bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film God Of Gamblers III: Back to Shanghai

Ditulis oleh Suci Maharani R
God Of Gambler III: Back to Shanghai
3.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kembali lagi dengan film ketiganya, God of Gamblers III: Back to Shanghai masih ditulis dan disutradarai oleh Wong Jing. Seperti konsep film lainnya, kali ini Stephen Chow menjadi pemeran utamanya dan tidak lagi memunculkan karakter Andy Lau atau Chow Yun Fat.

Alasannya adalah film ketiga ini mengisahkan balas dendam Tai Kwan pada Chow Sing Cho atau “Malaikat Judi”. Aksi balas dendam ini malah menyeret keduanya kembali ke masa lalu, tepatnya di Shanghai tahun 1937.

Bahkan di masa lalu pun, keduanya masih harus bertarung secara sengit untuk mempertahankan gengsi dan harga diri masing-masing. Apalagi keduanya membela kubu yang saling bersebrangan, belum lagi usaha Sing untuk kembali ke masa depan.

Kira-kira berhasilkan Sing mengalahkan Tai Kwan untuk kedua kalinya dan kembali ke tahun 1991? Untuk mengetahui jawabannya, kamu bisa membaca sinopsis dan review film God of Gambler III: Back to Shanghai (1991) di bawah ini.

Baca Juga: Sinopsis & Review God of Gamblers 2, Melawan Ksatria Judi Palsu

Sinopsis

God Of Gambler III_

Setelah kalah di pertarungan judi sebelumnya, Tai Kwan (John Ching) yang sudah kehilangan kekuatannya pun mulai merencanakan untuk balas dendam.

Pria itu kembali ke perguruannya dan meminta bantuan dari beberapa anggota lainnya untuk membunuh Sing (Stephen Chow). Tak hanya itu saja, pria ini juga menemukan geng mafia untuk melancarkan seluruh aksinya.

Tepat di malam hari, Sing dan Paman Tat (Ng Man-tat) sedang bersantai hingga mereka masuk dalam ilusi dari seseorang. Hampir mati, untungnya ada Lung Ng yang menyadarkan mereka sambil melawan beberapa anggota mafia.

Sementara Sing, melawan satu persatu para ahli supernatural yang punya kekuatan cukup merepotkan. Sing yang tersudut akhirnya mengetahui dalang di balik penyerangan ini, yaitu Tai Kwan dan teman-temannya.

Saling adu kekuatan, siapa sangka hal ini malah membawa mereka masuk ke dalam lubang waktu hingga terdampar di Shanghai tahun 1937. Awalnya Sing tidak menyadari hal ini, hingga ia bertemu dengan kakeknya yang wajahnya mirip dengan Paman Tat.

Chow Tai Fook adalah kakek mereka yang hidupnya miskin, sangat penakut dan bisa dikatakan sikapnya mirip wanita. Beruntungnya Sing dan sang kakek tidak sengaja bertemu dengan Ding Lik, salah satu orang berpengaruh di Shanghai dan sangat kaya raya.

Namun karena hal ini, Sing juga harus terlibat dengan pertarungan sengit dengan Dik Ling melawan militer Jepang yang licik. Tapi yang paling menyenangkan, Sing betemu dengan seorang perempuan cantik yang ternyata tunangan Tuan Dik Ling.

Sempat patah hati, pada akhirnya Sing mengetahui bahwa Ye Mong (Gong Li) dan Yu San adalah orang yang berbeda. Keduanya terlahir kembar, namun Ye Mung memiliki masalah mental, sementara Yu San sangat sempurna.

Yu San tewas setelah dibunuh oleh Wong Kam Kwai, bahkan Sing juga diancam akan kehilangan paman, kakek dan perempuan yang dicintainya.

Satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka hanyalah dengan membunuh Dik Ling. Meski sempat menyetujui hal ini, pada akhirnya Sing berkhianat pada Jenderal Militer Jepang dan tetap berada di sisi Dik Ling.

Kembali ke meja judi, Sing berpikir bahwa ia akan kembali melawan Tai Kwan seperti di pertemuan pertama mereka. Siapa sangka kali ini ia betemu dengan penjudi Perancis yang sangat terkenal, Pierre Cashon yang pernah ia baca bukunya di tahun 1991.

Berhadapan dengan dua penjudi handal dan sakti, kira-kira bisakah Sing mengalahkan mereka dan kembali ke masa depan?

Sing yang Terlempar ke Shanghai Tahun 1937

Sing Yang Terlempar Ke Shanghai Tahun 1937_

Berbeda dengan film God of Gamblers sebelumnya, seri ketiganya justru hanya mengisahkan satu orang saja. Kali ini Wong Jin hanya menceritakan kisah Sing si “Malaikat Judi” yang diperankan oleh Stephen Chow.

Masih ingat dengan Tai Kwan di film God of Gamblers II (1990)? Si penjudi yang sama-sama memiliki kekuatan supernatural seperti Sing ini akan melancarkan aksi balas dendamnya.

Film ketiga ini menjadikan pertarungan harga diri antara Sing dan Tai Kwan, setelah sebelumnya dikalahkan saat di Kapal Pesiar. Untuk membunuh Sing, pria itu meminta bantuan pada anggota seperguruannya. Tapi siapa sangka, mereka malah terlempar ke Shanghai tahun 1937.

Dari sinilah perjalan hidup baru bagi Sing di mulai. Ia tidak sengaja bertemu dengan tokoh penting di Shanghai saat itu. Ding Lik adalah salah satu orang berpengaruh di Shanghai, pria ini tampan, kaya raya dan memiliki bisnis judi ternama. Bahkan Sing juga bertemu dengan gadis impiannya, Ye Mong yang diperankan oleh Gong Li.

Di Shanghai, Sing juga bertemu dengan kakeknya yang wajahnya sangat persis dengan sang paman. Petualangan keduanya bisa dikatakan sangat seru, karena alurnya juga naik turun dengan tambahan romansa yang manis. Saya menyukai bagaimana Stephen Chow terlihat tidak memiliki beban dengan perannya sebagai Sing.

Saya merasa Stephen Chow sangat menikmati karakternya sebagai Sing, meski development karakternya standar saja. Tidak ada yang spesial dari karakternya, namun soal komedinya Stephen dan Ng Man-tat memang makin enjoy bersama.

Justru karakter yang lumayan berkembang adalah Ng Man-tat dan Gong Li. Mereka memerankan dua karakter yang cukup menguras tenaga. Ng Man-tat lebih banyak memerahkan Chow Tai Fook, kakek dari Chow Sing Cho di tahun 1937.

Sementara Gong Li memerankan anak kembar, Yu San gadis yang berpendidikan dan sangat elegan. Di sisi lain ia juga memerankan Ye Mong, gadis yang memiliki keterbelakangan mental. Tapi petualangan Sing di masa lalu memang sangat menghibur dengan cerita yang jauh berbeda dari dua film sebelumnya.

Premis Awal Kurang Berkembang dengan Pemeran Antagonis yang lemah

Premis Awal Kurang Berkembang dengan Pemeran Antagonis yang lemah_

Seperti yang kita ketahui, God of Gamblers III: Back to Shanghai (1991) mengisahkan balas dendam Tai Kwan kepada Chow Sing Cho. Di bagian awal, saya sangat menyukai premis ini karena akan ada pertarungan supernatural yang lebih sengit dari sebelumnya.

Benar saja, paruh awal film ini langsung disuguhkan pertarungan Sing melawan Tai Kwan dan anggota seperguruannya. Sayangnya premis ini seakan hilang setelah Sing mulai menyadari bahwa dirinya terlempar ke masa lalu.

Saya kira Tai Kwan akan muncul sebagai troublemaker yang menyusahkan Sing, baik di meja judi maupun saat ia akan kembali ke masa depan. Sayangnya hal ini tidak terjadi. Pertemuan keduanya terjadi sangat singkat dan Tai Kwan kembali kalah begitu saja.

Sebenarnya saya sangat menyayangkan hal ini karena pertarungan pertarungan keduanya kurang menarik untuk Saya.

Saya berharap akan ada adu kekuatan yang lebih dahsyat dari sebelumnya, bahkan saya berharap Tai Kwan memberikan kejutan bombastis di film ini. Namun alih-alih Tai Kwan yang memberikan kejutan, Wong Jin justru menambahkan karakter penjudi baru dari Perancis.

Pierre Cashon yang katanya memiliki ilmu judi lebih baik dari Sing malah berakhir melempem setelah satu ronde pertandingan.

Untungnya karakter antagonis lainnya, seperti Perwira Wanita Jepang dan Wong Kam Kwai, ini cukup kuat. Keduanya menjadi pasangan anggota mafia dan antek Jepang yang tidak kenal ampun dan sangat sadis.

Meski Singkat, Charles Heung Sangat Mempesona

Meski Singkat, Charles Heung Sangat Mempesona_

Bagi kalian yang mengikuti film God of Gamblers dari seri pertamanya tahun 1989, pasti tahu pasti siapa yang selalu memberikan aksi laga yang memukau. Siapa lagi kalau bukan Charles Heung yang berperan sebagai Long Ng.

Ia adalah bodyguard yang tampan dan sangat ahli dalam bela diri. Sejak seri pertamanya, Charles memang muncul dalam waktu yang singkat, tidak lebih dari 10 hingga 20 menit saja.

Namun penampilannya dalam waktu yang singkat ini selalu berhasil mengambil alih spotlight dari pemeran utamanya. Contohnya dalam God of The Gamblers III: Back to Shanghai (1991).

Ia hanya muncul secara singkat dan tidak sampai 10 menit lho. Ia muncul di paruh pertama film, saat itu Long Ng menyelamatkan Sing dan Paman Tat dari para mafia yang hampir membunuh mereka.

Meski terkesan jingoistik, aksi Long Ng dengan senapan laras panjang dan aksi lemparan pisaunya sangat luar biasa. Hal ini langsung menambah intensitas filmnya, dari aksi komedi Sing dan Paman Tat menjadi aksi tembak-tembakan hingga adu kekuatan supernatural.

Setelah muncul sekilas-sekilas sepanjang film, akhirnya ia kembali hadir di 20 menit sebelum film berakhir. Memakai kostum ala tentara, Charles Heung berhasil mempesona banyak penonton perempuan.

Dengan wajahnya yang tampan, tubuhnya yang tinggi dan kekar, serta aksinya memakai senjata sangat memukau. Aksi penggerebekan dan penyelamatan Sing untuk yang kedua kalinya ini sangat ikonik dan jadi klimaks yang menegangkan.

Inilah review saya setelah menonton God of Gamblers III: Back to Shanghai (1991). Meski banyak hal yang tidak masuk akal dan plot hole, bagi saya film ini worth untuk ditonton. Film ini sangat lucu dan enjoyable untuk ditonton dan plotnya juga mudah untuk dimengerti. Punya pendapat lain? Tuliskan di kolom komentar, ya.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram