bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Shades of the Heart (2019)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Shades of the Heart
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Chang Seok kembali ke Seoul dari Inggris setelah gagal dengan pernikahannya sebab kehilangan buah hati mereka. Chang Seok tampak duduk di depan seorang wanita cantik, yang tak bersemangat, yang menjadi kencan butanya. Rupanya dia adalah sang ibu, saat muda dulu.

Chang Seok pergi menemui editornya, seorang gadis muda yang memiliki kekasih mahasiswa dari Indonesia. Dia hamil lalu mengaborsi kandungannya. Editor itu bercerita kalau kekasihnya menangis setelah tahu bayinya diaborsi. Chang Seok tanpa sengaja juga bertemu dan tukar cerita dengan Sung Ha, kenalan lamanya. Apa yang mereka bicarakan? Simak sinopsis dan review Shades of the Heart (2019) berikut ini!

Sinopsis

Sinopsis

Mi Young yang tertidur di sebuah cafe kaget ketika bangun melihat pria asing duduk di depannya sambil membaca novel. Pria itu memujinya cantik bahkan saat tidur. Dia sedang menunggu seseorang, yang ternyata adalah Mi Young sendiri. Mi Young seperti lupa sedang ada kencan buta dengan seseorang karena terbangun secara tiba-tiba.

Pria itu diketahui sepupu dari Won, teman yang menjodohkan mereka. Dia bernama Chang Seok. Mi Young mengaku sulit memahami mengapa orang suka membaca novel dan terhanyut oleh ceritanya padahal mereka tahu semua bohong. Chang Seok lantas mulai menceritakan sesuatu yang didengar Mi Young dengan saksama.

Mi Young tampak percaya dengan cerita Chang Seok tapi tetap tidak bisa terhindar dari ngantuk karena bosan. Chang Seok kembali melihat Mi Young lesu menahan kantuknya. Dalam keadaan seperti itu Mi Young bercerita kalau teman bernama Won mengenalkan sepupunya padanya. Mereka lalu menikah setelah dua bulan bertemu, tapi pria itu sudah meninggal karena terlalu banyak merokok.

Mi Young tiba-tiba mengingatkan Chang Seok untuk tidak merokok jika tak ingin mati muda seperti ayahnya. Chang Seok tersenyum karena Mi Young sudah mulai mengenalinya. Sejurus kemudian terlihat dari kaca, sosok Mi Young ternyata adalah seorang wanita tua; dia ibunya.

Chang Seok kembali lagi ke Seoul setelah tujuh tahun. Setelah kembali ke Seoul, dia memilih lebih banyak menghabiskan waktu bersama ibunya yang semakin tua. Mereka berjalan-jalan setiap hari sebelum besok ibunya masuk ke panti jompo di Cheonan. Hari itu Chang Seok menitipkan ibunya pada sang kakak dan dia berjalan-jalan sendirian.

Chang Seok disapa seorang gadis muda bernama Yoo Jin. Dia adalah editor yang membawakan kontrak untuk Chang Seok dari penerbit tempatnya bekerja. Tim editor menyukai naskah buatan Chang Seok, begitu pun CEO mereka. Anehnya, CEO itu tak terbiasa membaca tulisan orang lain, apalagi tulisan atau buku yang disukai banyak orang.

CEO di tempatnya bekerja ternyata seorang novelis. Dia terkenal tapi karya-karyanya tak pernah bagus. Dia mendapatkan reputasinya dari melakukan hal lain, termasuk karena menerbitkan novel-novel bagus. Menurut Chang Seok Yoo Jin membicarakan atasannya secara dingin dan terdengar kasar. Gadis itu hanya tersenyum.

Dalam perjalanan Yoo Jin bertanya perihal rencana novel selanjutnya yang akan ditulis Chang Seok, tapi lelaki itu ragu apakah akan menulis lagi atau tidak. Chang Seok sendiri tak pernah menganggap dirinya sebagai penulis novel. Yoo Jin menimpali bahwa novel karya Chang Seok disukai banyak orang. Saat belajar menyunting novel karyanya pun dia banyak mendapat sesuatu.

Namun, bagi seorang novelis seperti Chang Seok, naskah yang banyak disunting artinya tidak bagus. Yoo Jin tidak menganggap novel Chang Seok sebagai karya fiksi, melainkan tentang hidupnya sendiri. Yoo Jin bisa merasakan bahwa yang ditulis Chang Seok adalah pengalamannya sendiri. Bagi Chang Seok, karangan kadang lebih jujur daripada pengalaman.

Di tengah jalan keduanya sempat teralihkan oleh seorang wanita yang tampak tidak waras. Wanita itu tiba-tiba saja menerobos di tengah-tengan antara keduanya dan mengatakan harus mengikuti angin dan berpegangan tangan agar tidak tersesat. Tak lama wanita itu kembali berlalu sambil bergumam memanggil ayahnya.

Hari mulai gelap, tapi mereka terlihat masih di atas bukit. Yoo Jin menghisap rokok yang menarik perhatian Chang Seok karena berbunyi saat dihisap dan beraroma sedap. Menurut Yoo Jin yang dia hisap adalah rokok dari Indonesia; rokok kesukaan kekasihnya yang memang berasal dari Indonesia. Chang Seok yang sudah berhenti, tertarik mencobanya. 

Yoo Jin melanjutkan cerita tentang pacarnya yang merupakan mahasiswa pertukaran. Saat dia hamil, kekasihnya mengerti soal aborsi. Dia juga tak tahan dingin sehingga setiap musim dingin selalu pulang ke negaranya. Ketika Yoo Jin mengabarkan telah melakukan aborsi, pacarnya menangis cukup lama.

Kekasihnya mengatakan dia memberi nama Rintik pada bayinya. Dalam bahasa Indonesia artinya tetesan hujan yang jatuh dari daun. Menurut Yoo Jin menamai bayi yang bahkan tidak lahir adalah sesuatu yang gila.

Chang Seok juga menceritakan sesuatu pada Yoo Jin; tentang seorang yang sudah menginjakkan kakinya di bulan sebanyak dua kali. Dalam wawancara yang dilakukannya, judul yang dipilih adalah Kembali ke Bumi, bukan Perjalanan ke Bulan. Menurut orang itu, kembali dari bulan lebih sulit daripada pergi. 

Chang Seok dan Yoo Jin sepakat bekerjasama menerbitkan novel dan kini Chang Seok harus mencari pekerjaan. Namun, penulis itu merasa tak bisa memenuhi janjinya untuk berhenti merokok. Malam itu Chang Seok tak langsung pulang. Dia menikmati makan malam sendirian lalu pergi ke sebuah bar sendirian.

Pagi harinya saat Chang Seok sedang asyik menulis di sebuah cafe, seorang pria paruh baya yang membawa kamera menyapanya. Mereka terlihat seperti dua orang teman lama yang sekian waktu tidak bertemu. Lantas siapa pria itu? Adakah ia terhubung dengan masa lalu Chang Seok?

Perjalanan Patah Hati Seorang Novelis

Perjalanan Patah Hati Seorang Novelis

Melihat IU bersanding dengan Yeon Woo Jin di poster film Shades of The Heart (2019), tebakan rasanya banyak mengarah pada cerita romantis antara dua orang itu. Lantas membayangkan mereka terlibat satu hubungan melankolis yang tenang dan emosional. Tebakan itu tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar.

Kemunculan IU hanya beberapa menit; dia secuil cerita dari keseluruhan film. Meski begitu, karakternya membuka jalan bagi mengalirnya alur dalam film arahan sutradara Kim Jong Kwan ini. Yeon Woo Jin yang sebelumnya dikenal membintangi drama I Wanna Hear Your Song (2019) berperan sebagai Chang Seok.

Dia adalah seorang penulis novel yang kembali ke Korea dari Inggris setelah rumah tangganya gagal karena kehilangan buah hati. Membawa luka sebegitu besar, Chang Seok memilih kembali ke negaranya, menemui ibunya dan tanpa diduga bertemu dengan orang-orang yang memiliki cerita sama perihnya. 

Pertemuan dengan Banyak Kesedihan dan Kesendirian

Pertemuan dengan Banyak Kesedihan dan Kesendirian

Dengan modal sesentimental itu, film Shades of the Heart (2019) adalah jenis film yang sunyi. Ini adalah film yang penuh kontemplasi, perenungan dan perhentian sebelum seseorang memilih jalan hidup selanjutnya. Melalui alurnya yang ringkas dan padat, kita mengikuti perjalanan Chang Seok selama 1 jam 23 menit bertemu orang-orang, baik yang dia kenal atau orang yang baru ditemuinya.

Mereka bercerita tentang kesedihan, kesialan dalam hidup, penderitaan hingga membuat putus asa dan ingin mati, juga cerita tentang rasa bersyukur bisa melalui itu semua. Ada empat orang yang bertemu Chang Seok sekembalinya dia ke Seoul. Mereka adalah Mi Young, sang ibu, Yoo Jin yang merupakan editornya, Sung Ha yaitu kenalan lamanya dan Joo Eun pekerja bar yang menjadi teman bicaranya.

Masing-masing terlibat dialog panjang dan berisi dengan Chang Seok sehingga perlahan dan tanpa sadar memengaruhi pilihan hidupnya. Sesuatu yang terjadi pada Chang Seok mungkin akan related bagi beberapa orang, yang merasa terbantu dan tercerahkan setelah mendengar penderitaan orang lain.

Ada satu dialog menarik dan dalam yang diucapkan Sung Ha; seseorang yang putus asa karena istrinya sakit kanker. Saking putus asanya, Sung Ha percaya segala cara, termasuk cara-cara mistis. Dia mengatakan bahwa dirinya tak percaya keajaiban tapi harapan datang dalam keputusasaan.  

Berisi Banyak Dialog dengan Sinematografi Cantik

Berisi Banyak Dialog dengan Sinematografi Cantik

Kekuatan film ini terdapat pada skripnya. Hampir 80% berisi percakapan tapi atmosfernya gak membosankan. Kamu bisa ikut terhanyut dalam setiap emosi yang disampaikan karakter-karakternya melalui dialog mereka. Naskahnya terdengar tidak rumit, tidak banyak metafora tapi terasa dekat dan seperti curhat.

Belum lagi sinematografi yang cantik pada setiap scene. Kamera memperlihatkan suasana dari area-area umum di Seoul yang sepi, yang seolah melambangkan hati Chang Seok dan orang-orang di dalam film ini. Pemilihan tone juga mendukung suasana terasa kelam sekaligus tenang.

Shades of the Heart (2019) adalah sebuah film melodrama yang biasa, tapi nyatanya kita tak pernah bosan belajar dari penderitaan dan kesedihan yang juga biasa. Ia bukan film sedih yang menonjolkan emosi secara berlebihan, tak ada meraung-raung atau menangis yang merepotkan, tapi justru itu kekuatan dari film ini.

Ia tipikal film yang segmented. Rawan membuat penonton bosan karena hanya berisi dialog dan jeda tanpa percakapan. Hanya dalam film ini kesedihan dan penderitaan bisa diatasi dengan senyuman dan penerimaan. Ia bisa jadi titik balik dalam hidup seseorang. Apakah kamu tertarik karena sedang butuh film seperti ini? Agendakan untuk nonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram