bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Sesat (Lost), Jangan Benci, Bisa Melukai!

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Sesat (Lost)
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ditinggal oleh sang ayah, membuat Amara dan keluarganya pindah ke sebuah desa. Belakangan diketahui desa tersebut punya masa lalu yang mencekam. Penduduknya diteror oleh sesuatu yang tidak terlihat. Namun, hal tersebut terlambat diketahui oleh Amara. Gadis ini melakukan sesuatu yang tidak terduga dan membahayakan nyawa orang-orang terkasihnya.

Cerita di atas adalah sepenggal plot dalam film Lost (2018) atau Sesat arahan disutradarai Sammaria Simanjuntak. Film ini dibintangi oleh Laura Theux, Vonny Cornellya serta beberapa pelakon senior Indonesia seperti Jajang C. Noer dan Arswendi Nasution. Ingin tahu ceritanya seperti apa? Anda bisa membaca ulasan dan sinopsisnya terlebih dahulu berikut ini. Simak bersama ya!

Sinopsis

Amara (Laura Theux) seorang calon atlet yang mendapat dukungan dari keluarganya terutama sang papa (Williem Bevers). Namun, hubungannya dengan sang ibu (Vonny Cornellya) tidak begitu baik. Suatu hari Amara mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia. Semenjak itu Amara dan keluarga pindah ke desa. Begitu mulai memasuki wilayah desa, Kasih (Rebecca Klopper) adik Amara mencurigai sesuatu, terutama karena dia merasa penduduk di desa itu semuanya orang-orang lanjut usia.

Mereka sekeluarga rupanya pindah ke rumah sang kakek, Anwar (Arswendi Nasution). Sesaat setelah sampai ke rumah, perhatian Amara langsung tertuju pada sebuah lukisan. Di sana tampak ada gambar sumur tua. Tak lama berada di rumah itu, Amara melihat Anwar melakukan semacam persembahan lengkap dengan menyajikan sesajen dan membaca mantra.

Ritual yang dilakukan Anwar ternyata juga dilakukan oleh warga desa lainnya. Anwar sendiri sudah tinggal di rumah itu selama tiga tahun. Dia tinggal di sana untuk menyelesaikan novelnya. Sementara itu, cita-cita Amara menjadi atlet profesional harus tertunda akibat kepindahannya ini.

Malam pertama di rumah barunya, Kasih tidur di kamar Amara. Namun, saat tengah malam Amara terbangun, Kasih sudah tidak ada di sebelahnya. Dia pun mendapati pintu kamar sudah dalam keadaan terbuka. Amara lantas mencari Kasih, tapi lagi-lagi dia teralihkan pada lukisan sumur tua.

Sejurus kemudian pintu depan rumah terbuka, di sana Amara melihat sesosok makhluk yang aneh. Kaget, Amara pun terbangun. Gadis itu ternyata bermimpi. Saat terbangun, anehnya Amara mendapati situasi yang sama seperti di mimpinya. Bedanya, kali ini Kasih yang muncul dan langsung mengajak Amara ke ruangan kerja sang kakek untuk bermain internet.

Pagi hari pun tiba, Amara jogging di sekitar rumah. Saat sedang asyik, dia melihat sebuah tanda di pohon; tanda yang sama yang ada di ruang kerja kakeknya. Tiba-tiba seorang kakek asing muncul memeringatkannya untuk jangan masuk ke sana karena bisa tersesat, sayangnya Amara seolah tidak mendengar.

Tak jauh dari sana, gadis tersebut melihat sumur yang ada di dalam lukisan. Amara yang penasaran semakin tertarik untuk mendekat. Begitu sampai di depan sumur, Amara mendengar suara misterius yang membuatnya lari.

Keesokan harinya, Amara dan Kasih berangkat ke sekolah mereka yang baru. Amara mendapat teman baru, yaitu Mutia (Valerie TIfanka) dan Rian (Endy Arfian). Sepulang sekolah Rian menawari tumpangan dan bertanya di mana Amara tinggal. Gadis itu menjawab Beremanyan. Rian melanjutkan pembicaraan bahwa penduduk desa itu dulu menyembah Beremanyan, penunggu sumur. Mereka sesat sebab agama belum masuk ke desa.

Rian mengatakan bahwa Beremanyan dipercaya bisa mengabulkan permintaan. Jika menjadi kaya bisa dikabulkan, bicara dengan arwah juga bisa. Menurut ceritanya, perjanjian dengan setan tidak ada yang gratis. Kepala desa terakhir harus “membayar”, desanya tidak memiliki keturunan, anaknya meninggal dan istrinya menjadi gila.

Pada malam harinya, Amara diam-diam menemukan tata cara melakukan permintaan yang tertulis pada sebuah buku. Dia lalu menyelinap pergi dari rumah dan menuju ke dalam hutan, tepatnya ke arah sumur yang beberapa hari lalu dia temukan. Gadis itu kemudian memulai tata cara melakukan permintaan tanpa rasa takut sedikit pun.

Amara lantas menyampaikan permintaannya di depan sumur sambil membuang kalung yang dipakainya ke dalam sumur; dia ingin bicara dengan ayahnya untuk yang terakhir kali. Setelah itu, Amara pulang. Pagi tiba, Amara, Kasih dan ibunya bersiap berangkat ke sekolah. Anehnya Kasih mencium bau tidak sedap pada tubuh sang kakak.

Anehnya lagi, selama di perjalanan semua penduduk desa menatap mereka dengan heran. Para penduduk seperti mendapat tanda dan terlihat ketakutan. Apa yang sudah terjadi sesungguhnya? Teror dan ancaman seperti apa yang akan dihadapi Amara dan keluarga setelah anak gadis mereka melakukan ritual secara diam-diam?

Plot Terasa Dipaksakan

Konflik utama film Lost atau Sesat ini dimulai ketika Amara diam-diam melakukan ritual karena dirinya sangat ingin bicara dengan arwah ayahnya untuk yang terakhir kali. Sejak awal, Amara memang sangat kehilangan ayahnya, gadis itu juga cenderung lebih dekat dengan sang ayah daripada ibu. Sayangnya, kedekatan Amara dengan sang ayah tidak ditampilkan begitu kuat dalam film ini.

Scene antara dirinya dan ayah yang ditampilkan juga itu-itu saja. Sehingga keterikatan penonton dengan emosi Amara yang sangat merindukan ayahnya, tidak terlalu terasa. Pada akhirnya, alasan dia melakukan ritual yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, terasa dipaksakan. Plot utama film ini terlihat dibuat-buat. Amara tidak tampak sedekat itu dengan sang ayah untuk melakukan hal konyol yang dia tahu bahwa hal tersebut adalah sesat.

Bersiap untuk Jumpscare

Dalam pembuatan film horor, kehadiran jumpscare bisa menambah sensasi deg-degan saat menontonnya, tapi tidak semua penikmat film horor menyukai itu. Jumpscare terasa sangat mengganggu apabila disisipkan terlalu banyak. Sekaligus memperlihatkan bahwa seolah-olah sang sutradara hanya bisa mengandalkan itu untuk membuat filmnya menegangkan.

Padahal sutradara film horor yang baik seharusnya bisa meramu sebuah cerita hingga terasa mencekam tanpa mengagetkan penonton tiba-tiba secara berlebihan. Bagaimana dengan Film Lost (2018) atau Sesat? Film ini beberapa kali memberikan jumpscare, sehingga Anda harus bersiap untuk itu.

Jumpscare pertama ketika Amara bermimpi. Di depan pintu dia melihat sesosok asing yang aneh, tiba-tiba sosok tersebut sudah ada di depannya lengkap dengan bentuk menyeramkan. Jumspscare kedua saat gadis ini pulang sekolah, secara tiba-tiba seorang nenek yang entah dari mana datangnya sudah ada di belakang, mengagetkan Amara dan membuatnya berlari.

Baca juga: Daftar Film Horor Indonesia Terbaik dan Paling Menyeramkan

Tone Warna Mencekam

Seperti kebanyakan film horor, Lost (2018) atau Sesat hadir dengan pilihan color grading yang mencekam. Tone warna sepanjang film didominasi oleh biru, hijau dan kuning. Pemilihan warna yang seperti ini jelas menambah suasana terasa semakin meneror dan mengerikan.

Tone warna yang demikian didukung oleh setting tempat pada film ini. Anda akan melihat pohon-pohon pinus yang tinggi dan cukup rapat serta suasana kampung yang jauh dari modernisasi. Singkatnya, film ini ditampilkan dengan gelap dan mencekam.

Ending Film yang Begitu Saja

Keadaan yang mencekam sejak awal hingga pertengahan film, diakhiri dengan begitu saja. Ending film Sesat atau Lost (2018) dibuat tanpa cerita yang kuat, seperti dipaksakan untuk happy ending. Tidak ada adegan dari ritual-ritual yang rumit atau mengerikan yang mampu menjaga ketegangan film hingga akhir.

Di bagian akhir film, Amara hanya berlari dan mencari bantuan dari penduduk desa. Jawaban yang dia dapat adalah kutukan bisa berhenti jika dia mengorbankan dirinya. Amara yang sudah tidak tahan melihat ibu dan adiknya diteror serta dicelakai oleh Beremanyan, merelakan dirinya untuk masuk ke dalam sumur. Lalu cerita pun selesai. Kutukan Beremanyan yang membuat penduduk desa putus asa dan hidup dalam ketakutan selama beberapa puluh tahun, berakhir begitu saja.

Bagaimana? Apakah ingin tahu mengenai kelengkapan cerita film ini? Film Lost (2018) atau Sesat yang diproduksi Rapi Films berdurasi sekitar 1 jam 30 menit. Bagi Anda yang butuh hiburan tipis-tipis dari film horor Indonesia, boleh menyaksikannya. Lost bisa disaksikan di Netflix ya! Ajak beberapa teman atau keluarga untuk menonton bersama! Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram