bacaterus web banner retina

SInopsis & Review Film Underworld, Vampire Melawan Lycan

Ditulis oleh Aditya Putra
Underworld
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setiap kehidupan masyarakat mempunyai keunikan yang berbeda dibandingkan dengan masyarakat lain. Faktor suku, ras dan agama merupakan beberapa indikator yang bisa dijadikan alat untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat.

Terkadang perbedaan yang seharusnya menjadi keistimewaan dengan hidup berdampingan, bisa menjadi masalah karena bergesekan satu sama lain.

Salah satu masalah terbesar yang dapat timbul karena perbedaan adalah peperangan. Perbedaan itu mengerucut dengan tujuan berbeda di antara dua kelompok tersebut.

Film Underworld mengangkat cerita tentang peperangan, hanya saja yang perang bukanlah manusia. Jadi siapa yang berperang? Simak jawabannya di sinopsis dan review filmnya berikut ini.

Baca juga: Sinopsis & Film Blood Red Sky, Pertempuran Vampir & Pembajak

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2003
  • Genre: Action, Horror
  • Produksi: Lakeshore Entertainment
  • Sutradara: Len Wiseman
  • Pemain: Kate Beckinsale, Scott Speedman, Michael Sheen, Shane Brolly, Erwin Leder

Diceritakan di dunia ini bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan yang hidup melainkan ada juga vampire dan Lycan. Lycan adalah bangsa manusia serigala yang usianya nggak kalah tua dibanding vampire.

Selama bertahun-tahun, kedua bangsa tersebut berperang. Posisi vampire lebih baik seiring dengan tewasnya pemimpin Lycan, Lucian, oleh vampire bernama Kraven.

Selene adalah seorang anggota dari kelompok elit pemburu Lycan bernama Death Dealers. Masuknya Selene ke kelompok tersebut diawali oleh rasa dendam karena bangsa Lycan pernah membunuh kedua orang tuanya ketika masih kecil. Walau kehilangan sosok pemimpin, Lycan nggak berhenti berperang dengan vampire.

Ketika menjalani tugasnya memerangi bangsa Lycan, Selene mendapat informasi bahwa bangsa Lycan sedang memburu seorang mahasiswa kedokteran bernama Michael Corvin.

Selene tergerak untuk menyelamatkan Michael. Jalan yang harus ditempuh Selena nggak mudah dan Michael terkena gigitan Lycan yang bisa mengubahnya menjadi serigala.

Dalam upaya penyelamatan Michael, Selene kembali bertemu dengan Lucian yang ternyata masih hidup. Sebagaimana hanya Kraven yang menyaksikan Lucian tewas, Selene mulai curiga bahwa Kraven berbohong pernah membunuh Lucian. Bahkan kemungkinan bahwa Kraven bekerja sama dengan bangsa Lycan pun terbuka lebar.

Merasa ragu untuk langsung bertanya pada Kraven, Selene pergi ke tempat para vampire bersemayam. Dia membangunkan Viktor, seorang pemimpin vampire yang tengah tertidur panjang. Sayangnya, Viktor marah karena Selene dianggap terlalu awal membangunkannya.

Bahkan Viktor nggak memercayai peringatan dari Selene tentang Kraven. Terlebih dia bersikeras memberi tahu bahwa seharusnya Marcus, vampire senior yang lain, yang seharusnya dibangunkan terlebih dahulu.

Selene menunggu hukuman yang diberikan Kraven yang punya otoritas sebagai salah satu tetua vampire. Selene mulai dekat dengan Michael dan menunggu apakah Michael akan berubah ketika bulan purnama.

Selene pun menceritakan bagaimana Viktor merawatnya setelah kehilangan kedua orang tuanya dan juga Viktor-lah yang mengubahnya menjadi vampire.

Bangsa Lycan menculik Michael sementara Selene menculik ilmuwan bangsa Lycan, Singe. Ketika ditahan bangsa Lycan, Michael menemukan fakta bahwa Viktor membunuh anaknya sendiri, Sonja. Sonja dibunuh setelah ketahuan menjalin cinta dengan Lucian.

Hubungan cinta antara vampire dan bangsa Lycan merupakan sesuatu yang terlarang, terlebih dahulu Lycan dianggap sebagai budak dari vampire. Peperangan antara vampire dan Lycan terjadi karena bangsa Lycan ingin merdeka.

Singe dibawa oleh Selene untuk menghadap Viktor. Singe memberi keterangan bahwa tuduhan Selene terhadap Kraven yang bekerja sama dengan Lycan itu benar adanya. Dia juga menjelaskan kenapa Lycan memburu Michael, yaitu karena pada jaman dulu vampire dan Lycan berasal dari satu turunan yang bernama Corvinus.

Para Lycan mengincar Michael karena darah manusia itu bisa membuat mereka punya darah campuran antara vampire dan Lycan sekaligus.

Selain itu, mereka akan punya kekuatan yang lebih besar dan sulit dihentikan oleh vampire. Bisakah Selene mencegah bangsa Lycan mengambil darah Michael? Ataukah bangsa Lycan yang akan menjadi bangsa yang lebih unggul?

Cerita Terlalu Sederhana

Cerita Terlalu Sederhana

Underworld secara sekilas menyajikan sajian yang unik yaitu peperangan antara vampire dan bangsa Lycan yang merupakan manusia serigala.

Walau cerita tentang perang dua makhluk mitologi ini pernah diangkat lewat film lain, tapi Underworld menggunakan pendekatan berbeda. Film ini secara meyakinkan menggunakan elemen horror dan action.

Sebagai film pertama dari sekuelnya, Underworld menampilkan asal-usul vampire berperang dengan bangsa Lycan. Alasan peperangan karena bangsa Lycan ingin merdeka setelah sebelumnya menjadi budak vampire cukuplah kuat.

Sayangnya, cerita bahwa kedua bangsa itu berasal dari nenek moyang yang sama terasa terlalu dipaksakan dan kurang masuk akal. Cerita yang diangkat di film ini terlampau sederhana walau pengungkapan fakta tersebut cukup pintar dengan disimpan menuju third act.

Pertanyaan dari awal film bergulir mengapa vampire dan bangsa Lycan berperang pun dapat terjawab tepat ketika tempo film akan segera mencapai klimaksnya. Kecerdikan memanfaatkan momentum itu menjadi salah satu keunggulan film ini.

Pendalaman Karakter

Pendalaman Karakter

Cerita yang dikemas seadanya di film ini nggak didukung oleh pendalaman karakter yang kuat. Praktis hanya karakter Selene yang diberi pendalaman yang solid sementara karakter lain hanya seperti muncul untuk menciptakan konflik.

Dengan konflik yang besar yaitu darah Michael bisa menjadi alat berbahaya apabila digunakan pihak yang salah, film ini punya potensi menjadi tontonan menarik apabila konfliknya digali lebih dalam.

Minimnya pendalaman karakter membuat Underworld berjalan dengan hampa. Nggak ada unsur emosional yang bisa mengikat kita sebagai penonton.

Plot seperti mengalir begitu saja tanpa membuat kita merasa ada kedekatan serta ketegangan yang seharusnya bisa dirasakan. Hal itu merupakan tipikal kelemahan film bergenre action yang sayangnya dilakukan juga dalam film karya sutradara Len Wiseman ini.

Lebih Kental Unsur Action

Lebih Kental Unsur Action

Secara sinematografi, Underworld bisa menampilkan tontonan dengan pergerakan kamera yang pas dalam merekam momen di adegan-adegan laga. Dengan latar kota yang gelap serta kental dengan unsur distopia, film ini menyajikan unsur horror lewat visualisasi gothic.

Hal itu juga yang menjadi kelemahan karena rasa ngeri yang sampai pada penonton hanya pada visualisasi kota serta dua karakter mitologi yaitu vampire dan bangsa Lycan.

Di antara berbagai kelemahan dari segi cerita, film ini cukup pintar dalam mengemas unsur action. Banyak adegan-adegan laga yang didukung dengan effect yang cukup mumpuni, berhasil menjadi tontonan yang seru.

Adegan-adegan pertarungan antara vampire dan Lycan yang menjadi andalan utama benar-benar digarap maksimal dengan adegan-adegan keren meski nggak sampai level luar biasa.

Kate Beckinsale yang berperan menjadi Selene menjadi nyawa di film ini. Walau nggak memperlihatkan kualitas acting yang brilian sebagaimana dia lebih banyak diharuskan menjalani adegan laga, tapi setiap kemunculannya menghadirkan nyawa dalam cerita. Dia pun bisa terlihat badass sebagai seorang vampire pemburu Lycan dengan kostum yang terbuat dari kulit.

Underworld merupakan tipikal film yang mengandalkan effect sebagai senjata utamanya. Sebagai penonton, kita perlu mengesampingkan keseruan dari segi cerita karena yang diandalkan film ini adalah sajian laganya yang betebaran sepanjang 120 menit film berlangsung. Suka film dengan mahluk mitologi? Kalau punya rekomendasi film lain, boleh loh tuliskan di kolom komentar!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram