bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Film Horror The Day of the Lord (2020)

Ditulis oleh Aditya Putra
The Day of the Lord
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ada sebuah frasa bahwa kita menuai apa yang kita tabur, baik atau buruk perbuatan yang dilakukan akan kembali pada diri kita sendiri. Kalau dihubungkan dengan kehidupan seseorang, mungkin frasa itu bisa disebut dengan hubungan sebab-akibat. Atau dalam agama Hindu dan Buddha hal tersebut disebut dengan karma.

Dosa bagi manusia adalah keniscayaan. Bagi yang percaya, pembedanya adalah seberapa besar dosa itu. Bagaimana jadinya kalau dosa di masa lalu masih membayang-bayangi kehidupan?

Apalagi dosanya bukanlah dosa sembarangan. Hal itu yang menimpa pada Menendez di film The Day of the Lord. Mau tahu ceritanya? Simak review dan sinopsis film The Day of The Lord di sini.

Sinopsis 

Sinopsis 
Tahun Rilis -
Genre
Sutradara
Pemeran

Menendez adalah seorang pendeta yang menghabiskan masa tua dengan tinggal sendirian di rumahnya. Setiap hari dia berjuang untuk mempertahankan keyakinannya yang merasa tergoyahkan oleh dosa yang dia lakukan di masa lalu. Keberadaannya nggak dilupakan begitu saja, ada orang yang kerap menanyakan kabarnya sesekali.

Marisa, seorang wanita yang tinggal nggak jauh dari rumah Menendez setiap pekan mengecek keberadaan sang mantan pendeta.

Ternyata Marisa pernah punya cerita dengan Menendez. Dulu, Marisa pernah meminta Menendez untuk mengobati anaknya yang kesurupan. Jasa Menendez nggak pernah dilupakan Marisa, bahkan setelah bertahun-tahun kemudian.

Suatu hari, Menendez didatangi oleh teman lamanya, Sebastian. Sebastian mengatakan bahwa anaknya, Raquel mengalami kesurupan dan meminta agar Menendez mengobatinya.

Dia menambahkan sudah mencoba berbagai pengobatan. Dari mulai dukun sampai psikolog tapi nggak ada yang berhasil menyembuhkan anaknya.

Menendez mengingatkan Sebastian bahwa metode pengobatannya bukanlah metode biasa. Dia terbiasa melakukan kebrutalan untuk menyingkirkan roh jahat. Dia nggak mau Sebastian merasa menyesal sudah memintanya, karena ada kemungkinan efeknya akan buruk. Sebastian menerima segala konsekuensinya.

Setelah melakukan banyak perenungan, Menendez akhirnya menerima permintaan Sebastian. Dia akan mencoba untuk mengusir roh jahat dari tubuh Raquel.

Di sisi lain, dia masih merasakan trauma dari kejadian yang hampir sama. Tapi dia akan ikut merasa bersalah kalau nggak ikut membantu temannya.

Raquel dibawa oleh Sebastian untuk pindah ke rumah Menendez. Menendez melihat Raquel melakukan sesuatu seperti yang nggak dikehendaki dirinya sendiri.

Di hari kedua, Raquel berubah menjadi abusive. Nggak hanya sampai di situ, tapi roh dalam diri Raquel kerap mengganti caranya agar bisa menggagalkan usaha Menendez.

Hari selanjutnya, Raquel bersikap menggoda. Usaha itu berujung dengan terjadinya kekerasan yang dilakukan Menendez. Di hari berikutnya, Raquel terlihat seperti seorang manusia biasa yang baru saja mengalami kekerasan. Berbagai upaya coba dilakukan Menendez agar bisa memahami karakter dari roh jahat yang dilawannya.

Semakin mencoba mengobati, Menendez seperti mengetahui roh jahat di tubuh Raquel. Dia teringat akan anak dari Marisa yang gagal dia selamatkan.

Ternyata roh jahat di tubuh Raquel merupakan roh yang sama yang pernah tinggal di tubuh anak Marisa. Roh itu berniat membawa serta Menendez ke neraka. Bisakah Menendez menyelamatkan Raquel?

Penggambaran Karakter Utama yang Cukup Solid

Penggambaran Karakter Utama yang Cukup Solid

Film The Day of the Lord nggak banyak menyajikan karakter. Dengan premis sederhana yaitu pengobatan dan pengusiran roh jahat, praktis hanya ada empat karakter di dalam film. Menendez sebagai orang yang mengobati kerasukan, Sebastian sebagai orang tua dari Raquel yang kerasukan, dan Marisa yang anaknya menjadi korban.

Menendez yang menjadi tokoh sentral dalam film mendapatkan penggambaran yang cukup solid. Dimulai dengan bagaimana dia sendirian tinggal di rumahnya, mempertanyakan keimanannya sampai kesulitannya menghilangkan trauma.

Bahkan ketika memasuki pengusiran roh jahat, kekurangannya sebagai manusia jelas terlihat. Dia masih dikuasai oleh hawa nafsu dan emosi.

Di pertengahan film, kita akan diberi tahu penyebab Menendez menjadi seorang penyendiri dan kaku. Sebuah kejadian yang melibatkan Marisa dan anaknya.

Sesuatu yang kemudian memberikan trauma mendalam untuk Menendez. Nggak main-main, trauma itu sampai membuat dia mempertanyakan keimanannya sendiri.

Horror yang Brutal

Horror yang Brutal

The Day of The Lord menggunakan dua formula film horror kebanyakan. Adanya roh jahat dan tindakan untuk mengusirnya terasa sudah terlalu sering diulang-ulang.

Cetak biru dari film macam Exorcism of Emily Rose sangat terasa di film ini. Pembedanya dari segi cerita adalah pelaku pengusirnya saja yang secara status sudah bukan pendeta dan sedang mengalami krisis keimanan.

Yang agak ekstrim dari film yang disutradarai oleh Santiago Alvarado Ilarri ini adalah metode pengobatannya. Raquel nggak langsung dibacakan ayat melainkan diobservasi terlebih dahulu tingkah lakunya.

Selanjutnya metode yang dilakukan menjadi brutal. Menendez menyiksa Raquel yang di dalam pikirannya sudah dikuasai oleh roh jahat. Adegan Menendez menyiksa Raquel mungkin akan terasa sangat menganggu.

Begitu juga dengan bagaimana ketika Raquel menjadi seduktif dan merayu Menendez agar terjebak dalam permainan roh jahat. Cara yang akhirnya melemahkan lawannya sekaligus menegaskan bahwa sejatinya Menendez masihlah seorang pria tua biasa.

Permainan Tempo dan Dialog

Permainan Tempo dan Dialog

Permainan tempo dalam film horror merupakan sesuatu yang penting. Itu akan membangun suasana agar kita merasa ketakutan sebelum dipacu menuju puncaknya. Film The Day of The Lord pada awalnya film berjalan sangat lambat. Banyaknya dialog yang menggambarkan karakter mungkin merupakan penyebabnya. Butuh fokus tinggi untuk menyimak dialog-dialog itu.

Dari pertengahan menuju akhir, tempo baru terasa dinaikkan. Terutama ketika memasuki bagian pengusiran roh jahat. Kalau kita gagal menangkap mencerna dialog-dialog di awal film, film ini akan terasa seperti hanya menjual ketegangan dari pengusiran roh jahat saja. Trauma yang dialami Menendez seperti tertutupi oleh berbagai caranya mengobati Raquel.

Easter Egg dari Film The Day of The Lord

Easter Egg dari Film The Day of The Lord

Dari berbagai detil yang ada di The Day of The Lord, ada detail yang seperti sengaja dibiarkan mengambang. Menendez kerap menerima panggilan telepon ketika berada di rumahnya. Dalam film ini, nggak dijelaskan siapa yang menelepon begitu pula dengan hubungannya dengan Menendez. Bahkan sampai akhir, kita nggak mendapatkan jawabannya.

Satu-satunya clue yang ada adalah bahwa kabel telepon tersebut rusak. Padahal Menendez berbicara dengan orang tersebut lewat telepon. Apakah dia adalah roh jahat juga atau malah manusia? Hal ini membuka kemungkinan akan adanya sekuel dari film The Day of The Lord untuk menjawab pertanyaan ada apa di balik telepon itu.

The Day of The Lord adalah film horror yang menyajikan rasa ngeri karena adegan-adegan yang bisa bikin nggak nyaman ketika menontonnya. Tapi bagi penggemar film horror, kalau memang ingin melihat sesuatu yang menyeramkan sekaligus brutal, film ini bisa dijadikan opsi. Kamu suka film horror? Apakah film ini cukup memuaskanmu? Bagikan pendapatmu di kolom komentar, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram