeundae: The Deadly Tsunami (2009)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Haeundae: The Deadly Tsunami
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Yeon Hee dan Man Sik menjalani kehidupan yang biasa sebagai penduduk di pinggir Pantai Haeundae. Keduanya diam-diam saling memendam perasaan tapi terlalu takut memulai.

Sementara itu seorang profesor, Kim Hwi, untuk pertama kalinya bertemu sang putri setelah bertahun-tahun terpisah.

Profesor Kim tidak bisa lama-lama menikmati waktu dengan putrinya itu karena belakangan dia menangkap beberapa tanda bencana yang berpotensi tsunami.

Menurut prediksinya tsunami akan menghantam Haeundae dengan kekuatan yang sangat dahsyat, bahkan lebih mengerikan dari tsunami yang menimpa Indonesia.

Benar saja, tak lama berselang, tsunami yang ditakutkan itu datang. Ia menyapu semua orang di sekitar Pantai Haeundae.

Bisakah Profesor Kim dan putrinya, Yeon Hee serta Man Sik selamat? Agar tidak semakin penasaran, berikut sinopsis dan ulasan Haeundae: The Deadly Tsunami (2009) untukmu.

Baca juga: 10 Film Tentang Bencana Tsunami yang Menegangkan

Sinopsis

Sinopsis

Yeon Hee (Ha Ji Won) yang menunggu kabar Eok Jo, sang ayah, dengan cemas dapat sedikit lega karena tim evakuasi menemukannya.

Namun, kondisi di laut tidak terlalu baik karena Eok Jo, terjepit di antara barang-barang di atas kapal. Kru sudah berusaha menyelamatkan tapi kesulitan, termasuk Man Sik (Sol Kyung Gu).

Tim penyelamat meminta mereka bergegas karena gelombang besar tsunami akan datang beberapa menit lagi. Eok Jo meminta Man Sik meninggalkannya sambil menitipkan Yeon Hee pada pemuda itu.

Dengan sekejap Eok Jo tewas digulung gelombang besar. Berita tentang tsunami yang melanda Asia Tenggara pun tersiar di televisi. Korbannya mencapai ribuan orang.

Berita tersebut jelas menjadi perhatian banyak warga. Disebutkan bahwa gempa dengan kekuatan 8,9 SR terjadi di dekat Pulau Sumatra, Indonesia.

Gempa sekaligus tsunami tersebut menyebabkan kerusakan besar di beberapa negara seperti India, Sri Lanka, Indonesia dan Thailand.

Yeon Hee yang kehilangan ayahnya masih harus berjuang mencari makan dengan berjualan ikan. Hari itu Yeon Hee dimarahi pemilik kedai makanan laut karena menjajakan ikan di depan tempatnya berjualan.

Pemilik kedai yang ternyata ibu Man Sik itu menghina Yeon Hee dengan sebutan anak yatim piatu. Pertengkaran pun tak bisa dihindarkan, untungnya Man Sik segera datang dan melerai.

Di tempat berbeda Profesor Kim Hee (Park Joong Hoon) sedang mempertahankan teori tsunami raksasanya. Dia memiliki hipotesis bahwa sebidang besar tanah dari sebuah pulau yang longsor ke laut dapat menyebabkan gelombang pasang yang belum pernah terjadi.

Hipotesisnya ditertawakan karena hal tersebut tampak mustahil. Kim sendiri bersikeras bahwa mereka harus bersiap dengan kejadian itu.

Kim Hee menyarankan pemerintah membentuk sebuah komite untuk menganalisa hipotesisnya secara menyeluruh. Dalam rapat tersebut Kim bertemu Lee Yu Jin (Uhm Jung Hwa), wanita yang pernah dekat dengannya dan memiliki seorang putri dengannya.

Lee Yu Jin diketahui sudah setahun berada di Korea setelah sebelumnya tinggal di AS. Kini Yu Jin sibuk mengurusi Pameran Kebudayaan Heundae.

Sementara itu seorang wanita muda, Hee Mi (Gang Ye Won) dan dua temannya berlibur di pinggir pantai. Tak lama tiga orang pemuda mengajak mereka naik kapal pesiar.

Hee Mi memisahkan diri dari mereka dengan menikmati waktunya sendiri. Sayang sejurus kemudian dia malah terjatuh ke laut. Beruntung seorang penjaga pantai, Choi Hyung Sik, menyelamatkannya.

Profesor Kim menerima laporan dari stafnya bahwa telah terjadi gempa di bawah laut Jepang, tepatnya di lepas pantai barat Hokkaido. Besaran gempa sekitar 3,6 SR dengan kedalaman 30 Km di bawah permukaan.

Walau kecil kemungkinan menyebabkan tsunami, staf tersebut merasa ada yang aneh karena episentrum terlihat telah bergerak maju ke arah Semenanjung Korea sejak awal tahun.

Isu pembangunan Pantai Emas Heundae ramai dibicarakan oleh warga di sekitar Pantai Heundae, termasuk Man Sik. Berita tentang pengembangan wilayah Pantai Haeundae bukan satu-satunya topik menarik bagi mereka karena hubungan Man Sik dan Yeon Hee tidak kalah menyenangkan untuk dibahas.

Man Sik disarankan untuk segera menikahi Yeon Hee, tapi tampaknya itu juga tidak mudah sebab Man Sik sudah memiliki istri; wanita yang terlibat cinta satu malam dengannya.

Dari hasil hubungan itu Man Sik memiliki Seung Hyun. Pembicaraan yang asalnya akrab menjadi ‘panas’ karena Man Sik sudah sangat tersinggung dengan topik obrolan para tetangganya itu.

Profesor Kim dan salah satu stafnya sudah berada di atas kapal. Mereka tampak akan mencoba sebuah alat berupa unit pengukur.

Alat pengukur tersebut bisa mendeteksi atau memberikan peringatan dini tsunami Samudra Hindia lima tahun lalu. Selesai memasang Profesor Kim menerima laporan kebocoran gas radon dari stafnya.

Laporan lain menyebutkan telah terjadi gempa bawah laut di Pulau Tsushima sebesar 5,6 SR dan semakin membesar. Kim melaporkan temuannya kepada pihak pemerintah bahwa mereka tidak punya waktu dan harus segera bertindak.

Pasalnya jika Pulau Tsushima runtuh peluang terjadinya tsunami raksasa sangat besar, bahkan lebih besar daripada tsunami di Samudra Hindia tahun 2004 yang gelombangnya hanya setinggi 3-4 meter.

Profesor Kim menjelaskan jika sampai Pulau Tsushima runtuh, gelombangnya dapat mencapai setinggi 50 meter bahkan bisa lebih tinggi dari 100 meter.

Warga harus segera dievakuasi maksimal 10 menit setelah peringatan tsunami berbunyi karena gelombang tersebut diperkirakan dapat melaju dengan kecepatan 700 Km/jam. Lantas dapatkah warga Haeundae menyelamatkan diri dalam waktu kurang dari 10 menit?

Sepuluh Menit Selamatkan Diri dari Tsunami

Sepuluh Menit Selamatkan Diri dari Tsunami

Haeundae: The Deadly Tsunami (2009) merupakan salah satu film bencana dari Korea Selatan yang menelan budget besar saat proses pembuatannya. Tak sia-sia karena dalam beberapa bulan penayangannya, ia berhasil menggaet 11 juta lebih penonton.

Singkatnya, film ini mengisahkan perjuangan orang-orang yang berada di wilayah Pantai Haeundae untuk menyelamatkan diri dari tsunami dalam waktu hanya 10 menit.

Dibuka dengan scene dramatis saat Man Sik terpaksa meninggalkan pria paruh baya bernama Eokjo di atas kapal yang hampir karam, film berjalan dengan menampilkan beberapa plot miliki karakter lain. Setidaknya ada tiga cerita yang disuguhkan guna membangun emosi sebelum ‘menu utama’ tersaji.

Kamu akan melihat cerita Profesor Kim yang baru bisa bertemu putrinya setelah sekian lama, ada Yeon Hee yang jatuh cinta pada Man Sik, saksi kematian sang ayah beberapa tahun lalu, dan Hyung Sik, si anggota regu penyelamat yang jatuh cinta pada gadis kota.

Sayangnya, cerita yang diniatkan membangun emosi itu, pada satu titik terasa terlalu panjang hingga bagianutama dari film ini seolah hanya dapat durasi sisa.

Visual Efek Meyakinkan

Visual Efek Meyakinkan

Film-film bertemakan bencana alam bukan hiburan yang baru. Beberapa tahun ke belakang tema tersebut seperti jamur di musim hujan.

Para produser atau sutradara berlomba-lomba menciptakan film bencana dengan visual efek yang dahsyat dan meyakinkan. Salah satunya Haeundae: The Deadly Tsunami (2009) ini.

Untuk film yang tayang di tahun 2009, visual efek Haeundae (2009) sangat berkualitas sampai-sampai kedahsyatan gulungan ombaknya terasa nyata.

Belasan tahun lalu, dengan teknologi yang pasti belum secanggih sekarang, hal tersebut jadi nilai positif dari film ini. Sayangnya, dari segi cerita tampak kurang realistis.

Mengingat gelombang besar yang bahkan bisa menghantam dan merobohkan gedung-gedung tinggi, cukup banyak orang yang masih selamat rasanya ganjil.

Pada scene pasca kejadian yang memperlihatkan keadaan masih sangat porak-poranda, Jimin, putri Profesor Kim, sudah bisa main ke pantai. Adegan itu harusnya tak perlu ada karena terasa kurang pas.

Bencana sebesar yang menewaskan kedua orangtuanya, tepat di depan mata, pasti membuatnya trauma tapi di scene tersebut Jimin terlihat baik-baik saja. Sutradara seperti sibuk ingin memberikan kesan emosional tanpa memerhatikan detail secara keseluruhan.

Ketemu Ha Ji Won, Lee Min Ki dan Kim Yoo Jung Zaman Dulu

Ketemu Ha Ji Won, Lee Min Ki dan Kim Yoo Jung Zaman Dulu

Berdurasi sekitar 120 menit, nonton Haeundae: The Deadly Tsunami (2009) bisa jadi kamu hilang fokus oleh penampilan Ha Ji Won, Lee Min Ki dan Kim Yoo Jung.

Terutama Lee Min Ki dan Kim Yoo Jung, dua aktor dan aktris yang terlihat masih belia di film ini. Kim Yoo Jung bahkan sangat lucu dengan pipinya yang gembil.

Walau begitu, penampilan mereka di Haeundae: The Deadly Tsunami (2009) sangat memuaskan. Lee Min Ki bahkan mendapat penghargaan sebagai Best New Actor di ajang Baeksang Arts Awards 2010 lalu berkat perannya sebagai Hyung Sik.

Menonton film ini lalu melihat penampilan mereka di tahun-tahun sekarang rasanya seperti mengikuti para aktor dan aktris itu tumbuh.

Sebagai film dengan latar kehidupan masyarakat pinggir pantai, sinematografi Haeundae (2009) cukup cantik. Lanskap-lanskap yang menampilkan keindahan laut, walau tidak banyak, bisa kamu lihat dalam film ini. Gimana? Suka film bertemakan bencana? Gak ada salahnya untuk coba nonton.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram