bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Final Girls, Cerita Fiksi Jadi Kenyataan

Ditulis oleh Gerryaldo
The Final Girls
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Di tahun 2015 silam, film berjudul sama tayang dengan judul Final Girl, jadi kalau kalian menemukan film itu, ceritanya akan super berbeda dengan The Final Girls yang akan kita intip sinopsis dan ulasannya berikut ini ya. Oh iya, ada salah satu pemainnya yang ada di dalam dua film ini, si ganteng Alexander Ludwig!

Film The Final Girls menceritakan tentang petualangan 5 orang remaja yang tak sengaja terjebak di dalam film jadul berjudul Camp Bloodbath yang tayang 20 tahun yang lalu. Film horror fiksi itu malah menjadi kenyataan begitu 5 orang remaja tadi ‘masuk’ ikut berperan di dalam film. Apa yang membuat mereka terjebak disana?

Sinopsis

The Final Girls_Poster (Copy)

Film dibuka dengan tayangan trailer dari film pembunuhan berjudul Camp Bloodbath yang sangat sukses di tahun 1986 silam. Salah satu pemain utama film tersebut, Amanda Cartwright (Malin Åkerman) yang memerankan tokoh Nancy adalah artis yang super sukses dan terkenal. Namun ketenarannya lapur di 20 tahun setelah film itu tayang.

Amanda memiliki anak bernama Max Cartwright (Taissa Farmiga) dan harus berjuang seorang diri untuk membesarkannya. Ia terus menerus mencoba untuk mendapatkan peran dalam film baru namun banyak rumah produksi yang menolaknya karena karakter Nancy terus melekat pada dirinya. Putus asa akan keadaan, Amanda dan Max pun pulang namun kendaraan mereka mengalami kecelakaan dan membunuh Amanda, meninggalkan Max sendiri.

Suatu kali, Max dan teman baiknya, Gertie Michaels (Alia Shawkat) bertemu untuk menemui mentor mereka bernama Chris (Alexander Ludwig). Saat sedang belajar sejarah kuno, seorang pria bernama Duncan (Thomsebagai Middleditch) datang dan meminta Max untuk datang pada penayangan ulang Camp Bloodbath yang diperankan oleh Ibu Max sebagai satu promosi.

Meski awalnya menolak, Max pun menerima tawaran Duncan karena ia akan membantu Max untuk lulus dengan menyelesaikan segala tugas akhirnya. Saat film dimulai, kejadian mengerikan terjadi, bioskop tempat film diputar kebakaran hebat akibat satu tindakan ceroboh penonton. Max, Duncan, Gratie, Chris dan salah satu teman mereka Vicki (Ninda Dobrev) menyelamatkan diri dengan menembus layar. 

Bukannya selamat dan keluar dari gedung bioskop, mereka berlima malah masuk ke dimensi lain. Betapa terkejutnya mereka saat tahu bahwa mereka kini berada di dalam film Camp Bloodbath. Mereka semua berusaha untuk tidak mempercayai, namun semakin dipelajari, mereka akhirnya yakin kalau semua itu sama persis seperti yang ada di film yang mereka tonton. Mereka bergabung dengan artis lainnya namun cerita pembunuhannya menjadi nyata.

Max senang sekali bisa bertemu dengan ibunya kembali yang berperan sebagai Nancy dalam film tersebut, ia tahu kalau dirinya harus melindungi ibunya dari pembunuhan karena dalam film, Nancy tewas terbunuh. Sedangkan yang lain sama-sama berjaga dengan artis lainnya, mereka berusaha untuk memberitahu apa yang akan terjadi namun para artis dalam film tidak percaya.

Akhirnya satu per satu tewas terbunuh. Pertama yang tewas ditebas adalah kakak tiri dari Gertie, Duncan. Ia awalnya mengira kalau mereka berlima memang tidak masuk sebagai peran dalam film itu jadi pembunuh pasti tidak akan mengejar mereka, namun ternyata pembunuh itu bisa menghabisi nyawa selain para artis.

Max, Gartie, Chris dan Vicki lantas menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mengatakan bahwa seluruh pemeran dalam film akan mati, hal ini membuat Paula (Chloe Bridges) yang seharusnya menjadi the final girl yang menghabisi nyawa si pembunuh panik sehingga berniat kabur bersama Kurt (Adam DeVine). Naas, mobilnya oleng dan meledak membunuh mereka berdua sebelum keluar dari wilayah camp.

Mengetahui si final girl tewas, akhirnya perlahan semua orang yang ada di pondok mulai berpikir jernih serta perlahan mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan. Nancy lantas menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di pondok tersebut. Legend mengatakan bahwa Camp Blue Finch mempunyai kenangan buruk setelah kejadian pembulian atas seorang anak bernama Billy Murphy hingga mengakibatkan luka bakar parah.

Akibatnya Billy selalu datang kembali ke pondok dan membunuh siapapun yang ada disana untuk membalaskan dendamnya. Setelah mendengar cerita dari Nancy, semuanya pun bersiap untuk memancing Billy datang ke pondok yang sudah dipenuhi dengan jebakan mematikan yang sudah disiapkan oleh semua orang di pondok.

Salah satu artis lainnya, Tina (Angela Trimbur) ditugaskan untuk memancing si pembunuh keluar, begitu Billy muncul, Tina malah ketakutan dan lari salah arah sehingga jebakan yang seharusnya untuk si Billy malah mengenai Tina hingga tewas. Billy pun berhasil masuk ke pondok, jebakan-jebakan lainnya mulai dilepaskan. Namun Billy sangat kuat, ia malah berhasil membunuh satu aktor, Blake (Tory N. Thompson), Gertie dan Vicki.

Max, Chris dan Nancy yang tersisa berhasil kabur dan lepas dari kejaran si pembunuh meski sempat tertebas pedang tajam milik Billy. Nancy lantas tersadar kalau Billy akan terus muncul dan tidak akan pernah mati karena Nancy belum mati mengingat di film dia merupakan korban kedua yang tewas.

Akhirnya Nancy menyerahkan diri pada Billy untuk dibunuh supaya Max bisa jadi final girl, Max awalnya tidak mau Nancy menyerahkan diri. Ia tidak mau kehilangan sosok ibunya untuk kedua kalinya. Namun setelah Nancy mendengar hal itu, ia berjanji kalau ia akan selalu ada untuk Max meski tidak berwujud. Begitu Nancy tewas, Max pun berhasil membunuh Billy dan film pun selesai.

Begitu film selesai, Max dan Chris yang menjadi penyintas terakhir terbangun di sebuah kamar rumah sakit. Max yang lebih dulu bangun mendengar suara Gertie, Vicki dan Duncan di samping tempat tidur mereka. Ternyata mereka pun kembali ke dunia nyata dan hidup kembali. Baru akan merayakan, suara khas pembunuh dalam film Camp Bloodbath terdengar. Mereka ternyata masih terjebak dalam film Camp Bloodbath 2. 

Minus Horor

The Final Girls_No Horror (Copy)

Memiliki poster yang terlihat menyeramkan, ternyata film The Final Girls ini tidak seseram yang dibayangkan. Begitu saya melihat posternya, harapan saya setinggi saat menonton film Final Girls yang tayang di tahun yang sama juga. Namun saat menonton hingga pertengahan, harapan untuk menonton film super seram lapur sudah.

Jalan cerita film ini bercampur dengan komedi ringan yang cukup membuat para penontonnya tertawa meski ketika mereka dikejar-kejar oleh pembunuh. Jadi apabila kalian berharap kalau film ini seperti film Sorority Row atau The Fear Street atau film horor remaja klasik apapun itu. Bersiaplah malah terbahak-bahak.

Baca juga: Film Slasher Terbaik yang Menegangkan dan Bikin Paranoid

Plot Super Cepat

The Final Girls_Fast Plot (Copy)

Cerita pembunuhan dalam film ini bisa dibilang cepat selesai. Banyak para pemainnya yang malah tidak melawan dan berujung pasrah sehingga si Billy pembunuh bisa menghabisi semua orang dengan mudah. Selain pasrah, ya jebakan yang dibuat dan peringatan yang diberikan mengengai si Billy ini malah jadi alasan kematian para artis jadi makin cepat.

Kocaknya dari 9 orang yang tewas, yang benar-benar mati di tangan si Billy pembunuh hanya 4 orang. Sisanya tewas akan kebodohan mereka sendiri. Belum lagi akting para pemain yang bisa dibilang standar, beruntung Alexander Ludwig dan Taissa Farmiga masih bisa menyelamatkan dengan akting mereka yang bisa menyelamatkan cerita menjadi agak sedikit lebih terasa seramnya.

The Final Girls 2? Worth it?

The Final Girls_2 (Copy)

Dengan ending yang menayangkan ide sekuel hingga membuat cerita pertamanya jadi menggantung, saya rasa film The Final Girls tidak usah benar-benar merogoh kocek untuk membuat film keduanya. Pasalnya saya khawatir ceritanya jadi makin ngaco dan berujung terlalu garing untuk ditonton.

Bagi kalian yang ingin menonton film horor namun tidak seram, ya film ini bisa jadi pilihan tontonan Netflix kalian sih. Namun untuk yang berharap bisa mendapatkan feel ngeri, mending tidak usah menonton. Bacaterus memberi skor 5/10 untuk film ini dari keseluruhan cerita, akting, artis yang ikut berperan dan soundtrack yang digunakan sepanjang film.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram