bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Gulliver's Travels, Terjebak di Dunia Lilliput

Ditulis oleh Aditya Putra
Gulliver's Travel
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Perasaan suka terkadang bisa membuat seseorang bertindak di luar kebiasaannya. Malahan kepribadian seseorang bisa berubah secara drastis. Contohnya seseorang yang takut ketinggian tiba-tiba sering bepergian menggunakan pesawat terbang.

Hal-hal yang terasa terlalu total seperti itu sudah umum dilakukan orang yang sedang kasmaran. 

Di film Gulliver’s Travels, ada seorang pria yang memendam perasaan suka pada seorang wanita. Untuk bisa mendapatkan perhatiannya, sang pria melakukan perjalanan.

Perjalanan itu sayangnya nggak berjalan sesuai rencana. Sang pria harus terjebak di tanah Lilliput. Bagaimana ceritanya? Simak sinopsis dan review filmnya berikut ini.

Sinopsis

gullivers-travel-2_

Lemuel Gulliver bekerja di perusahaan surat kabar di New York. Dia bertugas di bagian surat. Pekerjaan itu sudah dijalaninya selama 10 tahun. Dia menyukai rekan kerjanya, Darcy Silverman.

Berbeda dengan Gulliver, Darcy adalah seorang editor artikel tentang traveling. Gulliver mencoba mengajak ngobrol Darcy. Gulliver mengatakan bahwa dia bermimpi untuk menjadi seorang penulis.

Gulliver ingin membuat Darcy terkesan. Dia mencoba menulis tapi mengalami kesulitan. Dia kemudian menjiplak sebuah laporan dari internet.

Darcy terkesan dengan tulisan yang diakui Gulliver sebagai tulisannya. Dia kemudian meminta Gulliver untuk mengerjakan tugas baru. Tugas itu adalah membuat laporan perjalanan ke Segitiga Bermuda. 

Gulliver sampai di Bermuda. Dia menyewa kapal dan berlayar tepat ke wilayah Segitiga Bermuda. Dia tertidur dalam perjalanan. Badai besar menghantam wilayah itu sampai kapal Gulliver terbalik. Gulliver yang nggak sadarkan diri, terlempar ke wilayah pantai. Sekelompok orang berukuran kecil menghampiri Gulliver. 

Sekelompok makhluk berukuran kecil yang menghampiri Gulliver adalah Liliput. Mereka menyebut Gulliver sebagai beast. Ukuran tubuh Gulliver dianggap nggak normal untuk mereka. Bangsa Lilliput menganggap Gulliver sebagai makhluk berbahaya. Maka dari itu, tubuh Gulliver diikat menggunakan tali. 

Gulliver kemudian dipenjara di sebuah goa. Di sana, Gulliver bertemu dengan seorang Lilliput bernama Horatio. Horatio mengaku dipenjara oleh General Edward.

Edward merasa cemburu karena dia dan Horatio mendekati orang yang sama, Princess Mary. Bangsa Liliput mencoba menjadikan Gulliver budak. Gulliver disuruh mengerjakan pekerjaan kasar. 

Gulliver berhasil membebaskan diri. Bangsa Liliput ternyata sedang dihebohkan oleh kasus penculikan Princess Mary. Gulliver turun tangan untuk menyelamatkan Princess Mary.

Gulliver berhasil melakukan tugas tersebut. Dia juga berhasil memadamkan api yang menjalar di tubuh King Theodore, ayah Princess Mary. Bangsa Liliput menganggap Gulliver sebagai pahlawan. 

Edward merasa iri dengan posisi Gulliver. Apalagi Gulliver langsung menerima penghargaan khusus dari kerajaan. Bangsa Liliput menemukan barang-barang dari kapal yang ditumpangi Gulliver.

Mereka dikagetkan oleh sebuah pesan suara di ponsel Gulliver. Pesan itu berasal dari Darcy yang marah-marah akibat Gulliver nggak ada kabar. Darcy juga akhirnya tahu Gulliver melakukan plagiarisme.

Keesokan harinya, bangsa Liliput diserang oleh bangsa Blefuscian. Edward membuka sekat keamanan bangsa Lilliput. Hal itu dia lakukan karena benci Gulliver dijadikan anak emas.

Gulliver kesulitan karena Blefuscian menembakkan rudal ke perutnya. Tanpa butuh waktu lama, Gulliver berhasil mengalahkan bangsa Blefuscian. Edward merasa dipermalukan. 

Princess Mary sama sekali nggak ingin berhubungan dengan Edward. Dia menemukan blueprint robot dari manual gim Guitar Hero milik Gulliver.

Dia memberikan catatan itu pada bangsa Blefuscian. Bangsa Blefuscian membangun robot itu dan Edward sebagai pilotnya. Bisakah Bangsa Lilliput mengalahkan bangsa Blefuscian? Akankah Gulliver akhirnya bersatu dengan Darcy?

Hasil Adaptasi dari Prosa

gullivers-travel-3_

Film Gulliver’s Travels merupakan hasil adaptasi dari prosa dengan judul yang sama karya Jonathan Swift. Para penggemar tulisan aslinya mungkin akan terganggu dengan cara film mengemas cerita di film.

Masalahnya adalah film menggunakan latar waktu yang modern. Sementara itu, tulisan di prosa dibuat pada tahun 1726. Hal memungkinkan adanya ketimpangan linimasa.

Rob Letterman sebagai sutradara cukup berani mengambil sebuah langkah bold. Apalagi dalam film ini unsur komedi yang ditampilkan sangatlah kental. Terlebih aktor utamanya adalah Jack Black.

Jenis film komedi yang dibintangi Jack Black rata-rata nggak ramah untuk anak-anak. Terbukti, dalam Gulliver’s Travels ada beberapa adegan yang belum layak ditonton oleh anak. 

Hal-hal yang nggak ramah anak dalam ini meliputi kata-kata kasar atau cara Gulliver memadamkan Theodore yang terbakar dengan cara mengencinginya.

Cara berkomedi di film ini cenderung mengandalkan kebodohan. Hal itu bukanlah sebuah masalah besar. Memang ada kesan overacting tapi itulah cara yang bisa membuat film ini dilirik. 

Cerita maupun akting para pemerannya dibuat over the top. Pada akhirnya, hasil dari film ini sangat menghibur. Belum lagi ditambah dengan referensi-referensi budaya pop seperti Star Wars, film Titanic sampai gim Guitar Hero.

Film ini memang karya adaptasi, tapi bisa dengan mudah dinikmati meski kita nggak tahu sama sekali seperti apa karya aslinya.

Satir Kehidupan Kerajaan

gullivers-travel-4_

Cerita dalam prosa Gulliver’s Travels adalah satir. Dalam film pun satir menjadi cara menyajikan cerita. Objeknya adalah kehidupan kerajaan. Subplot yang cukup banyak mendapat screentime adalah hubungan Horatio dan Mary.

Horatio merupakan rakyat jelata sedangkan Mary adalah anggota kerajaan. Mereka terpaksa menyembunyikan hubungan mereka dari publik karena perbedaan kasta.

Ada juga subplot yang menampilkan Edward. Edward sebagai jenderal sangat menyukai Mary. Dia menganggap bahwa hanya dialah di bangsa Liliput yang cocok menikah dengan seorang putri. Sebagaimana ide naif bahwa seorang putri harus dinikahi orang berkedudukan. Pada kenyataannya, Edward bukanlah jenderal yang baik.

Plot dan subplot dalam film ini akhirnya mengerucut pada upaya Edward mengkhianati bangsa Lilliput. Alasan yang mendasarinya pun cukup kuat yaitu rasa frustasi atas kehadiran Gulliver dan Mary yang nggak kunjung dia dapatkan. Tapi plot ini dikemas dengan cara menyenangkan tanpa ada kesan serius sama sekali.

Jack Black Memenuhi Ekspektasi

gullivers-travel-5_

Gulliver’s Travels nggak memberikan pendalaman yang solid pada karakter-karakternya. Kekurangan itu ditutupi oleh cerita yang ringan dan komikal. Secara sinematografi, film ini banyak mengandalkan wide shot. Hal itu ditujukan agar bisa menangkap lingkungan hidup bangsa Lilliput. Penggunaan efek cukup meyakinkan walau nggak sempurna.

Untuk urusan akting, Jack Black terlihat natural ketika memerankan Gulliver di film ini. Film petualangan fantasi terasa lebih fantastik apabila penuh kegilaan. Sang aktor berhasil memenuhi kebutuhan tersebut. Sebagai penonton, kita cuma akan menikmati setiap penampilannya di film ini tanpa ada komplen sama sekali.
Dengan alur maju yang berjalan konstan, Gulliver’s Travels berdurasi cukup singkat yaitu 85 menit. Durasi itu dimanfaatkan betul oleh sang sutradara untuk memacu tempo filmnya.

Gila, absurd dan menyenangkan menjadi tiga kata yang bisa mendeskripsikan film ini. Punya rekomendasi film fantasi yang sama gilanya? Kasih tahu di kolom komentar dong, guys!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram