bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Netflix What Men Want (2019)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
What Men Want
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang agen atlet menghadapi diskriminasi gender di perusahaannya yang mayoritas pria, tapi kemudian dia mampu memanfaatkan kemampuan unik yang baru didapatnya untuk bisa berhasil mengungguli prestasi mereka, yaitu dengan mendengar isi pikiran kaum lelaki. Film ini merupakan remake dari What Women Want (2000) yang dibintangi oleh Mel Gibson dan Helen Hunt.

Di bawah arahan Adam Shankman, What Men Want berusaha tampil lebih lucu dibandingkan film aslinya dengan memasang komedian Tracy Morgan sebagai salah satu aktor pendukungnya. Sedangkan karakter utamanya dibintangi oleh Taraji P. Henson. Film yang dirilis pada 8 Februari 2019 oleh Paramount Pictures ini sekarang sudah hadir di layar Netflix.

Apakah film ini tampil lebih baik dari film aslinya? Atau sebaliknya? Simak review kami untuk menjawab pertanyaan itu dan sebagai bahan pertimbangan untuk menontonnya kembali.

Sinopsis

What Men Want

Ali Davis adalah seorang agen atlet sukses yang merasa disisihkan oleh rekan-rekannya di dalam perusahaan yang didominasi oleh kaum pria. Dia merasa kecewa karena gagal lagi menjadi partner padahal prestasinya lebih baik dibandingkan agen yang terpilih kali ini. Dia sesumbar akan merekrut calon bintang basket untuk membuktikan kapasitasnya.

Dalam pertemuan pertamanya dengan sang pebasket dan ayahnya, Ali tidak bisa memberikan kesan yang menarik. Saat acara yang diadakan oleh teman-temannya, Ali bertemu dengan paranormal yang memberinya minuman teh dari bahan Kalanchoe Pinnata (Cocor Bebek). Saat sedang berjoget, Ali terjatuh dan kepalanya terantuk.

Terbangun di rumah sakit, Ali bisa mendengar isi pikiran dokter yang menanganinya. Bersama asistennya, Ali mencari paranormal tersebut dan saat bertemu dia menyadari kemampuan barunya ini bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi kerjanya, terutama untuk menggaet calon kliennya. Kesempatan itu datang dalam permainan poker yang membuat ayah Jamal terkesan padanya.

Ayah Jamal lebih menyukai sosok yang cinta keluarga. Ali kemudian memanfaatkan kehadiran Will, bartender yang baru saja dia kenal. Kemudian, Will diakui sebagai suaminya, bahkan Ali mengundang Will dan putranya, Ben, untuk hadir di pertandingan NBA untuk menarik simpati ayah Jamal. Hal yang tak diduga terjadi, salah satu agen mundur dari perusahaan dan menikung kontrak Jamal secara sepihak.

Ali membuka rahasianya selama ini jika dia memanfaatkan Will untuk pekerjaannya, dan Will tentu saja marah dan meminta Ali untuk menjauh darinya dan Ben. Di pernikahan temannya, Ali menyela akad dan membuka rahasia jika calon suami temannya telah berselingkuh yang membuat acara pernikahan menjadi kacau dan Ali jatuh hingga kepalanya terantuk.

Ali terbangun dan menyadari jika kemampuannya mendengar pikiran pria sudah hilang. Atas nasihat dari ayahnya, Ali harus meminta maaf kepada orang-orang yang selama ini dia sakiti, terutama Will dan teman-temannya. Jamal memutuskan tetap di NBA dan tidak jadi pergi ke China. Ali diangkat menjadi partner, tetapi dia memutuskan untuk mundur dan membuat agensi sendiri bersama teman kerja dan asistennya.

Remake Versi Wanita yang Dipertanyakan

Remake Versi Wanita yang Dipertanyakan

What Women Want (2000) menampilkan Mel Gibson sebagai karakter pria yang arogan yang kemudian mendapat banyak pelajaran tentang empati dan rendah hati ketika dia mampu membaca pikiran para wanita. Jika memang ini bisa terjadi, sangat masuk akal seorang pria baru bisa mengerti tentang wanita setelah mengetahui isi pikiran mereka, karena wanita memang makhluk yang sulit ditebak. Betul?

Sedangkan isi pikiran pria tidak akan serumit wanita, karena pola pikir pria lebih realistis dan minim menggunakan perasaan, berbeda dengan wanita yang pikirannya teraduk-aduk dengan perasaan dari hatinya. Jadi apa gunanya membuat film untuk versi wanita jika mayoritas pria mudah ditebak isi pikirannya? Walhasil, film ini semakin tidak masuk akal dibandingkan versi aslinya.

Maksud film ini awalnya ingin membuktikan kesetaraan gender di dalam pekerjaan, tetapi justru pada akhirnya malah membuktikan jika wanita tidak bisa menjalani hidupnya dengan baik tanpa adanya pria dalam hidup mereka. Sosok ayah Ali yang diperankan aktor senior Richard Roundtree dan karakter Will membuktikan jika tidak semua laki-laki sejahat rekan-rekan kerjanya.

Dan justru film ini menyimpulkan jika wanita tidak butuh membaca isi pikiran pria tapi lebih butuh untuk memahami pikiran dan perasaan mereka sendiri. Bagi kaum pria, film ini hanya menjadi bahan lelucon saja, apalagi memang bergenre komedi, karena terkesan konyol bagi wanita harus memiliki kemampuan super terlebih dahulu untuk mengerti pemikiran kaum adam.

Akting Memukau Taraji P. Henson

Akting Memukau Taraji P. Henson

Taraji P. Henson adalah aktris Afrika-Amerika yang cukup diperhitungkan di industri perfilman Hollywood. Sudah banyak film dengan berbagai genre pernah dia bintangi, tapi lebih banyak berada di genre drama. Sejauh ini, Henson pernah dinominasikan di kategori Best Supporting Actress lewat film The Curious Case of Benjamin Button (2008), tapi lewat Hidden Figures (2016) dia banyak meraih penghargaan.

Di What Men Want, Henson membuktikan kapasitas aktingnya di genre komedi. Banyak momen-momen lucu yang bisa memancing tawa meski dia tidak seperti sedang melawak, seperti ketika dia datang ke kantor tanpa sadar jika rambutnya masih berantakan karena baru bangun tidur. Ketika sampai ke adegan drama, Henson dengan mudahnya mencuri perhatian kita, karena memang itulah kehandalannya.

Ada yang Tersiakan, Ada Juga yang Mencuri Perhatian

Ada yang Tersiakan, Ada Juga yang Mencuri Perhatian

Kehadiran Tracy Morgan di dalam film ini seakan-akan tidak berarti dan tersia-siakan. Padahal inilah faktor utama penonton yang ingin menyimak kelucuan khasnya yang biasa dia tampilkan di dalam film-filmnya. Tapi sayang, semua harapan kita punah ketika dia hanya tampil dalam beberapa adegan saja, padahal di posternya dia disandingkan dengan Taraji P. Henson dengan skala yang sama.

Justru yang menjadi pencuri perhatian adalah karakter Brandon, asisten Ali yang gay. Omelan dalam pikirannya bisa membuat kita tergelak, apalagi ketika dia berbicara kepada Ali dengan pikirannya, itu sangat lucu. Juga penampilan penyanyi Erykah Badu sebagai paranormal yang memberikan teh kepada Ali dimana setiap adegannya berhasil memancing tawa karena keunikan gaya dan celotehannya.

Secara keseluruhan What Men Want hampir bisa menyeimbangkan antara komedi dengan drama meski dengan naskah yang terkesan absurd. Keseimbangan film berada di tangan Taraji P. Henson yang tampil penuh kesungguhan dalam membawakan perannya, sehingga kesan komedinya cukup menyegarkan, nuansa fantasinya juga seakan masuk akal, dan suasana romantisnya cukup baik meski dalam porsi kecil.

Bagi kita yang ingin menonton film dengan intonasi yang santai, komedi yang cukup dan tidak memiliki cerita yang rumit, maka What Men Want bisa menjadi salah satu pilihan yang baik untuk mengisi waktu luang. Jangan lupa untuk masukkan dulu ke watchlist ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram