showpoiler-logo

Sinopsis & Review Ghostbusters: Afterlife, Generasi Baru Pemburu Hantu

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Ghostbusters: Afterlife
2.9
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Phoebe dan Trevor sedang berusaha untuk beradaptasi di lingkungan rumah barunya. Setelah mereka menemukan peralatan milik kakeknya dan menemukan hal-hal aneh berbau supranatural di desa tempat mereka tinggal, mereka mulai memburu sesosok hantu berbahaya.

Dan dengan dibantu oleh guru sekolah dan hantu kakek mereka, Phoebe dan Trevor harus menuntaskan misi pertama mereka.

Ghostbusters: Afterlife adalah film komedi horor karya Jason Reitman yang dirilis oleh Sony Pictures pada 19 November 2021. Merupakan proyek yang sudah lama hendak dikerjakan, film ini menjadi film keempat dalam franchise Ghostbusters.

Uniknya, seluruh pemeran di dua film sebelumnya hadir kembali, tidak terkecuali Harold Ramis yang sudah wafat di tahun 2014 silam.

Setelah kegagalan film Ghostbusters (2016), akankah film ini bisa mengembalikan citra dan kejayaan franchise komedi horor ini? Yuk, simak review berikut terlebih dahulu untuk mengetahui secara mendalam tentang film ini.

Baca juga: Sinopsis & Review Ghostbusters (2016), Petualangan Baru

Sinopsis

Sinopsis

Callie dan kedua anaknya, Trevor dan Phoebe, melakukan perjalanan darat ke Summerville untuk menerima warisan dari ayahnya yang baru saja wafat secara mendadak. Warisan dari Egon adalah sebuah rumah tua dengan lahan perkebunan yang luas.

Trevor yang berusia remaja berjalan-jalan di sekitar kota kecil itu dan menaruh perhatiannya kepada seorang waitress café bernama Lucky. Sementara Phoebe yang sangat menyukai sains dekat dengan guru sekolahnya yang bernama Gary dan temannya yang memiliki nama unik, Podcast.

Phoebe menyadari bahwa rumah kakeknya ini berhantu. Namun dia tidak takut, justru dia semakin penasaran dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan hantu itu.

Phoebe kemudian menemukan sebuah kotak aneh yang ditunjukkannya kepada Gary. Ternyata gurunya itu adalah salah satu fans Ghostbusters dan dia memberi tahu Phoebe tentang identitas kakeknya yang sebenarnya.

Hantu Egon kemudian menuntun Phoebe untuk menemukan dan mengaktifkan kembali peralatan pemburu hantu yang pernah dipakai oleh kakeknya dahulu.

Hantu Egon pun juga membantu Trevor untuk menghidupkan kembali mobil pemburu hantu yang antik dimana mobil ini langsung dipakai untuk mengejar hantu yang terlepas.

Aksi mereka membawa berbagai kerusakan di tengah kota. Oleh karena itu, mereka semua ditangkap polisi dan ditahan, sementara peralatan mereka semua disita.

Diperbolehkan untuk melakukan satu kali panggilan telepon, Phoebe menggunakannya untuk menghubungi Ray, mantan rekan setim kakeknya di Ghostbusters. Dari sinilah Phoebe mendapat kejelasan tentang apa yang sedang dilakukan oleh kakeknya.

Berhasil keluar dari tahanan karena jaminan Callie dan Gary, mereka kemudian berusaha untuk masuk ke area pertambangan. Mereka menemukan Ivo Shandor di kuil Gozerian yang ternyata masih hidup di dalam peti.

Setelah peralatan milik Egon dihancurkan oleh Callie dan Gary yang berada di bawah pengaruh setan, Ivo berhasil terbangun dari tidur panjangnya, namun langsung tewas di tangan Gozer.

Phoebe, Trevor dan teman-temannya menemukan fakta bahwa ladang perkebunan milik kakeknya adalah perangkap hantu raksasa.

Mereka kemudian masuk ke dalam pertambangan untuk menyelamatkan Callie dan Gary, serta berusaha memancing Gozer ke dalam perangkap. Tiba-tiba ketiga anggota Ghostbusters lainnya datang di saat yang tepat untuk membantu mereka.

Namun, kedatangan Ray, Peter, dan Winston justru membuat Gozer semakin bersemangat untuk menuntaskan balas dendam kepada kelompok pemburu hantu ini.

Berhasilkah mereka menghentikan aksi jahat Gozer dan anak buahnya? Tuntaskan keseruan aksi para pemburu hantu ini dengan menonton filmnya hingga usai.

Strategi Penyelamatan Franchise oleh Sang Ahli Waris

Strategi Penyelamatan Franchise oleh Sang Ahli Waris

Ghostbusters adalah franchise komedi horor yang sangat populer di era 1980an. Dua film yang disutradarai oleh Ivan Reitman tersebut memiliki kualitas yang baik, selain menguasai box-office. Tidak cukup sampai disitu, theme song-nya pun memuncaki Billboard Hot 100.

Kesuksesan kedua film ini kemudian berlanjut merambah ke media lain, yaitu serial animasi The Real Ghostbusters yang ditayangkan ABC dari tahun 1986 hingga 1991. Serial ini kemudian dilanjutkan dengan Extreme Ghostbusters yang menampilkan generasi muda dari pemburu hantu pimpinan Egon.

Serial ini hanya tayang satu season di Bohbot Kids Network di tahun 1997. Di tahun 2016, hadir proyek reboot Ghostbusters yang dibintangi oleh empat komedian wanita.

Meski mendapatkan keuntungan yang besar, namun banyak yang melemparkan kritik pedas atas film ini, terutama karena pergantian tokoh protagonisnya menjadi wanita. Selain itu, film ini juga tidak lucu dan tidak menghadirkan kesan nostalgia dari dua film sebelumnya.

Setelah Sony Pictures membatalkan proyek sekuelnya, Jason Reitman, putra Ivan Reitman, mengumumkan bahwa dirinya akan membuat film reboot sekaligus sekuel dari dua film Ghostbusters karya ayahnya.

Dan inilah film hasil arahan sang ahli waris dimana film ini menjadi kontribusi terakhir dari Ivan Reitman sebelum dirinya wafat di bulan Februari 2022.

Baca juga: 7 Fakta Menarik Seputar Film Ghostbusters: Afterlife (2022)

Performa Apik Pemerannya di Atas Naskah yang Klise

Performa Apik Pemerannya di Atas Naskah yang Klise

Faktor utama yang menjadi poin positif dari film Ghostbusters: Afterlife ini adalah pemilihan pemeran yang cukup sesuai. Dan mereka pun tampil dalam performa yang lumayan apik.

Akting mereka hanya dikecewakan oleh naskah yang masih kurang maksimal dalam mengolah cerita, dialog dan pengembangan karakternya. Dengan status kebintangan dan namanya yang terpampang di poster filmnya, mungkin kita mengira Paul Rudd menjadi tokoh utama.

Namun ternyata kita salah. Pemeran utama film ini adalah aktris cilik Mckenna Grace yang tampil apik di film I, Tonya (2017) dan Troop Zero (2019) dan Finn Wolfhard yang kita kenal lewat serial Netflix Stranger Things.

Sementara Paul Rudd sendiri memerankan karakter yang seharusnya bisa mendapat porsi cerita lebih baik, namun tidak mampu ditempatkan sesuai posisinya oleh Gil Kenan dan Jason Reitman sebagai penulis naskahnya.

Bahkan sebenarnya, tanpa adanya karakter Gary, cerita film ini bisa berjalan dengan sendirinya. Ini hanyalah salah satu kekurangan dari naskah film yang syutingnya dilangsungkan di Calgary ini.

Karakter Gary yang awalnya hadir dengan gaya yang cukup menarik, kemudian terjatuh dalam keromantisan klise yang semakin membuatnya kehilangan arah. Hal ini sekaligus melemahkan karakter Callie yang sudah tampil kuat dengan status orang tua tunggalnya.

Sarat Kesan Nostalgia Film Aslinya

Sarat Kesan Nostalgia Film Aslinya

Sebagai ahli waris dari sang ayah, Jason Reitman berhasil membujuk kembali tiga pemeran asli dari dua film Ghostbusters, yaitu Bill “Peter” Murray, Dan “Ray” Aykroyd, dan Ernie “Winston” Hudson.

Sejak pengembangan Ghostbusters III tidak mendapatkan kejelasan dari awal 1990an hingga tahun 2004, Bill Murray sudah menyatakan bahwa dia tidak tertarik lagi dengan kelangsungan franchise ini.

Namun karena diperlihatkan konsep dan naskah karangan Jason yang menarik, ketiga aktor senior ini langsung menyatakan diri akan kembali memainkan karakter yang telah mereka populerkan di era 1980an tersebut.

Dan hebatnya lagi, mendiang Harold Ramis pun bisa dihadirkan kembali lewat kecanggihan teknologi dari stok adegan dua film sebelumnya yang kini menampilkan Egon sebagai hantu.

Selain para aktornya, film ini pun memunculkan juga mobil Cadillac klasik milik para pemburu hantu beserta perangkat perang mereka.

Kesan nostalgia ini juga dikuatkan dengan banyak quote yang diulang dari film lamanya, seperti, “Who you gonna call?” ketika Phoebe diberi kesempatan untuk menelepon dari kantor polisi.

Maksud hati ingin nostalgia, tapi penggunaan beberapa quote klasik secara sporadis justru menghadirkan kesan klise yang berlebihan.

Sebenarnya, kisah yang disajikan dalam film ini cukup baik dan memiliki berbagai karakter yang menarik. Hanya saja ketika disuntikkan unsur klise klasik dan nostalgia dari Ghostbusters, kesan dipaksakan mulai terlihat.

Ghostbusters: Afterlife tampil lumayan bagus sebagai reboot sekaligus sekuel franchise komedi horor populer, film ini banyak menyuguhkan kesan nostalgia yang kental dan karakter-karakter yang menarik.

Hanya saja, terlalu banyak hal klise dan humor yang tidak lucu, membuat film ini tidak berhasil menggali potensinya dengan maksimal.

Film ini tentu saja disambut hangat oleh fans sejati Ghostbusters setelah menelan kekecewaan dari film sebelumnya, sekaligus menghapuskan dahaga rasa rindu yang sudah terpendam lama.

Film lanjutan segera direncanakan melihat kesuksesan yang diraih dari sisi komersil film ini. Bagi yang ingin berpetualang memburu hantu yang seru, film ini wajib ditonton. Selamat menyaksikan!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram