bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Silent Night, Kematian Masal Malam Natal

Ditulis oleh Gerryaldo
Silent Night
2
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setelah sukses membintangi film terakhirnya dalam Misbehaviour yang rilis di tahun 2020 silam, kini Keira Knightley kembali lagi dalam film layar lebar berjudul Silent Night. Film besutan sutradara Camille Griffin ini menceritakan tentang jamuan makan malam natal terakhir yang bisa dilakukan oleh keluarga, teman dan kolega dekat sebelum adanya bencana dahsyat.

Film yang tahun di bulan Desember tahun 2021 tersebut berhasil memenangkan dua penghargaan atas dua kategori dalam ajang yang sama, Secció Oficial Fantàstic, untuk Best Screenplay dan Grand Audience Award. Penasaran dengan bencana dahsyat apa yang menyebabkan jamuan makan malam natal menjadi yang terakhir? Ikuti terus artikelnya ya!

Sinopsis

Silent Night_Poster (Copy)

Simon (Matthew Goode) dan Nell (Keira Knightley) merupakan sepasang pasangan suami istri super bahagia. Mereka berdua memiliki 3 orang anak bernama Arthur (Roman Griffin Davis), si kembar Hardy (Hardy Griffin Davis) dan Thomas (Gilby Griffin Davis). Saat malam natal tiba, mereka semua bersiap untuk jamuan makan malam bersama beberapa teman dekat Simon dan Nell di sekolah menengah.

Malam Natal ini merupakan malam natal spesial karena orang-orang diminta untuk berpakaian formal dan anak-anak diperbolehkan untuk mengumpat. Ternyata malam natal itu menjadi malam natal terakhir untuk sebagian populasi di dunia. Awan gas beracun mematikan menjadi salah satu alasan kenapa jamuan makan malam itu menjadi yang terakhir.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Natal Terbaik

Masalah lingkungan membuat awan beracun itu muncul dan membahayakan umat manusia namun tidak sedikit juga yang menganggap awan gas beracun itu merupakan hasil negara tetangga, Rusia, sebagai bioweapon mereka. Alhasil banyak orang yang mendapatkan kabar simpang siur terhadap informasi tersebut.

Meski demikian, pemerintah Inggris sudah mengambil tindakan lebih dulu. Pemerintah menyebarkan pil untuk bunuh diri supaya semua warganya bisa meninggal dengan tenang tanpa harus tersiksa dengan menghirup gas mematikan.

Semua orang yang datang pada jamuan makan malam natal yang keluarga Simon dan Nell adakan berjanji kalau mereka akan meninggal bersama di rumah Simon dan Nell, anak-anak pun turut serta.

Akhirnya satu per satu teman Simon dan Nell pun berdatangan, ada pasangan Tony (Rufus Jones) dan istrinya Sandra (Annabelle Wallis) juga anak perempuan mereka yang super menyebalkan, Kitty (Davida McKenzie), pasangan sapphic; Alex (Kirby Howell-Baptiste) dan Bella (Lucy Punch), juga James (Sope Dirisu) dan pasangannya yang sedang hamil 5 bulan, Sophie (Lily-Rose Depp).

Acara makan malam pun dimulai, meski agak sedikit tidak menyenangkan karena harus mendengar anak-anak mengumpat dengan heboh padahal orang tua mereka sama sekali tidak menyumpah apapun, tapi acaranya lumayan hangat. Semua orang saling lebih tahu satu sama lain, semuanya menikmati makan malam kecuali Arthur.

Arthur sepertinya marah akan satu hal. Dia kesal karena dia tidak ingin menelan pil bunuh diri yang disediakan oleh pemerintah. Ia mencoba untuk membujuk Ayah dan Ibunya namun sia-sia.

Ia percaya awan gas yang akan mereka hadapi merupakan senjata yang sengaja Rusia kirimkan untuk membunuh semua orang khususnya bangsa Inggris. Ini membuat Arthur tidak rela kalau dirinya harus tewas begitu saja sehingga ia ingin bisa bertahan hidup.

Bak benang kusut, suasana di rumah Simon dan Nell juga jadi semaput setelah satu dan yang lain mengungkap rahasia yang lumayan bikin darah tinggi. Satu per satu mulai saling menyalahkan, seperti Tony dan Sandra yang jarang melakukan hubungan seksual selama mereka menjadi suami istri.

Ternyata Tony pernah melakukannya dengan Bella saat ia sudah jadi suami Sandra dan hal complicated lainnya. Alex yang merasa tidak dihiraukan memilih diam dan minum anggur sebanyak mungkin hingga pingsan di tempat duduk.

Di ruangan lain, anak-anak juga mulai kisruh sehingga membuat Simon dan Nell membawa ketiga anak mereka untuk berbicara pada Nenek mereka, Ibu Nell, yang berada di luar negeri, untuk mengucapkan selamat tinggal mengingat badai awan gas menghatam kediaman Ibu Nell terlebih dahulu.

Percakapan itu membuat sulung mereka, Art, tertekan. Ia lantas mencari support dari James dan Sophie untuk tidak meminum pil. James kesal karena apa yang dikatakan oleh Art mulai mempengaruhi Sophie yang tidak ingin meminum pil juga mengingat ia sedang hamil.

Mendengar hal tersebut Art kemudian memberitahu ibunya bahwa dia ingin tinggal bersama Sophie dan memegang tangannya sampai mereka berdua mati. Simon dan Nell tertekan dan mencoba menjelaskan kepada Art bahwa dia harus meminum pil itu bersama anggota keluarga lainnya. 

Art menolak dan melarikan diri namun tak lama setelahnya, Art menjerit ketakutan setelah melihat sebuah keluarga di sisi jalan yang sudah mati dan beberapa bungkus pil di dalam mobil. Sementara pusaran angin awan gas melewati Art tepat di dekatnya. Hal itu membuat Simon ikut histeris dan segera membawa anaknya itu pulang. 

Setelah kembali ke rumah, semua orang yang ada di kediaman Simon dan Nell menyadari bahwa hari sudah lewat tengah malam dan itu berarti untuk meminum pil mereka.

Mereka mulai membagi ke dalam kamar masing-masing untuk mengucapkan selamat tinggal. Sebelum keluarga dapat meminum pil mereka, Art, yang telah menelan sebagian racun, meninggal, dengan mata, hidung, dan telinganya menunjukkan bahwa mereka berdarah. 

Hal tersebut lantas membuat Simon dan Nell dan kedua adik Art langsung meminum pil tersebut sebelum akhirnya saling mengucapkan selamat tinggal.

Hal yang sama juga dilakukan James yang akhirnya berhasil membujuk Sophie untuk meminum pil, lantas keluarga Tony, Sandra dan Kitty juga pasangan Alex dan Bella yang berusaha supaya Alex bisa ‘tewas’ sebelum badai gas menghantam akibat pilnya ia muntahkan. 

Badai gas beracun pun mulai masuk ke wilayah mereka. Satu per satu mulai meninggal sebelum awan gas datang ke rumah. Sampai setelah badai gas berlalu pada keesokan paginya, semuanya sudah tewas. Kecuali Art yang tiba-tiba membuka matanya. Ia hidup di antara keluarganya yang sudah meninggal.

Dark Comedy

Silent Night_Dark Comedy (Copy)

Konsep inti film ini ya memang katastropi, tapi sang sutradara memasukan unsur komedi yang akhirnya membuat film ini agak sedikit i don’t know, agak hilang rasa tegangnya. Padahal umumnya kalau soal katastropi, pasti filmnya bikin kita bergidik ngeri atau setidaknya bikin para penontonnya out of breath.

Komedi yang ditawarkan juga merupakan dark comedy mengenai hal bunuh diri dan bencana yang membunuh masal umat manusia. Ditambah lelucon anak-anak dengan segala umpatannya yang membuat film ini jadi tidak ramah untuk ditonton keluarga.

Belum lagi jalan ceritanya yang banyak berputar di kehidupan para tokoh masing-masing juga membuat film ini jadi membosankan. Meski demikian 2 penghargaan sudah fillm ini sabet.

Tidak Ada Pilihan

Silent Night_Choice (Copy)

Pernah dengar frasa ‘Maju Kena Mundur Kena’? Mungkin frasa itu yang mampu menggambarkan keadaan keluarga Simon dan Nell bersama dengan seluruh kerabatnya yang datang pada jamuan makan malam natal itu. Di satu sisi mereka tidak mau mati tapi di sisi lain, mereka juga akan mati dengan cara yang lebih menyakitkan karena awan gas beracun.

Hal tersebut membuat keluarga Simon dan Nell jadi tidak punya pilihan lain selain menegak pil bunuh diri yang disediakan oleh pemerintah untuk setidaknya menghilangkan rasa sakit karena mampu ‘membunuh’ siapapun yang meminumnya dengan cara tewas saat tertidur.

Pemerintah bahkan mengatakan bahwa siapapun yang meminum pil itu akan ‘mati dengan terhormat’ yang ternyata di akhir film terbukti salah. Art yang hanya meminum setengah pil akibat sudah tewas hidup kembali.

Dipaksa Bahagia

Silent Night_Unhappiness (Copy)

Mendengar kalau akan ‘musnah’ bersama, yang biasanya kita lakukan kemungkinan besar mencari cara supaya tidak ikut musnah mengingat sifat alami manusia ya menghindar dari marabahaya, ataupun kalau tidak ada pilihan menjadi ‘alim’ mendadak dan dekat dengan keluarga untuk menghadapi bersama.

Namun apa yang terjadi dalam film ini berbanding terbalik. Mereka terlihat siap, bahkan berdansa bersama, makan bersama layaknya tidak akan terjadi apa-apa meski mereka tahu kalau sebentar lagi mereka semua akan tewas sehingga dipaksa untuk terus bahagia menikmati sisa hidup mereka.

Semua baru mulai chaos ketika Simon dan Nell melihat anaknya Arthur mati berlumuran darah, dan Alex yang dipaksa dibunuh oleh Bella. Cerita dalam film ini akhirnya membuat Bacaterus memberi skor 2/5 secara keseluruhan.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram