bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Drama Keluarga Yes Day (2021)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Yes Day
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Hidup Allison berubah setelah dikaruniai tiga buah hati. Kehidupannya yang menyenangkan dengan banyak “Yes!” di mana-mana, harus berubah dengan “No!” di hampir setiap saat. Sikapnya ini meninggalkan kesan menyebalkan untuk anak-anaknya, baik Katie, Nando atau Ellie. Julukan diktator pun disandang Allison begitu saja.

Hingga suatu hari, keluarga mereka, Allison dan Carlos, merasa harus memperbaiki hubungan dengan anak-anak. Mereka setuju untuk melakukan Yes Day. Dengan aturan mendasar yang sudah disetujui, selama satu hari tidak ada kata “No!” dari orangtua karena semuanya harus “Yes!”

Bisakah keluarga Torres bekerja sama membuat Yes Day yang tidak terlupakan? Film drama komedi keluarga yang dibintangi JenniferGarner dan Edgar Ramirez ini adalah salah satu tontonan yang bisa dinikmati bersama orang-orang di rumah. Namun, sebelum menontonnya, sinopsis dan ulasannya di bawah ini mungkin bisa menjadi sedikit ‘panduan’. Yakin tidak penasaran?

Sinopsis

Sinopsis
  • Tanggal/Tahun Rilis:  12 Maret 2021
  • Genre:  Drama, Keluarga, Komedi
  • Produksi: Grey Matter Productions, Entertainment 360
  • Sutradara: Miguel Arteta
  • Pemeran: Jennifer Garner, Edgar Ramirez, Jenna Ortega, Julian Lerner

Allison (Jennifer Garner) dan Carlos (Edgar Ramirez) dipertemukan oleh takdir sebagai pasangan yang senang sekali mengatakan “Yes!” untuk banyak hal. Mereka penuh semangat dan optimis melakukan apa pun. Keduanya lantas menikah dan hidup bahagia dengan kehadiran buah hati. Namun, sejak itu “No!” berubah jadi “Yes!” baru untuk mereka.

Semua yang dilakukan anak-anak mereka, tingkah menggemaskan dan rasa ingin tahu ditanggapi dengan “No!”. sebab “No!” adalah jawaban, bagian dari pekerjaan, dan cahaya. Setidaknya mereka bisa bilang kata itu sebanyak 50 kali dalam sehari.

Setiap pagi, Allison harus menghadapi dan mengurus tiga buah hatinya, yaitu Katie (Jenne Ortega), Nando (Julian Lerner) dan Ellie (Everly Carganilla). Dibanding Carlos yang lebih santai, Allison tampak menjadi ibu yang serius untuk ketiga buah hari mereka. Suatu hari anak tertua mereka, Katie yang berusia 14 tahun ingin sekali pergi ke festival musik, Carlos mengizinkan tapi Allison tidak. Katie hanya boleh pergi jika Allison ikut.

Hari itu Allison menghadiri wawancara kerja, tapi dia gagal karena tidak memenuhi kriteria. Carlos juga tidak kalah disibukkan dengan urusannya di kantor. Di tengah aktivitas masing-masing, keduanya masih sempat datang ke sekolah saat guru Katie dan Nando memanggil mereka secara khusus. Semua karena Haiku yang ditulis Katie dan tugas video sejarah yang dibuat Nando punya kemiripan tema.

Tema yang mereka angkat adalah soal ‘kekejaman’ Allison sebagai ibu. Dalam video yang Nando buat, anak itu bahkan menyamakan sang ibu dengan Hitler. Nando menyebut Allison sebagai diktator. Allison meresa dipermalukan di depan kedua guru tersebut. Saat keduanya berdebat di kantin sekolah yang sudah tutup, secara mengejutkan Mr. Deacon (Nat Faxon) menyela mereka.

Mr. Deacon adalah pembimbing konseling Katie dan Nando sekaligus guru olahraga dan pelatih sepak bola. Deacon bercerita bahwa dirinya punya enam orang anak dan akan dengan senang hati berbagi satu rahasia pengasuhan yang berhasil diterapkan di keluarganya. Deacon mengatakan bahwa dia dan keluarga, terutama anak-anaknya punya ‘Yes Day’.

Pak guru itu lanjut menjelaskan bahwa ‘Yes Day’ adalah satu hari spesial, ketika selama 24 jam, orangtua mengatakan ‘Yes” untuk semua yang anak-anak mau. Mendengar itu Allison tertawa tapi Carlos terlihat antusias. Deacon melanjutkan bahwa ‘Yes Day’ berjalan dengan aturan dasar. Dia mengatakan bahwa dengan ‘Yes Day’ orangtua bisa memberi kebebasan dan kemandirian pada anak-anak, sekaligus membebaskan orangtua.

Allison tidak bisa langsung menerima usulan dari Deacon. Dia berdalih bahwa Deacon tidak mengenal anak-anaknya. Di perjalanan pulang, Carlos mencoba mendiskusikan usul Deacon dengan Allison. Sesampainya di rumah, keduanya langsung membagi ide mengenai ‘Yes Day’ pada tiga buah hati mereka. Sayang, Katie dan dua adiknya pesimis Allison akan setuju karena ‘Yes Day’ adalah hari penuh kesenangan sementara sang ibu dikenal sebagai fun killer.

Mendengar hal itu Allison tersinggung dan memutuskan segera tidur. Namun, belum sampai ke kamarnya, perempuan itu kembali mengingat masa lalu bahwa dia adalah orang yang menyenangkan. Semua berubah setelah Allison punya tiga buah hati yang harus diurus agar mereka tetap hidup. Ibu yang terkenal diktator itu akhirnya berubah pikiran. Allison ingin menunjukkan bahwa dia bisa menjadi ibu dan seseorang yang menyenangkan lagi.

Katie tetap tidak yakin dengan hal itu. Dia dan Allison akhirnya bertaruh: jika sang ibu mengatakan tidak satu kali, dia harus diizinkan pergi ke festival musik bersama temannya, tanpa orang dewasa, tanpa orangtua. Allison dengan yakin akan memenangkan taruhan tersebut. Sebaliknya, bila Katie kalah, dia tidak boleh keberatan jika Allison ikut pergi ke konser. Mereka pun sepakat.

‘Yes Day’ yang dibuat Allison dan Carlon punya aturan dasar. Anak-anak harus menyelesaikan tugas sekolah, menyelesaikan PR, tidak boleh meminta hal berbahaya atau illegal, tidak boleh meminta sesuatu di masa depan, dan tidak boleh meminta pergi lebih dari 32 Km dari rumah. Bisakah keluarga itu melaluinya? Bisakah mereka bersenang-senang?!

Film Keluarga yang Menyenangkan Ditonton Bersama

Film Keluarga yang Menyenangkan Ditonton Bersama

Yes Day adalah tipe film komedi keluarga yang menyenangkan ditonton bersama. Di luar konflik dan keributan yang disebabkan oleh anak-anak Allison dan Carlos, ada banyak hal seru dan asyik yang bisa Anda nikmati saat menonton film ini. Pengalaman seru sarapan dengan seember es krim, waffle dan permen, mencuci mobil dengan kaca terbuka, hingga bersenang-senang di taman bermain.

Pengalaman-pengalaman menyenangkan yang ditampilkan Yes Day adalah sesuatu yang rasanya pasti diinginkan oleh anak mana pun. Mereka bersenang-senang selama satu hari, tanpa mendengar kata ‘tidak’ dari kedua orangtua. Mereka menyusun rencana-rencana seru yang selama ini sulit sekali terwujud karena larangan dan ‘tidak’ dari ayah dan ibu.

Di sisi lain, karakter Allison dan Carlos sebagai orangtua yang ‘mengikuti aturan’, juga memperlihatkan bahwa tidak selamanya fun killer tampil kaku dan menyebalkan. Keluarga Torres tampak menikmati hari spesial tersebut, walau tentu saja kekacauan di mana-mana.

Konflik Ibu dan Anak-anaknya

Konflik Ibu dan Anak-anaknya

Sejak awal film ini dimulai, karakter Allison menjadi sorotan. Seorang perempuan yang menyenangkan dan mandiri, berubah jadi sesosok kaku yang sama sekali tidak seru. Berstatus sebagai seorang ibu dari tiga anak, bagi Allison, seperti perpindahan dunia. Dia harus meninggalkan dunianya yang dulu, dunianya yang menyenangkan, dan masuk ke dunia yang mengharuskannya tegas dan punya aturan.

Sayangnya, anak-anak memang belum bisa memahami hal serumit itu. Katie, Nando dan Ellie adalah gambaran anak-anak pada umumnya yang baru bisa melihat segala sesuatu dari permukaan. Hal yang mereka pahami hanya yang terlihat oleh mata telanjang, yaitu ibunya menyebalkan, ibunya tidak menyenangkan.

Konflik antara ibu dan tiga anaknya dalam film Yes Day akan sangat related untuk kehidupan banyak keluarga. Para ibu di luar sana, tidak sedikit yang menjadi “Allison” setelah menikah dan punya anak. Nasihat dan hal-hal baik yang disampaikan pun, sulit diterima sebab anak-anak sudah lebih dulu tidak suka. Familiar dengan hal semacam ini?

Anak-anak dan Keinginan ‘Gila’ Mereka

Anak-anak dan Keinginan ‘Gila’ Mereka

Film yang dibuat berdasarkan buku karya Amy Krouse Rosenthal dan Tom Lichtenheld ini sebenarnya berpremis biasa. Yes Day menampilkan pengalaman sebuah keluarga dalam menjalani hari tanpa ‘tidak’. Premis tersebut cukup sederhana untuk dieksekusi dengan banyak interpretasi. Beruntung, Miguel Arteta meramunya dengan baik.

Plot cerita film ini secara keseluruhan sebenarnya sangat mudah ditebak. Apa yang sekiranya akan dilakukan anak-anak jika dalam satu hari mereka boleh melakukan hal-hal yang ingin dilakukan? Ya! Imajinasi dan keinginan gila mereka sudah pasti jadi daftar utama. Yes Day tentu tidak ingin mematahkan tebakan banyak orang. Hasilnya, film ini mempertontonkan keinginan anak-anak yang sederhana sekaligus menguras tenaga.

Anda akan ikut menyaksikan saat Katie pergi ke festival musik dan akhirnya menyesal, Nando yang mengadakan pesta science di rumah hingga membuat kekacauan di mana-mana, makan semangkuk besar es krim sampai perut mulas, dan lainnya. Namun, jangan khawatir, karena ini film komedi keluarga, hal ‘gila’ yang ditampilkan tidak berbahaya.

Tidak Mudah Menjadi Orangtua dan Anak

Tidak Mudah Menjadi Orangtua dan Anak

Pada akhirnya, saat Yes Day keluarga Torres berakhir, anak-anak menyadari bahwa di dalam keluarga, tegas itu diperlukan orangtua untuk menjaga mereka dari apa pun. Katie yang kesal dengan sang ibu karena sudah berkeras melarangnya pergi ke festival musik, dengan penyesalannya sendiri.

Begitu pun Carlos yang kaget melihat kondisi rumah super berantakan karena ulah Nando dan secara tegas memerintah mereka untuk membereskannya, malah mendapat pujian karena dianggap keren. Yes Day secara tidak langsung memperlihatkan bahwa tidak mudah menjadi orangtua, dan tidak mudah pula menjadi anak.

Ketegasan dalam keluarga atau sesuatu yang Allison dan Carlos pakai untuk mendidik anak-anak, diperlihatkan sebagai batasan yang pada akhirnya melindungi mereka. Berkata ‘tidak’ untuk hal-hal yang dinilai membahayakan, jangan diartikan sebagai sikap tidak menyenangkan. Melalui film Yes Day, Anda akan terhibur sekaligus belajar sesuatu soal pengasuhan. Tertarik menontonnya bersama keluarga?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram