showpoiler-logo

Sinopsis & Review From Up on Poppy Hill, Dua Remaja Jatuh Hati

Ditulis oleh Yanyan Andryan
From Up on Poppy Hill
3.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

From Up on Poppy Hill atau Kokuriko-zaka Kara adalah film drama animasi Jepang yang disutradarai oleh Goro Miyazaki, dan ceritanya ditulis oleh Hayao Miyazaki bersama Keiko Niwa. Jalan cerita film animasi ini didasarkan pada sebuah seri manga tahun 1980 dengan judul yang sama garapan Chizuru Takahashi, dan Tetsuro Sayama.

Artis Masami Nagasawa menjadi pengisi suara untuk karakter utamanya yang bernama Umi Matsuzaki. Ia adalah seorang siswi di SMA Isogo, dan mengelola sebuah rumah penginapan Coquelicot Manor.

Lalu, aktor Junichi Okada mengisi suara untuk karakter Shun Kazama, seorang siswa dan juga pemimpin redaksi koran SMA Isogo yang menyukai Umi.

Sinopsis

from-up-on-poppy-hill-1_

Umi Matsuzaki atau yang sering dipanggil dengan nama Meru adalah siswi SMA Isogo yang berusia 16 tahun. Meru tinggal di Coquelicot Manor, sebuah rumah penginapan yang menghadap ke Pelabuhan Yokohama, bersama kedua adiknya, neneknya, dan juga dengan beberapa tamu yang menginap di sana.

Ayahnya Meru, Yuichiro Sawamura, adalah seorang kapten kapal laut yang sudah meninggal ketika ia masih kanak-kanak. Sedangkan ibunya, Ryoko, sekarang sedang berada di Amerika Serikat untuk belajar di bidang kedokteran.

Setiap pagi, Meru selalu mengibarkan satu set bendera sinyal untuk menghormati ayahnya. Sementara itu, Shun Kazama, siswa dari SMA Isogo, kerap melihat sinyal tersebut dari laut. Ia pun menaikkan bendera yang sama di kapal tandu saat dirinya pergi ke sekolah bersama ayahnya yang sedang melaut.

Suatu hari saat berada di sekolah, Meru membaca sebuah puisi tentang pengibaran bendera sinyal di koran SMA Isogo, dan mengetahui penulisnya adalah Shun Kazama. Meru lalu menemani adiknya, Sora, untuk mendapatkan tanda tangannya Shun di Latin Quarter, sebuah bangunan tua yang menampung klub sekolah SMA Isogo.

Sesampainya di sana, Meru juga mengetahui jika Shun menerbitkan koran sekolah bersama dengan Shiro Mizunuma, ketua Siswa SMA Isogo. Shun kemudian meminta Meru membantunya dalam mengerjakan tulisan koran. Meru pun setuju. Namun ia tidak bisa berada di Latin Quarter terlalu sore karena harus menyiapkan malam di tempat tinggalnya.

Beberapa waktu kemudian, para murid akan mengadakan debat terbuka di Latin Quarter. Di momen itu, Shun lalu berusaha menyakinkan seluruh murid untuk merenovasi, dan membersihkan Latin Quarter yang akan diruntuhkan oleh dewan sekolah. 

Setelah melewati perdebatan, usulan Shun disetujui oleh para murid. Mereka pun berkontribusi untuk membuat Latin Quarter agar terlihat lebih rapi dan bersih supaya tidak dihancurkan. Saat membersihkan gedung tua tersebut, Meru, dan Shun mulai memiliki perasaan satu sama lain.

Pada hari libur, Meru lalu mengajak Shun dan Shiro untuk datang ke Coquelicot Manor. Di ruang kerja ibunya, Meru menunjukkan kepada Shun sebuah foto tiga pemuda angkatan laut.

Salah satu dari tiga orang itu adalah ayahnya, Yuichiro Sawamura, yang terbunuh dalam Perang Korea. Setelah melihatnya, Shun terkejut karena dia juga mempunyai foto yang sama seperti yang dimiliki Meru.

Karena hal tersebut, Shun mulai menghindari Meru di sekolah dan selalu menjaga jarak dengannya. Shun lalu bertanya pada ayah angkatnya, Akio, dan meminta penjelasan apakah Yuichiro Sawamura adalah ayah kandungnya yang asli.

Akio lalu menjelaskan bahwa setelah Perang Dunia II berakhir, Yuichiro datang ke rumahnya dengan menggendong Shun yang pada waktu itu masih bayi. Karena keluarga Kazama baru saja kehilangan anak, mereka kemudian mengadopsi Shun, dan merawatnya dengan sangat baik hingga sampai sekarang.

Sepulang sekolah, Meru menemui Shun dan meminta penjelasan kenapa dia menghindarinya terus. Shun lalu menunjukan padanya foto yang sama seperti yang dia miliki. Shun kemudian mengungkapkan kepada Meru bahwa mereka bersaudara. Keduanya pun menahan perasaan suka mereka dan memutuskan untuk menjadi teman seperti biasa.

Singkat cerita, dewan sekolah tidak jadi meruntuhkan Latin Quarter setelah mereka melihat gedung itu menjadi bersih. Meru pun bertemu ibunya, Ryoko, yang baru saja pulang dari Amerika.

Ia lalu meminta keterangan tentang Shun Kazama apakah mereka bersaudara. Ryoko menjelaskan bahwa ayah kandung Shun sebenarnya adalah Hiroshi Tachibana, pria kedua dalam foto tersebut.

Pada tahun 1945, Tachibana tewas dalam kecelakaan kapal laut dan Ibu Shun meninggal saat melahirkan. Ryoko tidak dapat merawat Shun karena sedang mengandung Meru.

Maka dari itu, Yuichiro mendaftarkan Shun sebagai anaknya agar tidak menjadi yatim piatu. Namun, ia akhirnya memberikan Shun kepada keluarga Kazama untuk diadopsi. 

Kolaborasi yang Memikat Antara Goro Miyazaki, dan Hayao Miyazaki

from-up-on-poppy-hill-2_

From Up on Poppy Hill adalah karya kedua dari Goro Miyazaki setelah sebelumnya membuat film animasi Tales from Earthsea (2006). Di sini, ia berkolaborasi dengan ayahnya sendiri, Hayao Miyazaki, maestro Ghibli yang membuat film animasi populer seperti My Neighbor Totoro (1988), Princess Mononoke (1997), dan Spirited Away (2001).

Hayao bertindak sebagai penulis naskahnya, dan Goro bekerja sebagai sutradaranya. Selepas hasil yang tidak memuaskan dari Tales from Earthsea, Goro menjadikan From Up on Poppy Hill sebagai film animasi terbaiknya sampai sejauh ini. Gambar animasi, jalan cerita, dan karakter dalam film ini jauh lebih menarik hati dibandingkan dengan karya terdahulunya.

Selama 90 menit, From Up on Poppy Hill berfokus pada nostalgia Jepang di era tahun 1963. Alur ceritanya terasa sederhana, dan mampu membuat kita merasa nyaman untuk untuk menontonnya.

Secara sekilas, film ini hanya mengikuti Meru melalui beragam aktivitas sehari-harinya mulai dari berbelanja bahan masakan, menanak nasi, dan mengelola Coquelicot Manor. Di sekolah, ia membantu penerbitan koran sekolah, ikut serta dalam renovasi Latin Quarter, hingga terlibat asmara dengan Shun.

Namun setiap harinya, Meru mengibarkan bendera sinyal untuk kapal-kapal yang lewat. Hal itu juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada ayahnya.

Terlepas dari itu, film ini di satu sisinya mencoba memperlihatkan kondisi Jepang yang berusaha bangkit dari keterpurukan setelah melewati masa lalu suram akibat Perang Dunia II, dan Perang Korea.

Oleh karenanya, From Up on Poppy Hill menghadirkan situasi klasik Jepang di filmnya ini dengan citra yang cerah tanpa meninggalkan kesan otentik dan juga tidak menghilangkan kebudayaan mereka yang kuat.

Film ini pun berjalan dengan manis, dan juga sentimental. Sebuah kolaborasi yang memikat hati antara sang maestro Hayao Miyazaki, dan putranya, Goro Miyazaki.

Peristiwa Perang Membentuk Dua Karakter Utamanya

from-up-on-poppy-hill-3_

Film ini mewujudkan momen-momen era kebangkitan Jepang pasca perang dalam gaya cerita yang penuh warna, dan memukau. Selama periode tahun 1960-an, Jepang dihidupkan kembali, dan direvitalisasi untuk menuju sebuah perubahan yang jauh lebih modern.

Secara latar belakang cerita, film ini pun mencoba memperlihatkan hal itu dengan visual perkotaan yang lebih berkembang di tahun tersebut.

Sementara itu, dua karakter utamanya, Umi Matsuzaki atau Meru (Masami Nagasawa), dan Shun Kazama (Junichi Okada) menemukan diri mereka berada dalam momen transisi Jepang. Perjalanan karakter mereka telah terbentuk dengan latar belakang perang yang membuat keduanya memiliki nasib serupa.

Meru dan Shun kehilangan ayah mereka yang sama-sama tewas dalam peristiwa Perang Korea. Kebetulan juga, kedua ayahnya mereka adalah sahabat baik yang masing-masing bertugas di lautan. Seperti sebuah takdir yang tidak bisa dihindarkan, Meru dan Shun bertemu di usia remaja dalam momen romansa yang cukup rumit awalnya, namun berakhir indah.

Karakter Meru sendiri adalah gadis muda penuh tanggung jawab, baik untuk dirinya, keluarganya, maupun jalan hidupnya. Meru adalah generasi remaja Jepang di tahun 1960-an yang tetap cinta pada tradisi, dan menghormati nilai-nilai kesopanan. 

Di sisi lain, Shun, sedari remaja ia adalah seorang revolusioner dengan menerbitkan tulisan-tulisannya di koran SMA Isogo. Ia juga menentang pikiran-pikiran kolot saat dewan sekolah ingin menghancurkan gedung tua Latin Quarter yang berisikan klub filsafat, klub fotografi, klub ilmiah hingga klub koran sekolah yang ia kelola.

Tekstur Visual yang Mempesona 

from-up-on-poppy-hill-4_

Penggunaan animasi From Up on Poppy Hill masih tetap terasa menarik khas film-film karya studio Ghibli. Visualnya terlihat mengagumkan dengan tekstur sinematografi yang cukup detail. Warna animasinya pun cukup mengesankan, dan secara tidak langsung dapat memberikan suasana hati kita menjadi ceria.

Selain itu, kota tepi laut yang digambarkan dalam film ini mampu menjadi latar belakang romansa yang manis antara Meru, dan Shun. Lingkungan sekitarnya juga diperlihatkan sangat menawan mulai dari pelabuhan yang berkabut, toko-toko dan pasar terasa hidup serta ramai hingga bentuk gedung Latin Quarter yang sangat impresif.

Secara keseluruhan, Goro, Hayao, dan studio Ghibli berhasil melukis film ini dengan kekuatan visual grafis yang indah. Jalan ceritanya juga berjalan menyenangkan, sedikit dramatis, dan tetap terkesan sederhana. From Up on Poppy Hill pada akhirnya menjadi film animasi yang sepenuhnya memikat mata, dan juga hati.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram