bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film SLR, Kamera Maut Pencabut Nyawa

Ditulis oleh Gerryaldo
SLR
2.6
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Tidak mau ketinggalan nih, Thailand juga sedang gencar-gencarnya untuk merilis banyak film baru. Setelah Ai Love You, Destiny dan Fast & Feel Love, para pecinta film Thailand diberi lagi film lainnya berjudul SLR karya sutradara Lertsiri Boonmee dan Wuthichai Wongnophadoon dibawah rumah produksi M Pictures.

Baca Juga: 20 Film Horor Thailand yang Paling Seram dan Menakutkan

Film SLR menceritakan tentang seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan proyek terakhirnya untuk lulus, namun ia kehabisan ide. Ia hampir menyerah ketika seorang dosen pembimbingnya memberi bantuan dengan menyerahkan kamera SLR antik; tanpa mahasiswa itu tahu kamera SLR tersebut bukan kamera biasa.

Sinopsis

SLR Thai_Poster (Copy)

Dan (Nanon Korapat Kirdpan) merupakan seorang mahasiswa jurusan fotografi tingkat akhir. Di saat teman-teman baiknya yakni, Nam (Cherpang Areekul) dan Great (Nont Sadanont Durongkavarojana) sudah lulus dan akan berangkat ke New York karena diterima beasiswa untuk melanjutkan studi disana, Dan belum juga lulus.

Hal ini jelas membuat Dan stress karena ia akan ditinggalkan teman-teman baiknya sedangkan dia masih terjebak di Thailand untuk menyelesaikan studinya. Meski demikian Nam dan Great berjanji bahwa mereka akan terus menunggu Dan di New York. Hal itu membuat Dan terpancing semangatnya untuk lulus dengan cepat.

Ia pun akhirnya memilih seorang dosen pembimbing di kampusnya bernama Mr. Ai (Di Nophand Boonyai) yang terkenal perfeksionis dan seluruh mahasiswa bimbingannya sudah pasti selalu sukses. Mr. Ai agak kecewa dengan hasil foto untuk tugas akhir Dan, ia mengatakan bahwa foto Dan tidak memiliki jiwa.

Dan memohon pada Mr. Ai untuk membantunya. Mr. Ai pun akhirnya setuju. Ia meminta Dan untuk pergi ke rumahnya. Saat Dan mampir ke rumah Mr. Ai keesokan harinya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang Dan yakin sebagai istri dari Mr. Ai. Ia segera meminta Dan masuk ke dalam untuk bertemu Mr. Ai.

Setelah panjang lebar mengobrol, Mr. Ai akhirnya menyerahkan sebuah kamera SLR antik yang ia katakan bisa membantu Dan untuk mengambil foto yang berjiwa. Dan senang bukan main mendapatkan kamera itu. Ia bahkan meninggalkan kamera digitalnya dan mulai mengambil gambar menggunakan kamera SLR tersebut.

Mr. Ai mengatakan pada Dan, kirim 7 foto dengan objek manusia kepadanya. Itu tugas Dan untuk menyelesaikan projek akhir. Dengan segera, Dan pun melakukannya. Objek pertama yang ia foto adalah seorang atlet paralimpiade yang sedang melakukan wawancara bersama Nam dan Great. Dan puas sekali melihat hasilnya.

Namun ketika malam tiba, atlet paralimpiade tersebut dihantui makhluk halus yang membuat dirinya akhirnya tewas tergantung dan dianggap bunuh diri. Dan yang mendengar hal itu terkejut namun ia terus melanjutkan tugas fotografinya. Kali ini Nam dan Great mewawancarai sepasang suami istri penjual bakmi terkenal di Thailand.

Setelah wawancara selesai, Dan pun mengambil foto mereka menggunakan SLR tersebut. Dan sempat kaget karena saat melakukan foto terakhir, ia melihat seorang wanita yang pucat di dekat objek foto. Dan terkejut sesaat dan membuat Nam heran, saat ditanya ada apa, Dan mengatakan semua baik-baik saja.

Sesampainya di rumah, Dan lantas mulai mencetak foto yang ia ambil atas pasangan suami istri penjual bakmi itu. Begitu muka mereka muncul di kertas foto, suami istri tersebut seperti dirasuki. Sang istri tiba-tiba membunuh suaminya. Sebelum tewas, sang suami menyayat kaki istrinya hingga limbung dan jatuh dari tangga sampai meninggal.

Hal tersebut akhirnya sampai di telinga Nam dan langsung memberitahu Dan. Dan mulai bingung apa yang sebenarnya terjadi. Apakah mungkin ada hubungannya dengan kamera SLR yang ia pakai untuk mengambil gambar? Ia pun menanyakan hal itu pada Mr. Ai. Namun dosen itu tidak mengatakan apa-apa dan meminta Dan tetap fokus.

Setelah bertemu dengan Mr. Ai, Dan segera pergi ke rumah sakit untuk merayakan ulang tahun pamannya yang sedang sakit bersama dengan seluruh keluarga. Saat sampai disana, bukannya disambut, Pamannya itu malah menyerang Dan dan Ibunya soal pekerjaan yang diambil dan masa depan mereka. Itu membuat Dan sakit hati.

Namun Ibu Dan meminta anaknya untuk tidak usah memperdulikan omongan Pamannya tersebut dan mengatakan bahwa ia harus kuat untuk mencapai keinginan Dan di masa depan. Setelah itu ia pulang dan beristirahat, saat tidur, ia tidak bisa nyenyak karena mimpi buruk tentang kamera SLR itu terus menyerangnya.

Nam yang curiga pada kamera itu lantas mencari asal-usul kamera yang ternyata pernah dipakai oleh mahasiswa di jurusan yang sama bernama Jan (Chaleeda Gilbert). Setelah menggunakan kamera itu Jan tewas; menurut Ibu Jan, sebelum Jan tewas, Jan sangat terobsesi dengan kamera SLR itu.

Nam segera memperingati Dan soal itu, namun Dan tidak memperdulikannya. Ia ikut Great untuk melakukan photoshoot untuk profil 3 orang pendiri perusahaan terkenal. Dan diam-diam ikut memotret 3 orang tersebut menggunakan kamera SLR terkutuk itu dan 3 orang itu pun tewas dengan terjun dari atap gedung.

Total objek yang ia foto kini sudah 6 orang dan hanya tinggal 1 orang lagi. Nam dan Great benar-benar meminta Dan untuk berhenti. Meski awalnya Dan enggan melakukannya karena ia menyukai kamera itu, akhirnya Dan mau mendengar Nam juga Great. Mereka mengunjungi dukun lokal dan menceritakan semua hal tentang kamera.

Dukun itu mengatakan bahwa kamera tersebut adalah kamera pengumpul nyawa dan apabila 7 orang manusia sudah terkumpul, hal itu bisa membuat Mr. Ai mendapatkan kekuatan dari iblis bernama Mammon sebagai ganti nyawa yang telah diberikan. Mendengar hal itu mereka membuat strategi untuk memotret Mr. Ai sebagai orang ketujuh.

Hal itu pun segera dilakukan bertepatan dengan pameran yang Mr. Ai selenggarakan. Alih-alih mendapat foto Mr. Ai, Great malah terpantul di kaca dan melihat kamera, ini berarti Great jadi orang ketujuh. Namun sebelumnya sang dukun sudah memberikan sebuah jimat supaya Great dan lain selamat.

Dan, Nam dan Great mulai dihantui 6 orang yang sudah tewas. Disaat akhir, Dan berhasil memotret muka Mr. Ai yang melihat kamera. Di saat iblis tidak bisa mengambil jiwa Great, maka orang ketujuh adalah Mr. Ai. Akhirnya iblis pun mengambil seluruh jiwa yang ada di dalam kamera untuk masuk ke neraka dan Nam, Great juga Dan selamat.

Berakhir Berantakan

SLR Thai_Ending (Copy)

Skenario film ini ditulis oleh Yutthapong Peerayutthapong dan salah satu aktor film ini sendiri yakni Di Nophand Boonyai yang memerankan tokoh Mr. Ai. Dari awal film, plotnya bisa dibilang rapi meski beberapa ada yang sedikit janggal dan tidak ada penjelasannya. Apalagi ide tentang kamera terkutuk seru untuk diikuti.

Namun begitu melewati klimaks, film ini jadi seperti hilang arah; karena tiba-tiba saja ada iblis berbentuk binatang masuk ke dalam frame dan menyerang tokoh Dan lantas Dan mengorbankan diri dan Mr. Ai menyusul Dan. Plot pun semakin menggantung karena Dan diceritakan tewas namun akhirnya hidup kembali. Nah, bingung kan?

Jauh dari kata Horor

SLR Thai_Plot (Copy)

Siapa sih yang tidak kenal dengan film horor Thailand yang pasti bisa bikin para penontonnya jerit-jerit sampai jungkir balik? Sayangnya, film SLR ini jauh dari kata horor yang membuat jantungan penontonnya. Alih-alih menawarkan film seram, SLR ini malah bisa dibilang aman sekali buat ditonton anak kecil sekalipun.

Jumpscare yang jarang sekali, kehadiran hantu yang biasa saja, penampilan hantu yang tidak seseram ekspektasi penonton terhadap hantu dalam film Thailand pada umumnya, hingga akting ketakutan yang biasa juga. Hal tersebut membuat film ini seperti horor hambar yang akan membuat penontonnya menguap bosan.

Shutter Wannabe

SLR Thai_Shutter (Copy)

Apabila kalian memang pecinta film Thailand, kalian pasti sadar ya kalau film ini hampir mirip dengan cerita dalam film karya sutradara Banjong Pisanthanakun dan Parkpoom Wongpoom yang berjudul Shutter. Film itu begitu laris pada saat pemutarannya di tahun 2004. Kemungkinan besar film ini pun terinspirasi dari film Shutter.

Hanya saja dari segi cerita dirubah supaya masih memiliki plot originalnya. Apabila dalam film Shutter, penampakan wanita terus menerus menghantui sang pemilik kamera karena menjadi saksi pemerkosaan dan pembunuhan, maka dalam film SLR penampakan hanya terjadi sesekali dengan wujud yang tak menyeramkan.

Meski filmnya bisa dibilang biasa saja, kehadiran dari Nanon Korapat Kirdpan lumayan membuat para pecinta film Thailand pasti akan menyaksikan kisah dari film SLR ini. Belum lagi Nanon menjadi pemeran utamanya. Secara keseluruhan, film berdurasi 112 menit ini mendapat skor 2.6/5 dari Bacaterus.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram