bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Docuseries The Lost Pirate Kingdom

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Lost Pirate Kingdom
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Jika Anda menggemari petualangan Kapten Jack Sparrow dalam film berseri Pirates of the Caribbean, docuseries yang tayang di Netflix berjudul The Lost Pirate Kingdom (2021) tak boleh dilewatkan. Melalui narasumber terpercaya yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai sejarah perompak, ia menceritakan ulang bagaimana kejayaan perompak di abad ke-17 seperti Benjamin Hornigold, Samuel Bellamy, Edward Thatch sampai Anne Bonny.

Anda akan diajak kembali ke masa lalu lewat cerita mereka dan ‘reka ulang’ yang dilakukan beberapa pemain. Melalui docuseries ini, para penonton diperlihatkan bahwa perompak itu bukan mitos, mereka ada dan berjaya pada masanya. Penasaran? Sebelum nonton, tak ada salahnya untuk membaca sinopsis dan ulasannya berikut ini!

Sinopsis

review film lost pirate kingdom__

Docuseries ini dimulai dengan sebuah narasi yang menceritakan bahwa masa keemasan Perompakan dimulai setelah perang antara Inggris dan Spanyol di tahun 1715. Perang tersebut dimenangkan oleh Inggris. Namun, kekuatan dari Kekaisaran Spanyol masih diperhitungkan, sampai Spanyol kehilangan armada harta karunnya pada suatu malam.

Akibat kejadian tersebut Spanyol mengalami kebangkrutan. Harta karunnya tersebar di dasar laut dan menjadi suar yang menarik perhatian para pelaut nakal yang berlayar di Karibia dan pesisir timur Amerika.

Banyak perompak menjadi legenda hidup. Mereka di antaranya adalah Benjamin Hornigold (Sam Callis), Henry Jennings (Mark Gillis), Samuel ‘Black Sam’ Bellamy (Evan Milton), seorang wanita, Anne Bonny (Mia Tomlinson) dan perompak yang paling terkenal, Edward ‘Blackbeard’ Thatch (James Oliver Wheatley).

Perompak dari Karibia sendiri diceritakan menakuti kekaisaran paling berkuasa di dunia. Namun, seorang Robin Hood dari laut, mengubah jalan sejarah. 

Mereka membebaskan budak dan percaya pada kesetaraan di bawah hukum perompakan. Mereka bahkan menciptakan republik demokratis dan menjadi nenek moyang Amerika modern sesungguhnya. Perompak dari Karibia adalah hasil dari konflik brutal. Selama 12 tahun, Eropa berada dalam kondisi perang. 

Docuseries ini berlanjut dengan pernyataan dari George Choundas, penulis The Pirate Primer, yang mengatakan bahwa Perang Penerus Spanyol mungkin lebih baik disebut sebagai Perang Dunia 0. Semua berawal ketika Spanyol masih bersekutu dengan Perancis untuk menciptakan adikuasa terbesar di dunia. Persekutuan tersebut dianggap sebagai ancaman oleh Inggris, Belanda dan Austria.

Perang kemudian dengan cepat menyebar ke Karibia; gerbang menuju dunia baru, kelak jadi sumber harta melimpah Spanyol. Kepulauan Karibia disebut merupakan salah satu jalur menuju Amerika Selatan, tempat orang-orang Spanyol menambang emas dan banyak perak. Semua barang-barang itu harus melalui Karibia untuk kembali ke Eropa, seperti yang dituturkan oleh Ed Fox, seorang Sejarawan Kelautan.

Untuk waktu yang lama, Spanyol menguasai Karibia. Hingga kemudian Inggris masuk. Disebutkan bahwa Spanyol menemukan dunia baru dengan Christopher Columbus, sehingga kehadiran kekuatan Eropa yang lain, apakah itu Inggris di Jamaika, Barbados, Bahama, Bermuda menjadi satu terobosan dan Spanyol ingin mereka pergi.

Sayangnya Inggris tak mau pergi. Oleh karena itu, perang adalah kesempatan Spanyol untuk mengusir mereka. Jamaika merupakan posisi terkuat Inggris di wilayah tersebut, tapi kerajaan tak punya biaya untuk mendanai Angkatan Laut. Hasilnya mereka melepaskan pasukan perompak yang punya sebutan lebih bergengsi, privateer, yaitu pelaut pemburu harta yang didanai uang pribadi.

Mereka kemudian melawan Spanyol di bawah izin resmi dari kerajaan yang disebut letter of marque. Menurut penuturan Sejarawan, Iszi Lawrence, selama Perang Penerus Spanyol ada 1.622 letter of marque diberikan oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Itu berarti ada 1.622 lembar kertas yang mengizinkan seorang kapten pergi dan merampok kapal Spanyol.

Dalam hal ini Kerajaan Inggris mendapatkan tentara bayaran secara gratis sementara para privateer menghasilkan uang dari merampok Spanyol. Pada akhirnya, setelah 12 tahun perang dihentikan. Dalam kurun waktu selama itu, kedua pihak sudah kehabisan biaya perang.

Pemenang dari perang panjang ini adalah Inggris tapi seperti percuma karena di saat bersamaan Raja George I bangkrut dan ingin berdamai dengan cara apa pun. Secara otomatis, serangan terhadap pedagang Spanyol harus dihentikan saat itu juga., yang artinya komisi privateer kehilangan semua nilai.

Tak ada musuh, tak ada jarahan, akibatnya ribuan privateer kehilangan mata pencaharian. Namun, mereka menyadari bahwa diri mereka ada di lautan pelaut pengangguran lain. Peristiwa tersebut membuat banyak anggota Angkatan Laut berkurang, yaitu dari 50.000 pada tahun 1712 menjadi hanya 14.000 anggota.

Ed Fox melanjutkan pernyataan bahwa menurutnya lelaki seperti Benjamin Hornigold meniti karir di Perang Penerus Spanyol; tempat dia bekerja sebagai privateer. Sementara itu, Jennings sendiri diceritakan berasal dari keluarga Bermuda yang kaya, punya tanah di Jamaika. Selama perang Jennings terkenal sebagai kapten privateer yang paling kejam.

Jennings menganggap dia sebagai penjahat hebat seperti Hornigold. Semua karena dia besar di area perkebunan. Jennings terbiasa melihat cara budak diperlakukan dan tahu cara membuat orang menurutinya, yaitu kurang lebih melalui siksaan dan rasa ketakutan. 

Hornigold terganggu karena raja melarangnya menyerang Spanyol, tetapi musuh lama terus menyerang kapal dagang Inggris. Ed Fox kembali mengatakan bahwa Guarda Costa Spanyol adalah kekuatan besar privateer yang dipekerjakan pemerintah Spanyol di Karibia.

Secara teori tugas mereka adalah melindungi kepentingan dagang Spanyol di sana. Tetapi dalam praktiknya, mereka adalah ancaman bagi perdagangan.

Colin Woodward, penulis The Republic of Pirates menuturkan bahwa di akhir permusuhan, kapal penjaga pantai ini terus merampas kapal Inggris, terutama yang keluar dari Jamaika. Scene berpindah pada adegan ketika Hornigold merencanakan keluar dari Port Royal agar bisa bebas dari penjarahan Spanyol yang terus dilakukan pada kapal mereka.

Pasalnya jika Hornigold masih berada di bawah Angkatan Laut Kerajaan Garrison di Port Royal, mereka tak bisa berkutik. Hornigold kemudian berencana untuk pergi, pindah ke kawasan tengah Bahama.

Pilihannya tepat karena jika ingin menyerbu wilayah Spanyol, kawasan Bahama adalah yang paling strategis karena berada di jalur laut utama. Bagaimana kelanjutan cerita tentang kejayaan para bajak laut di abad ke 17 ini? 

Docuseries Kejayaan Para Perompak Legendaris Abad ke-17

review film lost pirate kingdom_Docuseries Kejayaan Para Perompak Legendaris Abad ke-17_

Sepanjang 6 episode dengan durasi sekitar 40 menit untuk satu episodenya, The Lost Pirate Kingdom (2021) menceritakan tentang para perompak yang berjaya di abad ke-17.

Sosok-sosok seperti Henry Jennings yang bengis dan serakah, Benjamin Hornigold yang bekerja keras bersama para awaknya, Samuel Bellamy, perompak terkaya dalam sejarah, sampai Anne Bonny, satu-satunya perompak perempuan dalam sejarah, ditampilkan oleh para pemain terpilih. 

Docuseries ini menceritakan kembali bagaimana kejayaan mereka ketika menjadi perompak yang andal. Ia juga memuat gambaran keadaan ketika harta milik Spanyol yang berjumlah sekitar ratusan juta dollar untuk saat ini, mengalami karam di Florida pada 1715.

Bagaimana para perompak hingga aparat pemerintahan seperti Jennings merampas itu semua dan membuat Spanyol berada dalam kebangkrutan besar, juga diceritakan.

Nama-nama tempat bersejarah seperti Port Royal, Nassau dan beberapa yang lain turut dimunculkan. Selain itu Anda juga akan diperlihatkan gambaran mengenai perubahan tatanan sosial yang terjadi akibat kejayaan para perampok tersebut, terutama Hornigold. Menontonnya, Anda akan teringat dengan Pirates of the Caribbean (2003-2017) yang terkenal dengan tokoh Jack Sparrow-nya.

Kekuatan Ada Pada Narasi dan Penceritaan Narasumber

review film lost pirate kingdom_Kekuatan Ada Pada Narasi dan Penceritaan Narasumber_

Sebagai sebuah serial dokumentasi, The Lost Pirate Kingdom (2021) berisi cerita masa lampau, ketika para perompak berjaya di Jamaika, Bahama, dan Karibia. Cerita-cerita tersebut bukan fiksi karena turut dituturkan oleh para narasumber terpercaya yang menggeluti bidang sejarah, sejarah kelautan dan para penulis buku-buku tentang bajak laut.

Sosok-sosok seperti Ed Fox, Iszi Lawrence dan beberapa yang lain menjadi penutur yang bercerita cukup rinci mengenai peristiwa tersebut. Sebagian besar docuseries ini diisi oleh penjelasan dari mereka, yang kemudian diikuti oleh ‘reka ulang’ oleh para pemain seperti Mark Gillis sebagai Henry Jennings, Sam Callis sebagai Benjamin Hornigold dan Evan Milton sebagai Samuel Bellamy.

Alur penceritaanya dibuat dengan rapi karena mereka bercerita per peristiwa, lengkap dengan latar belakang dan siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat ketika itu. Pengetahuan para narasumber terhadap sosok-sosok bajak laut yang mereka ceritakan ulang juga sangat mendalam, bahkan sampai pada latar belakang keluarga dan kehidupan pribadinya. 

Visual Effect yang Tanggung

review film lost pirate kingdom_Visual Effect yang Tanggung_

Tidak seperti film Pirates of Caribbean (2003-2017) yang megah dengan visual efeknya, The Lost Pirate Kingdom (2021)justru tanggung. Pada beberapa bagian, suasana di laut digambarkan dengan meyakinkan, tapi sebagian besar tampak seperti sebuah studio dengan pencahayaan yang kuning.

Laut yang terlihat di belakang terasa hanya sebagai background. Semua sepertinya karena pencahayaan yang mengenai para aktor tidak selaras dengan cahaya yang mengenai bagian belakang mereka. Di luar itu beberapa kali sinematografi The Lost Pirate Kingdom (2021) menyuguhkan gambar yang cantik, terutama suasana di pantai dan laut lepas.

Dari segi penceritaan The Lost Pirate Kingdom (2021) sangat memuaskan, terutama jika Anda tertarik dengan fakta-fakta sejarah mengenai bajak laut yang melegenda. Mendengar para narasumber dan narator bercerita dari satu peristiwa ke peristiwa lain lengkap dengan sosok-sosok yang terlibat, jadi hiburan tersendiri, terutama karena ini bukan cerita fiksi. Penasaran? Docuseries ini sudah bisa Anda saksikan di Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram