bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Shutter Island, Cerita Kelam Rumah Sakit Jiwa

Ditulis oleh Syarip Ahmad D
Shutter Island
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Meskipun telah dirilis lebih dari 10 tahun, namun film berjudul Shutter Island ini masih menarik untuk ditonton. Selain memiliki premis cerita yang keren, film berdurasi hampir dua jam lebih ini menghadirkan aktor ganteng Leonardo DiCaprio sebagai bintang utama.

Nah, jika kamu salah satu penggemar film bergenre misteri. Shutter Island bisa menjadi referensi tontonan yang seru untuk ditonton di akhir pekan. So, biar kamu mendapat sedikit gambaran tentang filmnya. Yuk, simak ulasannya terlebih dahulu dalam artikel di bawah. Seperti apa keseruan jalan cerita film ini? Berikut Bacaterus ulas untuk kamu.

Sinopsis

Sinopsis Shutter Island

Mengambil latar waktu tahun 1954, Shutter Island mengisahkan tentang seorang perwira polisi bernama Edward "Teddy" Daniels (Leonardo Dicapriao) yang ditugaskan untuk mengungkap kasus misterius di rumah sakit Jiwa tempat para tahanan dengan gangguan mental di sebuah pulau terpencil bernama Shutter yang berada di Boston Harbor, Massachusetts.

Bersama rekannya, Chuck Aule (Mark Rufallo), Daniel berusaha menyelidiki hilangnya pasien bernama Rachel Solando yang ditahan akibat kasus pembunuhan pada ketiga anaknya. Sebelum diketahui menghilang, Rachel sendiri sempat meninggalkan sebuah catatan bertuliskan "THE LAW OF 4 WHO IS 6". Hal tersebut kemudian menjadi sebuah petunjuk misterius bagi Teddy dan partnernya, Chuck.

Kasus yang sedang diselidiki oleh Teddy memang cukup membingungkan. Di tengah usahanya mengumpulkan semua bukti. Teddy merasakan sesuatu hal mencurigakan yang coba disembunyikan oleh pihak rumah sakit. Mulai dari jejak rekam medis Solando, sampai aktivitas petugas rumah sakit yang cukup janggal di tengah suasana genting.

Situasi pun mulai semakin bertambah rumit dan membingungkan ketika Teddy mulai dihinggapi oleh bayangan-bayangan masa lalu yang misterius seperti melihat sosok mayat seorang wanita dan anak kecil, melihat situasi perang yang melibatkan pasukan Nazi, hingga bermimpi bertemu dengan sang istri, Dolores.

Kilasan-kilasan peristiwa yang kerap muncul dalam pikiran Teddy perlahan mengarahkannya pada fakta mengejutkan yang terjadi di rumah sakit jiwa tersebut. Nah, berhasilkah Teddy mengungkap kasus yang terjadi di Shutter Island? Sebaiknya kamu coba tonton sendiri filmnya sampai akhir.

Film Psikologi yang Benar-Benar Gila

Film Psikologi yang Benar-Benar Gila

Kehadiran film thriller psikologi yang dirilis pada tahun 2009 ini memang sempat menjadi perhatian penonton dunia. Shutter Island merupakan film adaptasi novel populer berjudul sama karya Dennis Lehanne tahun 2003. Mengangkat kisah kejahatan tersembunyi, film ini memang bisa membuat penonton tenggelam dalam jalan cerita seraya memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi.

Brilian, setidaknya itulah yang akan penonton rasakan ketika mulai memutar ulang film tersebut untuk kesekian kali. Mengingat Shutter Island sendiri memang bukan film dengan premis sederhana yang bisa dengan mudah untuk dimengerti. Hal ini pula yang menjadikan karya Martin Scorsese ini lebih menonjol dan berbeda dari film psikologi thriller yang pernah ada.

Bagi mereka yang tidak terlalu menyukai film dengan genre ini,  mungkin akan merasa seperti melihat lembaran soal ujian yang membingungkan. Jalan cerita yang ditawarkan film ini cukup rumit hingga memancing banyak pertanyaan muncul dikepala penonton. Mulai dari karakter hingga potongan gambar yang bermunculan di dalam pikiran Teddy.

Shutter Island merupakan karya Martin yang cukup menyenangkan sekaligus membuat penonton tergerak untuk ikuti menganalisa situasi yang terjadi di dalam setiap adegan. Mengingat penonton sendiri tidak diberi pengetahuan tentang situasi yang terjadi baik di awal maupun sampai akhir film, selain hanya mengikuti sekuens peristiwa yang dialami tokoh utama sepanjang film.

Baca juga: Film Leonardo DiCaprio Terbaik Sepanjang Masa

Karya Martin Scorsese dengan Sentuhan Noir

Karya Martin Scorsese dengan Sentuhan Noir
*

Martin Scorsese tampaknya faham betul bagaimana membawa emosi penonton.  Melalui sudut pandang Teddy, penonton akan diajak menyelami situasi mencekam yang sedang ia rasakan. Menelusuri setiap lorong di rumah sakit yang berada di sebuah pulau terpencil dengan berbagai kemungkinan hal buruk bisa terjadi.

Martin tahu betul bagaimana cara menyajikan premis yang kelam, dingin dan menegangkan. Sebagai seorang sutradara, ia memang cukup berpengalaman dalam meracik sebuah formula yang dapat membuat penonton ikut hanyut dalam penelusuran. Berkeliling melalui banyak lorong gelap diantara para penjahat yang mengalami gangguan mental.

Para penonton juga disajikan visual klasik dengan detail tone warna hitam putih. Martin sepertinya berusaha menciptakan atmosfer kegelisahan bagi para penonton. Dengan tone warna yang ditampilkan, film ini memang dapat mengingatkan kita pada film klasik noir.

Kemampuan Akting Memukau Para Aktor

Kemampuan Akting Memukau Para Aktor
*

Keberhasilan Shutter Island merebut hati penonton memang tak lepas dari para pemain yang terlibat di dalamnya. Nama besar seperti Leonardo DiCaprio dan Mark Ruffalo seperti sebuah jaminan akan kesuksesan. Keduanya memang dikenal sebagai aktor berbakat yang kerap memberikan penampilan luar biasa saat berakting.

Selain penampilan kedua bintang tersebut. Sejumlah pemain pendukung seperti Ben Kingsley, Emily Mortimer dan Michelle Williams pun telah berhasil membawakan perannya dengan sangat baik hingga membuat para penonton ikut terpengaruh memberikan spekulasi.

Drama yang coba mereka hadirkan pun mampu membawa rasa penasaran penonton pada level yang lebih tinggi. Secara keseluruhan para pemain yang terlibat dalam film ini memang cukup mengesankan. Mereka mampu memainkan perannya dalam kadar yang tepat.

Twist Ending yang Brilian

Twist Ending yang Brilian
*

Shutter Island adalah salah satu film yang dapat membuat penonton tersenyum, meskipun mungkin bagi sebagian orang akan merasakan kecewa, marah, atau malah bingung. Shutter Island adalah salah satu film thriller psikologis yang dibuat dengan sangat apik. Film ini sendiri membawa penonton pada jawaban akhir yang ambigu.

Dimana di akhir film, Teddy yang sejak awal menjadi sentral cerita pada akhirnya diungkapkan sebagai tokoh khayalan yang diciptakan oleh Andrew Laeddis (Leonardo Dicaprio) sendiri. Ia merupakan seorang pasien tahanan yang telah membunuh istrinya (Michelle Williams) karena telah menghabisi nyawa anak-anak mereka.

Sementara Dr Cawley (Ben Kingsley) dan Chuck (Mark Ruffalo), merupakan tim dokter psikiater yang membawa Andrew pada permainan peran yang telah diciptakan Andrew sendiri dalam rangka  membebaskan dirinya dari gangguan delusi yang dideritanya.

Hanya saja polemik mengenai ending film ini pun kemudian muncul ketika di adegan penutup. Teddy melontarkan sebuah pertanyaan, "Mana yang lebih buruk, hidup sebagai monster, atau mati sebagai orang baik?” pada Chuck. Kalimat itu tentu menjadi sebuah twist ending yang cukup brilian.

Dimana melalui pertanyaan pamungkas itulah penonton diajak untuk ikut memberi kesimpulan. Apakah Teddy merupakan pasien penderita delusi yang kemudian sadar terhadap masa lalunya hingga bersedia untuk melakukan lobotomi dengan harapan dapat menghapus kesalahannya atau mungkin sebenarnya ia sadar telah terjebak dalam permainan pikiran yang dibuat oleh rumah sakit.

Dengan twist ending yang mengejutkan, Martin Scorcese memang telah berhasil menyajikan tontonan yang mengagumkan.

Nah, itulah Shutter Island, cerita kelam dibalik dinding rumah sakit jiwa yang telah Bacaterus ulasan untuk kamu. Dengan jalan cerita yang unik, film yang satu ini memang dapat memberi pengetahuan baru tentang salah satu penyakit mental berbahaya. Semoga informasi mengenai film ini bisa menjadi tontonan yang asyik untuk menemani akhir pekan kamu.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram