bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Gara-Gara Warisan, Rebutan Warisan Ayah

Ditulis oleh Lady S
Gara-Gara Warisan
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Menjelang lebaran, biasanya ada film-film bertema keluarga yang menghibur dan siap dirilis ke pasaran. Begitu juga film yang akan kita ulas ini.

“Gara-Gara Warisan" adalah sebuah film bergenre drama komedi yang dirilis tepat di momen lebaran 2022. Film ini juga menjadi debut pertama bagi Muhadkly Acho yang terkenal sebagai komika.

Diproduseri juga oleh komika ternama di Indonesia, Ernest Prakasa, film “Gara-Gara Warisan” tidak hanya hadir dengan komedi segar namun juga cerita yang menyentuh. Lalu gimana ulasan filmnya? Yuk simak selengkapnya berikut ini.

Sinopsis

gara gara warisan-1_

Tiga bersaudara Adam (Oka Antara), Laras (Indah Permatasari), dan Dicky (Ge Pamungkas) hidup terpisah setelah kematian ibu mereka. Adam tinggal bersama keluarga kecilnya, Laras tinggal di panti jompo dan menjadi pengurus disana, sedangkan Dicky hidup luntang-lantung sebagai pemakai narkoba.

Suatu hari, ayah mereka yang bernama Dahlan (Yayu Unru), divonis mengidap kanker stadium berat. Ia harus segera menjalani pengobatan yang biayanya mencapai miliaran. JIka tidak, Dahlan bisa meninggal.

Sebenarnya Dahlan bisa saja menjual Guest House miliknya untuk pengobatan, tapi Dahlan tak mau menjualnya karena ia ingin mewariskan Guest House itu pada anak-anaknya.

Maka, dipanggillah ketiga anaknya itu untuk segera pulang ke Bandung, tempat sang ayah tinggal. Dari ketiga anak itu, Laras lah yang paling enggan untuk pulang karena konflik masa lalu dengan ayahnya.

Laras masih tidak ikhlas menerima kenyataan bahwa Dahlan sudah menikah lagi. Namun akhirnya, Laras menuruti kemauan Dahlan untuk pulang ke Bandung.

Setelah semua anaknya berkumpul di rumah lama mereka, Dahlan berujar kalau ia akan mewariskan Guest House miliknya ke salah satu dari ketiga anaknya. Tapi tentu saja ada syarat yang harus mereka jalani. Mereka bertiga harus bisa mengelola Guest House selama sebulan.

Nantinya, karyawan Guest House yang akan menjadi jurinya. Para karyawan akan melakukan voting untuk menentukan siapa yang pantas menjadi pemilik Guest House selanjutnya.

Meskipun ada penolakan di awal, namun pada akhirnya Adam, Laras, dan Dicky menerima tantangan dari ayah mereka itu. Adam mulai melatih karyawan agar pelayanan Guest House mereka semakin baik.

Sedangkan Laras mencoba mempromosikan Guest House dengan mendaftarkannya ke aplikasi traveling. Dicky sendiri lebih banyak membangun hubungan baik dengan para karyawan.

Semua berjalan dengan baik dan hampir tidak ada hambatan berarti. Tapi hal itu tidak bertahan lama. Saat sedang memeriksa keuangan, Adam dan Laras mendapati uang pemasukan Guest House mereka hilang tanpa jejak.

Sayangnya, kejadian hilangnya uang itu terjadi setiap kali Dicky sedang kebagian tugas mengelola Guest House.

Adam dan Laras yang memang sejak awal bersikap skeptis karena Dicky sering ‘nyabu’, menuduh Dicky yang menjadi dalang hilangnya uang tersebut. Dicky tak terima dengan tuduhan tersebut. Ia pun kabur ke rumah pacarnya.

Namun ternyata konflik semakin berkembang ketika Sanusi (Lukman Sardi), seorang pengusaha dan juga pengedar narkoba menawarkan uang 5 miliar sebagai harga jual Guest House milik Dahlan. Meskipun butuh uang, Dahlan menolak mentah-mentah tawaran tersebut.

Sanusi tak hilang akal. Ia melihat peluang saat Dicky yang tengah kalut dengan tuduhan kakak-kakaknya, berusaha untuk meminta sabu darinya. Memanfaatkan kelemahan Dicky, ia kemudian menjebak Dicky dengan menawarkan sabu asal Dicky mau menuruti kemauannya.

Dicky tergiur dengan tawaran Sanusi. Ia pun menyanggupi permintaan Sanusi untuk menjadi pengantar Narkoba. Namun di tengah jalan pulang saat Dicky sedang membawa Sabu tersebut, ia dicegat oleh sekelompok orang tak dikenal. Ia dipukuli habis-habisan sedangkan tas-nya dibawa oleh orang-orang tersebut.

Ternyata itu hanyalah akal-akalan Sanusi. Orang-orang yang mengeroyok Dicky adalah orang-orang suruhan Sanusi. Sanusi kemudian mendatangi rumah Dahlan dan meminta pertanggung jawaban atas hilangnya sabu yang dibawa Dicky tersebut. Sanusi meminta ganti rugi 5 miliar atau Dahlan harus menyerahkan Guest House itu padanya.

Lalu bagaimana akhir cerita film ini? Kamu bisa tonton filmnya dulu sampai habis ya!

Ajarkan Nilai-Nilai Penting dalam Keluarga

gara gara warisan-6_

Seperti halnya film bertema keluarga lainnya, "Gara-Gara Warisan" juga mencoba mengangkat nilai-nilai penting yang harus ada dalam sebuah keluarga. Nilai itu adalah kerukunan, saling membantu, dan saling menerima keburukan masing-masing.

Dicky yang merupakan seorang pecandu, awalnya memang dibenci kakak-kakaknya. Semua kakaknya baik Adam maupun Laras merasa Dicky hanya menjadi beban keluarga. Ia adalah sosok yang paling dimanja di rumahnya.

Meskipun di saat terakhir, Dicky membuat masalah yang sangat fatal, pada akhirnya kedua kakaknya tetap mendampingi Dicky sampai akhir.

Selain itu di adegan lain seperti saat mereka berusaha mengelola Guest House dengan caranya sendiri, ketiganya sebenarnya punya peran masing-masing yang sama pentingnya. Tanpa disadari oleh mereka sendiri, mereka sebenarnya tengah membangun Guest House itu bersama-sama.

Pada akhirnya, film ini mencoba menunjukan pada penonton bahwa seperti keluarga lainnya, tidak ada satupun saudara kandung yang sempurna. Untuk mencapai kebahagiaan utuh sebagai keluarga, kita harus mampu menerima kekurangan saudara kita dan saling membantu sebisanya.

Premis Cerita Menarik dengan Alur Lambat

gara gara warisan-4_

Film ini memiliki premis cerita yang cukup menarik dimana konfliknya melibatkan pembagian warisan pada anak-anak yang hubungannya kurang harmonis dengan ayah mereka. Selain itu, menarik untuk melihat bagaimana 3 bersaudara ini saling bahu-membahu membesarkan Guest House milik ayah mereka.

Dengan premis tersebut, film ini cukup bisa menawarkan plot cerita yang terbilang ‘aman’. Sayangnya, pembagian alur cerita terasa kurang seimbang karena saat film hampir berakhir, konflik intens baru terbuka.

Di paruh terakhir, tiba-tiba saja semua berjalan cepat dari mulai hilangnya uang dari kas keuangan Guest House, Dicky yang kabur dari rumah, lalu Dicky yang dijebak Sanusi, sampai akhirnya Dahlan meninggal dunia. Semua terjadi di akhir.

Jadi dari awal hingga ¾ film, alur cerita terasa lambat. Malahan, scene-scene yang ada di bagian ¾ film ini didominasi dengan adegan-adegan komedi dari 4 karyawan Guest House yang memang diperankan oleh para komika dan juga karakter Hesti.

Memang sih, film ini dilabeli dengan genre drama komedi. Namun menurut saya, adegan komedi yang tak terlalu membangun cerita sangat mendominasi di awal hingga film nyaris berakhir sehingga sulit untuk membangun simpati ketika ada berbagai adegan miris di akhir.

Padahal, kejadian yang terjadi pada keluarga Dahlan bisa dibilang cukup memilukan apalagi saat Dahlan akhirnya meninggal.

Komedi Segar dan Menghibur

gara gara warisan-3_

Terlepas dari pembagian alur yang kurang seimbang antara drama dan komedi, adegan-adegan komedi yang tersuguh memang cukup bikin kita tertawa.

Ini berkat penampilan 4 komedian ternama Indonesia yaitu Achi Resti, Dicky Difie, Lolox, dan Ence Bagus. Selain hadir dengan karakter masing-masing, mereka juga membawa celetukan-celetukan yang menghibur dan tidak berlebihan.

Selain itu, karakter yang diperankan Hesti Purwadinata juga banyak menyajikan adegan kocak dan relate dengan kehidupan sekarang. Contohnya saja scene saat Hesti yang berpura-pura menjadi influencer yang seolah menyindir para pengguna sosmed yang terobsesi menjadi influencer. Tingkah kocaknya ini cukup membuat film ini terasa menghibur.

Penampilan Sheila Dara yang Mencuri Perhatian

gara gara warisan-5_

Kalau biasanya aktris Sheila Dara didapuk menjadi pemeran utama, di film "Gara-Gara Warisan" ini Sheila hanya bermain sebagai pemeran pendukung. Ia memerankan karakter Vega, seorang pecandu dan juga kekasih Dicky.

Meskipun hanya sebagai pemeran pendukung dengan screen time yang cukup minim, tapi kehadiran Sheila Dara cukup mencuri perhatian.

Pasalnya, akting Sheila Dara sebagai seorang junkie atau pecandu narkoba ini tampak total. Gelagat dan ekspresinya cukup membawa vibes pecandu narkoba kelas berat. Tampilan visual Sheila pun dibuat se-kumal mungkin sehingga kamu mungkin hampir tidak mengenali Sheila yang kita kenal di "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini".

Padahal, Sheila sendiri mengaku awam soal pecandu narkoba. Ia malah banyak belajar soal karakternya ini dari Ge Pamungkas yang memang mencari tahu sendiri soal karakter pecandu.

Selain itu, tim make up dan wardrobe film ini patut diacungi jempol karena mampu mendukung karakter junkie pada Sheila dan Ge menjadi lebih hidup.

Meskipun proporsi alurnya kurang seimbang, namun harus diakui kalau film ini memang sangat menghibur terutama lewat guyonan-guyonan segarnya. Tapi kalau kamu tipe penonton yang sangat menjunjung alur cerita, mungkin kamu tidak bisa banyak berekspektasi disini.

Overall, film ini tetap seru dan menghibur untuk ditonton bersama saudara-saudara di rumah. Itu dia ulasan mengenai film keluarga berjudul "Gara-Gara Warisan". Kasih tahu pendapat kamu soal film ini kalau kamu sudah menontonnya ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram