bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Horror Flight 7500 (2014)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Flight 7500
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Penerbangan menuju Tokyo yang harus ditempuh selama kurang lebih 6 jam dari Los Angeles berakhir dengan tragis karena seluruh penumpang tewas akibat kecerobohan sang kapten. Bermula dari turbulensi yang mengakibatkan satu penumpang tewas, ketegangan dalam film ini mulai naik.

Disutradari oleh Takashi Shimizu, seorang jenius di balik kengerian film Ju-On dan The Grudge, film Flight 7500 sedikit banyak menanggung beban yang cukup besar. Penonton berharap setinggi langit dengan ceritanya, apalagi ia didasarkan atas kejadian nyata. Daripada semakin berharap lebih baik simak sinopsis dan ulasannya terlebih dulu sebelum memutuskan untuk menonton. Simak di bawah ini yuk!

Sinopsis

Sinopsis

Vista Pacific Airlines Flight 7500 bersiap lepas landas dari Los Angeles menuju Tokyo. Satu per satu penumpang mulai memasuki kabin pesawat. Di antara para penumpang tersebut terdapat seorang laki-laki yang membawa sebuah kotak kayu berukuran cukup besar dengan sikap yang aneh. Lelaki yang diketahui bernama Lance Morrell (Rick Kelly) menaruh kotak kayunya di bawah kursi.

Pesawat dalam Vista Pacific Airlines sendiri dibedakan berdasarkan kelas. Penumpang yang duduk di kelas satu, menempati kabin bagian atas. Mereka adalah Brad Martin (Ryan Kwanten), Pia Martin (Amy Smart), sepasang suami istri yang sedang menemani pasangan lain yang hendak ke Tokyo. Sayangnya setelah agenda ini keduanya berencana untuk bercerai.

Lanjut dengan penumpang yang ada di kelas ekonomi yang duduk di kabin lantai bawah. Mereka yaitu Rick Lewis (Jerry Ferrara) dan Liz Lewis (Nicky Whelan), yang merupakan sepasang pengantin baru dan hendak berbulan madu. Liz tipikal perempuan angkuh yang banyak tingkah. Dia tidak mau duduk bersebelahan dengan sembarang orang selama di pesawat, sementara Rick seorang suami yang sabar.

Penumpang di kelas ekonomi lainnya adalah Raquel Mendoza (Christian Serratos) yang tengah melakukan panggilan video dengan kekasihnya sebelum pesawat lepas landas. Kekasihnya mengatakan jangan mengatakan ‘I Love You’ jika hendak berpamitan, karena bisa sial

Di sebelah Raquel duduk seorang pemuda bernama Jake (Alex Frost) yang bertindak sesukanya. Saat pramugari Suzy Lee (Jamie Chung) meminta mematikan handphone, lelaki itu tetap menyalakannya. Jake rupanya juga seorang pencuri karena Raquel melihat banyak handphone di dalam tasnya.

Sementara itu, di bangku sebelah Liz, duduk Jacinta (Scout Taylor-Compton) yang tampak bold dengan penampilan gothic-nya. Selain mereka, masih ada sekitar 100 penumpang lain dalam pesawat tersebut.

Sebelum pesawat lepas landas, pramugari Laura (Leslie Bibb) mencoba menghubungi kapten untuk menyampaikan pesan darurat dari ground control, yang menyebutkan jika mereka lupa melakukan pemeriksaan penting pada pesawat.

Tanda disadari Laura, sang kapten sudah ada di belakangnya. Pete Haining (Johnathon Schaech) sebenarnya sudah memiliki istri, tapi lelaki itu berselingkuh dengan pramugarinya sendiri. Asyik bercumbu dengan Laura, Pete melewatkan pesan penting yang disampaikan oleh ground control tadi. Dia tidak terlalu menanggapi karena perhatiannya kembali teralihkan oleh telepon dari sang istri.

Cerita berlanjut saat akhirnya pesawat lepas landas dan bersiap untuk terbang di atas ketinggian 10.000 kaki. Tidak berselang lama, pesawat mengalami turbulensi karena menabrak awan padat. Selama beberapa saat penumpang dibuat panik dengan hal tersebut.

Terutama Lance karena dia langsung mengalami hiperventilasi atau napas berlebihan saat panik yang membuatnya malah kesulitan mengatur napas.

Suzy coba menenangkannya sementara Laura meminta pertolongan pada para penumpang yang mengerti tentang medis. Brad yang kebetulan memahami tentang medis, langsung menuju kelas ekonomi untuk memeriksanya. Rick yang melihat dua pramugari itu kesulitan pun langsung inisiatif membantu.

Lance sendiri terlihat sudah mengeluarkan darah dari mulutnya. Sedetik kemudian dia mulai bersikap aneh dan tidak terkendali. Setelah tubuh Lance berhenti bergoncang, Brad memeriksa dan menemukan Lance sudah berhenti bernapas. Dibantu Rick, tubuh Lance dipindahkah ke dapur pesawat. Di sana mereka kembali berupaya menyelamatkannya. Sayang, Lance tidak berhasil selamat.

Awak kabin segera membuat keputusan untuk memindahkan penumpang kelas satu ke kabin ekonomi. Pasalnya mereka berencana untuk menyimpan mayat Lance di kabin kelas satu karena pesawat tidak punya ruang untuk menyimpan jasad Lance. Jasad pun ditempatkan dan didudukkan di bangku di kelas satu, tanpa ada satu penumpang pun di sana. Keadaan rasanya sedikit mulai lebih tenang.

Laura kemudian kembali menjalankan tugasnya sebagai pramugari dengan menawarkan kopi pada para penumpang. Sementara itu Raquel terlihat pergi ke kamar mandi sembari membawa alat tes kehamilan.

Saat Laura berjalan-jalan di antara kursi penumpang, pramugari tersebut menemukan salah satu gigi Lance yang copot saat lelaki itu tidak terkendali. Kaget, Laura pun menumpahkan teko kopi yang dibawanya. Kekagetan Laura tidak berhenti di sana.

Laura kaget melihat bekas telapak tangan Lance yang berdarah di pegangan kursi, mengering tiba-tiba. Di sisi lain, Brad melihat jari-jarinya mulai membiru, yang menandakan dirinya kekurangan oksigen. Brad juga melihat botol minumnya mengempis sendiri. Seketika Laura memerintahkan semua penumpang untuk memakai sabuk pengaman.

Semua penumpang dengan panik langsung memakai masker, pun dengan para pilot. Sementara itu Raquel yang sedang berada di toilet mulai kesulitan bernapas karena tanpa alat bantu. Brad sendiri mencoba menolong penumpang lain yang belum memakai masker oksigen.

Di sisi lain dia melihat istrinya, Pia, sudah pingsan karena tidak mengenakan alat bantu. Brad segera menghampiri istrinya tapi dia pun menjadi lemas dan kekurangan oksigen.

Perlahan, tekanan di dalam kabin mulai stabil. Para penumpang sudah bisa melepas masker oksigennya. Saat penumpang lain sudah mulai nyaman dan bisa beristirahat, Jake berulah dengan pergi ke kabin di lantai atas.

Sementara itu, Liz memilih untuk melihat-lihat foto pernikahan di laptopnya. Di saat bersamaan dia dikagetkan dengan bayangan Lance yang tampak di monitor laptop. Bagaimana nasib para penumpang Vista Pacific Airlines Flight 7500 ini selanjutnya? Akankah mereka berhasil mendarat dengan selamat di Tokyo dalam beberapa jam ke depan?

Karya Sutradara Ju-On yang Mencoba Seram

Karya Sutradara Ju-On yang Mencoba Seram

Untuk film yang digarap oleh sutradara Ju-On dan The Grudge, Flight 7500 jauh dari kata seram. Di sini, Anda tidak akan terlalu banyak terpapar oleh sosok-sosok hantu yang menyeramkan, kecuali di beberapa scene kecil. Sebenarnya sah saja mengingat kecelakaan para penumpang dalam film ini juga bukan disebabkan oleh sebuah kutukan atau hal-hal yang bersifat gaib.

Kematian para penumpang di pesawat Vista Pacific murni disebabkan oleh kelalaian sang pilot yang lebih sibuk menggoda selingkuhannya daripada memerhatikan peringatan dari ground control.

Ketegangan yang disuguhkan oleh film ini hanya akan Anda temui di awal-awal, terutama saat kabin mengalami turbulensi yang mengakibatkan salah satu penumpang meninggal dan ketika pesawat kehilangan tekanan kabin.

Scene kematian salah satu karakter, Lance, yang bergerak tidak terkontrol sempat menimbulkan asumsi macam-macam. Apalagi peristiwa kematian lelaki penguasaha yang membawa kotak itu diikuti oleh beberapa scene yang tidak masuk akal.

Namun, semuanya berakhir begitu saja ketika sebuah kotak kayu yang dibawa Lance berisi boneka kematian yang rasanya tidak disinggung memiliki kekuatan gaib untuk membunuh manusia atau menyebabkan kematian pada manusia.

Teror Arwah yang Setengah Dipaksakan

Teror Arwah yang Setengah Dipaksakan

Mengingat pada boneka yang dibawa Lance dan penjelasan dari Jacinta, Anda akan mendapat informasi sekaligus seperti diarahkan untuk berpikir bahwa sosok gaib yang dilihat atau berinteraksi dengan para penumpang adalah arwah Lance yang belum bisa menerima kematiannya.

Namun, itu pun masih belum cukup menjadi alasan yang kuat mengapa arwah itu menjelma jadi sosok yang mengancam nyawa.

Tidak ada cerita menyeramkan khas Ju-On atau The Grudge pada boneka itu yang bisa menimbulkan ketakutan-ketakutan, kengerian hingga rasa terancam yang beralasan. Teror arwah itu pada akhirnya seperti ditempel begitu saja tanpa esensi yang lebih dalam.

Beberapa Karakter Lewat Begitu Saja

Beberapa Karakter Lewat Begitu Saja

Flight 7500 dimulai dengan memperkenalkan karakter-karakternya satu per satu. Di sini karakter Lance terlihat meyakinkan, terutama karena dia membawa kotak kayu yang misterius dan ekspresi wajah yang tidak bersahabat. Namun, baru memasuki kejutan yang pertama, karakter ini dibuat meninggal.

Jika karakter Lance seperti lewat begitu saja, karakter Raquel dalam film ini terasa tidak perlu dihadirkan. Scene toilet yang menampilkan Raquel hanya punya satu tujuan dalam film ini, yaitu menambah scene teror arwah yang akhirnya tanggung dan terkesan dipaksakan.

Flight 7500 diadaptasi dari tragedi nyata yang menimpa pesawat Helios Airways Flight 522 pada 14 Agustus 2005. Pesawat yang membawa 121 penumpang ini baru tiba dari London dan bersiap menuju Athena. Dalam perjalanannya pesawat kehilangan tekanan dalam kabin.

Penumpang dan awak kapal tidak sadarkan diri sebelum akhirnya tewas karena pesawat kehabisan bahan bakar dan jatuh di Grammatiko, Yunani.

Secara keseluruhan Flight 7500 masih seru untuk ditonton. Apalagi scene kemunculan hantu dalam film ini sangat khas Ju-On atau The Grudge, seperti kemunculan sesosok tangan atau sosok arwah yang tiba-tiba menarik tubuh manusia. Tak perlu lagi panjang-panjang, Anda bisa segera menyaksikannya! Ajak beberapa teman agar lebih seru ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram