bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Finding Steve McQueen, Perampokan Uang Haram

Ditulis oleh Aditya Putra
Finding Steve McQueen
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Perampokan merupakan tindakan kriminal yang merugikan korbannya dan dapat dijatuhi hukuman pidana. Tapi perampokan dalam film atau cerita lainnya mendapat penggambaran yang unik dengan dihiasi cerita yang membalikkan keadaan.

Contoh paling sederhana adalah Robin Hood yang merampok untuk membagikan hasilnya kepada orang-orang yang membutuhkan.

Munculnya cerita berbeda tentang perampokan melahirkan perspektif yang lain. Tanpa menormalisasi atau mengglorifikasikan tindakan kriminal itu, pengemasan film dengan tema tersebut memiliki daya tarik tersendiri.

Kalau kamu penasaran dengan alur cerita film Finding Steve McQueen, yuk simak sinopsis dan reviewnya berikut ini!

Baca juga: 20 Film Tentang Perampokan Bank yang Seru dan Menegangkan

Sinopsis

Sinopsis

Pada tahun 1980, Molly Murphy sedang berada di kedai makanan bersama kekasihnya, Harry James Barber. Ketika berjalan ke toilet, Molly melihat beberapa sketsa orang yang sedang dicari oleh kepolisian.

Dari sketsa itu dia melihat ada kemiripan dengan Harry. Dia pun menemui Harry untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Harry terdesak untuk bercerita terlebih hubungannya dengan Molly terancam berakhir. Dia pun menceritakan pernah terlibat dalam sebuah perampokan pada tahun 1972 bersama sekelompok kriminal.

Dia bisa lolos dari polisi karena beruntung nggak melakukan sesuatu sedangkan rekan-rekannya yang lain sudah tertangkap. Di tahun 1972, Harry bekerja sebagai montir di bengkel milik Enzo Rotella di Pennsylvania.

Sejak kecil, Harry sangat menyukai aktor Hollywood kenamaan, Steve McQueen. Film favorit Harry yang dibintangi McQueen adalah Bullit, yang menyajikan banyak adegan kejar-kejaran mobil.

Terinspirasi dari film tersebut, Harry mendandani dirinya persis seperti McQueen dan hobi kebut-kebutan di jalanan. Ketika ditilang polisi pun, dia menyebut dirinya Steve McQueen.

Kecemerlangan Harry dalam mengendarai mobil membuat Enzo mengajaknya untuk terlibat dalam perampokan. Berkat bakatnya itu, Enzo meyakini bahwa dia dan rekan-rekannya nggak akan tertangkap oleh polisi.

Enzo pun mengumpulkan krunya yang terdiri dari Paul Callahan dan Raymond Darrow. Harry mengajak serta adiknya, Tommy Barber, seorang veteran yang pernah bertugas di Vietnam. Karena tugas itu pula, Tommy mengalami gangguan psikis.

Harry dan rekan-rekannya pergi ke California. Mereka menyewa sebuah rumah yang letaknya nggak jauh dari United California Bank.

Hal pertama yang mereka lakukan adalah meneliti lebih jauh lokasi bank itu serta kapan waktu yang tepat untuk melakukan perampokan. Terlebih mereka akan merampok dengan cara melubangi atap bank.

Ketika sedang menghabiskan waktu di bar, Harry bertemu dengan Molly. Molly baru saja ditinggal mati suaminya yang tewas karena kecelakaan mobil.

Harry membantu Molly bersembunyi ketika dua orang polisi menanyakan keberadaan Molly. Harry pun mulai menjalin hubungan dengan Molly yang ternyata berasal dari keluarga anggota polisi.

Pada malam hari, Enzo dan rekan-rekannya mendatangi bank. Mereka mematikan alarm kemudian menggunakan bom berdaya kecil untuk melubangi atap bank.

Mereka kemudian masuk ke dalam bank dan mencuri uang yang diklaimnya merupakan uang haram karena merupakan dana kampanye ilegal Presiden Amerika saat itu, Richard Nixon.

Keberhasilan Enzo merampok bukannya tanpa alasan. Di samping bank terdapat sebuah bar yang didatangi oleh banyak orang dan memutar musik dengan volume keras, sehingga ledakan di atap nggak terdengar dengan jelas.

Tiga hari berturut-turut Enzo melakukan perampokan dan berhasil mengambil uang sebesar 9 juta USD dari target sebesar 30 juta USD.

Howard Lambert dan Sharon Price, dua agen FBI menyelidiki kasus perampokan terbesar di Amerika saat itu. Setelah kesulitan mencari petunjuk, mereka mendapat titik terang dari sebuah rumah yang disewa nggak jauh dari bank.

Berbekal sidik jari Enzo dan rekan-rekannya, semua bisa tertangkap kecuali Harry. Akankah Harry menyerahkan diri? Ataukah dia akan terus berlari bersama Molly?

Perampokan yang Dikemas Sederhana

Perampokan yang Dikemas Sederhana

Finding Steve McQueen sekilas terdengar akan menyajikan cerita yang berat. Terlebih tema perampokan yang diangkat adalah mengambil dana gelap yang digunakan oleh presiden Richard Nixon.

Tapi perampokan di film ini dieksekusi dengan cara yang sederhana tanpa kerumitan sama sekali. Harry merupakan orang yang pintar dalam mematikan alarm, termasuk alarm bank yang pada saat itu masih sangat baru.

Ketika alarm berhasil diamankan, Enzo merekrut rekannya yang bisa membuat bom dengan daya ledak rendah. Eksekusi perampokannya pun sarat akan komedi.

Selain lokasinya yang dekat bar dengan banyak pengunjung, ada adegan bagaimana mereka ketakutan ketika mendengar sirine dari mobil polisi. Ada pula dialog tentang bagaimana langkah penyelamatan diri apabila keadaan darurat terjadi.

Satu hal yang menarik dari film ini adalah motif Enzo yang diperankan oleh William Fichtner untuk merampok. Enzo digambarkan sebagai seorang pembenci Nixon yang ulung.

Monolog dia marah-marah dan mencaci maki sang presiden atas segala tindakan dan kebijakannya benar-benar dilakukan dengan baik.

Subplot Mengubah Tone Cerita

Subplot Mengubah Tone

Kekurangan dari Finding Steve McQueen adalah adanya subplot yang diberi porsi terlalu besar. Alhasil, tone cerita terasa bergeser secara drastis dan membuat film seperti terbagi ke dalam dua bagian yang berbeda.

Subplot yang dimaksud adalah kisah cinta antara Harry dan Molly yang disajikan secara rinci. Subplot roman di tengah film kriminal memang umum dan seharusnya nggak menjadi masalah.

Romansa antara Harry dan Molly sebenarnya berhasil dikemas dengan baik lengkap dengan konflik bahwa ayah Molly adalah seorang sheriff, profesi yang seharusnya dijauhi Harry.

Subplot ini memang menghubungkan perampokan dengan konflik apakah Harry akan terus melarikan diri atau menyerahkan diri. Sayangnya, cara menjembatani plot utama dan subplot ini terlalu kasar.

Minim Aksi

Minim Aksi

Apa yang diharapkan dari film bergenre crime dengan tema perampokan dan keberadaan polisi? Tentu saja adanya adegan-adegan aksi yang menegangkan.

Finding Steve McQueen justru nggak melakukannya karena sajian aksi di film ini sangat minim. Bahkan adegan kejar-kejaran dengan polisi pun hanya ada satu kali.

Sebagaimana judulnya yang mengambil nama Steve McQueen tapi nggak ada hubungan langsung dengan sang aktor, film ini juga seperti enggan jatuh dalam genre crime yang bisa diprediksi.

Film karya sutradara Mark Steven Johnson ini lebih menekankan pada cerita yang menyenangkan dan menghibur. Hal itu didukung oleh pendalaman karakter-karakter utama yang cukup dalam untuk membentuk plot utama.

Secara sinematografi, film ini nggak menyajikan sajian yang baru. Hanya saja yang layak diberikan apresiasi adalah bagaimana totalitas film ini menampilkan visualisasi tahun 70-an dari mulai warna, pakaian, gaya rambut sampai musik yang mengiringinya.

Sekilas, kita seperti dibawa kembali masuk ke dalam visualisasi vintage seperti di film Once Upon a Time in Hollywood.

Finding Steve McQueen mungkin bukanlah tipikal film crime dengan tema perampokan yang bisa dinikmati banyak orang. Perubahan tempo serta tone cerita bisa jadi alasan utamanya.

Tapi dengan durasi selama 91 menit, bukan berarti film ini nggak layak tonton. Sebaliknya, kita akan diberi tontonan yang ringan dan cukup menyenangkan. Suka film-film ringan? Kalau punya rekomendasi, langsung tulis di kolom komentar, guys!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram