bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Sabtu Bersama Bapak, Kenangan Seorang Ayah

Ditulis oleh Dian Rahmawati
Sabtu Bersama Bapak
4.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sabtu Bersama Bapak merupakan sebuah film garapan sutradara ternama Monty Tiwa yang dirilis pada 5 Juli 2016 lalu. Terbentuknya film ini diambil dari sebuah novel karya Adithya Mulya yang berjudul “ Sabtu Bersama Bapak.” Karena menuai banyak respon positif  serta rating pembaca yang  cukup tinggi, akhirnya novel  ini berhasil dijadikan sebuah film dan diproduksi oleh Maxima Pictures. 

Film ini banyak diminati oleh sebagian besar kalangan, tidak heran jika film ini mendapat penghargaan sebagai film terfavorit, pada ajang penghargaan Indonesian Movie Actors Awards tahun 2017. Keberhasilan film ini tentunya tidak lepas dari kepiawaian para aktor dan aktris yang  sudah profesional dalam memainkan perannya. 

Seperti film drama keluarga pada umumnya, sabtu bersama bapak juga tidak lepas dari alur cerita melankoli. Bagaimana tidak, belum apa-apa saja film ini sudah menyuguhkan kesedihan dengan divonisnya sang bapak dalam cerita tersebut. Namun dengan adanya kehadiran aktor pendukung lainnya, film ini juga menyajikan sedikit alur jenaka yang cukup menghibur.

Tentu saja  bukan hal yang mudah, menggabungkan dua alur yang bertolak belakang dalam satu kesatuan yang epik. Meskipun jalan cerita film ini sedikit berbeda dari novelnya, namun kesan dan makna yang ingin  disampaikan oleh film ini sangat menyentuh bagi sebagian besar penonton. Bahkan film ini sempat menjadi trending topic di Twitter pada 24 Maret 2016 lalu. 

Jadi tidak heran jika film ini berhasil mendapat penghargaan sebagai film terfavorit. Kao kamu belum nonton, pokoknya wajib banget deh di tonton! Kira-kira semenarik apa sih jalan cerita dari film ini? konflik seperti apa yang disuguhkan? Akan berakhir sad ending kah, atau happy ending? Daripada penasaran. Yuk, kita simak artikel nya! 

Sinopsis 

Gunawan ( Abimana Aryasatya) dan Itje ( Ira wibowo) adalah sepasang suami istri yang dianugerahi dua anak bernama Satya ( Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra). Kehidupan keluarga kecil ini sangat sederhana dan bahagia, namun semuanya berubah ketika Gunawan (Abimana Aryasatya) mengetahui bahwa dirinya mengidap kanker, dan divonis hanya memiliki waktu 1 tahun lagi untuk hidup .

Pada saat itu usia Cakra (Deva Mahenra) masih berumur lima tahun, sedangkan Satya ( Arifin Putra)   berusia delapan tahun. Mengingat peran seorang ayah sangat penting terhadap proses tumbuh kembangnya anak, tentu saja Gunawan khawatir jika kedua anaknya tidak bisa mendapatkan figur seorang ayah. 

Karena gunawan tidak bisa mendampingi dan mendidik kedua anaknya hingga dewasa. Akhirnya Gunawan membuat ide yang sangat cemerlang, ia membuat rekaman video yang sangat banyak, dimana video itu berisi pesan-pesan atau wejangan untuk kedua anaknya.

Setelah Gunawan tiada, tentu sang istri lah  yang menjadi pilot keluarga dan bertanggung jawab untuk mendidik kedua anaknya. Itje  melaksanakan wasiat serta pesan-pesan dari almarhum suaminya, untuk memperlihatkan video-video yang telah dibuat oleh suaminya sebelum berpulang. 

Agar kedua anaknya masih bisa merasakan adanya figur seorang ayah. Akhirnya Itje memutuskan untuk mengajak kedua anaknya bertemu sang ayah melalui rekaman video tersebut, setiap seminggu sekali pada hari sabtu. Hal tersebut seakan sudah menjadi ritual, dan dilakukan selama bertahun-tahun hingga Satya dan Cakra tumbuh menjadi dewasa. 

Berkat didikan serta pesan-pesan sang ayah, akhirnya Satya dan Cakra tumbuh menjadi seseorang yang sukses. Satya bekerja sebagai tenaga offshore di lepas pantai Denmark dan memiliki seorang istri yang sangat cantik yaitu  Rissa (Acha Septriasa), mereka juga dianugerahi dua orang anak laki-laki bernama Ryan dan Miku. 

Sedangkan Cakra tumbuh menjadi seorang deputi Direktur, di salah satu bank asing yang ada di Jakarta. Karena terlalu fokus dengan karir dan pesan-pesan yang disampaikan ayahnya, Cakra sampai lupa untuk mencari pasangan, alias masih berstatus jomblo. 

Konflik lain yang muncul dari film ini pun muncul, saat Satya dan Cakra sudah beranjak dewasa. Satya dengan sejumlah permasalahan rumah tangganya dengan Rissa, dan Cakra dengan pencarian pendamping hidupnya. Sementara itu sang ibu Itje, memilih untuk menjalankan bisnis warung makan di Bandung seorang diri, karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya. 

Di Tengah permasalahan dan kesibukan yang sedang dialami Satya dan Cakra, Itje justru merahasiakan rahasia besar yang tidak diketahui kedua anaknya, bahwa Itje mengidap penyakit kanker payudara. Namun lambat laun rahasia itu pun terbongkar, hal tersebut tentu sangat membuat Satya dan Cakra merasa sedih, karena tidak ada di saat ibunya membutuhkan perhatian dan perawatan dari mereka. 

Worth untuk Ditonton

Menurut saya premis dari film ini sangat menarik, walaupun alurnya tidak terlalu complicated dan mudah di tebak. Namun ada beberapa adegan-adegan yang sangat menyentuh hati. Banyak sekali pesan-pesan dan nilai positif yang bisa dijadikan pembelajaran dari film ini.

Makna yang ingin disampaikan dari film ini adalah betapa kuatnya hubungan seorang ayah dan anak. Meskipun Satya dan Cakra tidak bisa mendapat bimbingan secara langsung dari sang ayah, namun dari wejangan-wejangan yang disampaikan oleh sang ayah, melalui rekaman video yang mereka tonton berhasil dijalankan dengan baik.

Hal itu membuktikan bahwa, betapa kuatnya hubungan yang terjalin antara seorang bapak dan anak. Jadi menurut saya, sabtu bersama bapak adalah salah satu film yang sangat worth it untuk di tonton. Selain karena dialognya yang penuh makna, penulisan karakter dalam film ini pun sangat cocok, kemampuan para pemainnya pun sudah tidak diragukan lagi. 

Tampil dengan Sajian Humor yang Menghibur

Ekspektasi saya ketika menonton film ini, pada awal saya mengira alur ceritanya hanya menyajikan kesedihan. Namun siapa sangka ternyata film ini juga menyuguhkan humor yang cukup menghibur. Apa lagi kalau bukan karena plot Cakra dengan problematika kejombloannya. Apalagi saat  melihat aksi dan usaha Cakra untuk melakukan PDKT dengan perempuan, terlihat sangat kikuk dan natural.

Belum lagi tingkah teman-teman kantornya yang selalu mengintimidasi  Cakra, lantaran hanya cakra satu-satunya manusia  yang masih jomblo di kantor. Kehadiran Firman (Ernest Prakasa) dan Wati (Jennifer Arnelita) sebagai rekan kantor Cakra disini, cukup menghidupkan suasana komedi yang mendukung, sehingga film ini tidak terkesan membosankan. 

Dialog Penuh Makna 

Banyak sekali dialog atau kutipan-kutipan yang bisa dijadikan quote dari film sabtu bersama bapak. Nah, bagi kamu yang ingin belajar mengenai parenting coba deh simak beberapa kutipan ini, siapa tau bisa jadi motivasi. Ada beberapa quote atau kutipan penuh makna yang diambil dari novel sabtu bersama bapak, karya Adhitya Mulya. Yuk, kita baca satu persatu! 

“Menjadi panutan bukan tugas anak sulung kepada adik-adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orangtua untuk semua anak-anaknya.” 

Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai orang tua seharusnya tidak terlalu menekankan tanggung jawab yang berlebihan kepada anak. Karena setiap anak tidak bisa memilih dilahirkan sebagai anak pertama, kedua, atau ketiga. Oleh karenanya setiap orang tua wajib mendidik anaknya dengan tanggung jawab yang sama.  

“Orang tua, selalu memberikan contoh kesuksesannya. Kebanyakan malu untuk memberikan contoh kegagalan sendiri, dan mereka terdiam membiarkan anak-anaknya terperangkap di kesalahan yang sama.” 

Dari kutipan di atas, pembelajaran yang bisa kita ambil yaitu sebagai orang tua seharusnya kita tidak hanya memberika contoh keberhasilan saja. Namun kita juga harus menceritakan bagaimana proses di baliknya. Ceritakan bagaimana proses kegagalan dan bangkit kembali dalam menghadapi kehidupan, agar anak bisa termotivasi dan tidak pantang menyerah.

Jika kamu penyuka film drama keluarga atau kamu yang sedang menikmati akhir pekan bersama keluarga, menurut saya  film ini sangat recomended untuk ditonton!

Karena jika dilihat dari segi cerita dan pengambilan gambar  menurut saya film ini sudah cukup bagus, sinematis yang di tampilkan juga tidak terlalu berlebihan. Karakter dari masing-masing pemain pun sudah tidak diraguhkan lagi. Walaupun alurnya mudah untuk di tembak, akan tetapi saya cukup terhibur dengan bebebrapa adegan yang cukup menguras humor.

Jadi, saya akan memberikan rating 4.3 untuk film Sabtu Bersama Bapak. Kalau menurut kamu bagaimana? Adegan apa saja sih  yang menurut kamu paling berkesan di film ini? Yuk, tulis kolom komentar ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram