showpoiler-logo

Sinopsis & Review Fullmetal Alchemist: Final Transmutation (2022)

Ditulis oleh Mutiara Dwi C.K.
Fullmetal Alchemist: Final Transmutation
2.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Fullmetal Alchemist: Final Transmutation merupakan film terakhir dari seri film Fullmetal Alchemist. Film ini telah tayang pada 24 Juni 2022 di Jepang, selang satu bulan setelah Fullmetal Alchemist: Revenge Scar. Sementara di Indonesia, film ini bisa ditonton streaming sejak 24 September di Netflix. 

Film ini akan menceritakan lebih jauh perjalanan panjang Elric bersaudara untuk menghentikan ‘pengorbanan’ manusia. Kini, keduanya harus berhadapan dengan ancaman yang lebih besar setelah peristiwa mereka tertelan oleh Gluttony.

Seperti apakah perjuangan Edward dan yang lainnya melawan musuh terakhir? Berikut ini ulasan selengkapnya.

Sinopsis

fullmetal alchemist the last transmutation_sinopsi_

Dalam sebuah perjalanan, Hohenheim diserang sekelompok perampok. Namun, ia berhasil selamat setelah muncul Izumi yang merupakan guru dari Al dan Ed. Pertemuan itu membuat Hohenheim mengetahui kalau Izumi pernah pergi ke Pintu Kebenaran untuk menghidupkan kembali anaknya.

Ed, Envy bersama Ling masih berada di dalam tubuh Gluttony dan sedang mencari cara untuk keluar. Sementara itu, di luar, Ale sedang mencari cara untuk bisa mengeluarkan kakaknya. Al dan Gluttony pergi untuk bertemu dengan Ayah untuk mencari tahu apakah ia bisa mengeluarkan Ed dan yang lainnya.

Di tempat berbeda, tepatnya di markas tentara Amestris, jendral Roy Mustang dan Riza sedang mencari tahu pejabat pemerintahan yang bekerja sama dengan Homunculus. Tujuannya adalah untuk menentukan siapa musuh dan siapa yang masih satu jalan.

Kembali pada Ed yang tengah mencari cara dan terpojok oleh Envy yang berubah wujud. Saat itu, Ed tak sengaja melihat beberapa simbol yang mengingatkan pada Pintu Kebenaran.

Ed berspekulasi kalau mereka bisa keluar dari dalam tubuh Gluttony dengan memanfaatkan Pintu Kebenaran tersebut. Dan benar saja, akhirnya Ed, Ling dan Envy bisa keluar dari sana setelah mencoba cara tersebut.

Sesaat sebelum keluar, Ed sempat melihat jiwa Alphonse di dalam Pintu Kebenaran. Ed berjanji akan menjemput kembali Al setelah semua urusannya selesai. Setelah keluar dari tubuh Gluttony, kini Ed dan yang lain berada di hadapan Ayah yang sangat mirip dengan wajah ayah aslinya.

Ed dan Al untuk saat ini dibiarkan begitu saja, tapi Ling yang menurut Ayah tak berguna diberikan salah satu batu Filsuf dengan jiwa serakah yang bernama Greed. Secara mengejutkan, tubuh Ling diambil alih oleh Greed yang ternyata memberontak pada Ayah. 

Setelah Ed dan Al mencoba melawan Ayah, Scar dan Mei Chang datang untuk sama-sama melawan Ayah. Namun, setelah mencoba, mereka pun memutuskan untuk mundur dan melarikan diri.

Di sebuah tempat persembunyian, Ed, Al, Scar dan Mei mencoba memecahkan catatan milik kakaknya Scar. Secara mengejutkan mereka menemukan petunjuk mengenai lingkaran transmutasi yang mengelilingi kota Amestris.

Dari peta tersebut, masih ada satu kota yang belum tersentuh untuk menyempurnakan lingkaran transmutasi. Lalu, tiba-tiba Ling datang dan mencoba menjelaskan tentang Hari yang Ditunggu oleh para Homunculus. Dan tak lama, tubuh Ling kembali dikuasai oleh Greed. 

Mendengar penjelasan Ling, Ed bergegas untuk pergi ke utara, ke kota Briggs. Al sendiri bertugas untuk mencari Ayah kandung mereka. Sedangkan Scar dan Mei mencoba mencari cara menghentikan lingkaran transmutasi skala besar itu.

Di tempat lain, Mustang akhirnya mengetahui fakta kalau semua pejabat pemerintahan melakukan korupsi.

Sesampainya di Briggis, Ed bertemu dengan Olivier Mira Armstrong yang merupakan kakak perempuan dari Alex Louis Armstrong. Ed pun menyampaikan semua hal yang ia ketahui mengenai pemerintahan, Homunculus dan lain sebagainya.

Al pun berhasil bertemu dengan ayahnya. Ia kemudian menceritakan semua peristiwa yang dialaminya.

Di saat yang bersamaan, Mustang melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan. Ed dan yang lainnya harus kembali berhadapan dengan para Homunculus. Kini, Ed bersama ayahnya serta teman-temannya berjuang untuk menghentikan Hari yang Ditunggu.

Homunculus, Hari yang Ditunggu dan Pintu Kebenaran

review fullmetal alchemist the last transmutation_Homunculus, Hari yang Ditunggu dan Pintu Kebenaran_

2 jam 22 menit, durasi yang cukup panjang untuk film terakhir dari seri Fullmetal Alchemist. Dalam durasi yang cukup panjang tersebut, alur ceritanya dikemas dengan cukup padat dan cukup detail. Namun, sebenarnya agak sulit mencerna alur ceritanya karena banyak istilah asing yang muncul. 

Meski begitu, akhirnya di film ini dijelaskan mengenai homunculus, Hari yang Ditunggu dan Pintu Kebenaran. Bagi yang tidak mengikuti manga atau animenya mungkin akan agak kebingungan dengan beberapa istilah ini. Apalagi memang tidak dijelaskan secara mendetail mengenai istilah-istilah tersebut.

Tapi, secara singkat, homunculus dijelaskan sebagai manusia buatan yang memiliki kemampuan khusus dan diciptakan dari batu filsuf. Hari yang Ditunggu merupakan sebuah rencana untuk membuat batu filsuf raksasa dengan mengorbankan banyak orang. 

Sementara Pintu Kebenaran merupakan pintu misterius yang dilihat oleh orang yang mencoba untuk melakukan transmutasi manusia. Di pintu tersebut, orang yang bersangkutan bisa melihat sebuah kebenaran tapi harus melakukan ‘pertukaran yang setara’.

Baik homunculus, Hari yang Ditunggu dan Pintu Kebenaran merupakan sebuah rencana besar dari Ayah yang mencoba menguasai dunia. Tapi, prakteknya harus mengorbankan banyak jiwa manusia agar bisa mencapai kekuatan yang besar.

Sebagian Visual Agak Mengganggu

review fullmetal alchemist the last transmutation_Sebagian Visual yang Agak Mengganggu_

Sejak seri pertamanya, seri film Fullmetal Alchemist sudah banyak memunculkan visual effect yang menyerupai pada manga. Sayangnya, pada film terakhir ini, beberapa visual effect terlihat mengganggu dan membuat saya merasa cringe ketika menonton.

Terutama pada beberapa bagian monster dari homunculus dan latar green screen yang terlihat tidak nyata. Meski ada beberapa visual effect yang cukup lumayan, tapi secara keseluruhan dari segi visual effect pada film kali ini tidak terlalu bagus.

Bagi saya, visual pada film ini merupakan visual yang terburuk dari seri trilogi Fullmetal Alchemist. Padahal, saya cukup berharap film ini akan lebih baik dari segi visual effect dibandingkan dua film sebelumnya.

Akhir Cerita yang Mengharukan

review fullmetal alchemist the last transmutation_Akhir Cerita yang Mengharukan_

Seperti pada manga dan anime, film ini pun berakhir dengan kisah yang mengharukan setelah sekian banyak perjuangan Ed dan Al untuk mengembalikan tubuh mereka dan membangkitkan ibu mereka.

Ya, pada film ini akhirnya tubuh Al bisa kembali menjadi manusia lagi. Namun, dibalik kembalinya tubuh Al, ada beberapa adegan dan percakapan yang cukup menyentuh.

Sayangnya, penonton hanya diberi waktu sedikit untuk melihat tubuh manusia Al, karena cerita berakhir dengan cepat ketika pertarungan selesai.

Dan semua itu berhasil diperankan baik oleh hampir semua pemain di film ini. Semua pemerannya berhasil memerankan masing-masing karakter yang bisa dibilang sama dengan seri anime. Jadi, usaha mereka patut untuk diacungi jempol.

Nah, itulah ulasan film Fullmetal Alchemist: Final Transmutation. Secara keseluruhan, film ini cukup menarik untuk ditonton. Meskipun ada beberapa bagian yang kurang, tapi masih bisa dinikmati.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram