bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Science Fiction Mute (2018)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Mute
2.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang bartender bisu melawan kelompok gangster di kotanya dalam upayanya untuk mencari tahu apa yang terjadi pada kekasihnya. Mute adalah film science-fiction dengan nuansa neo-noir yang merupakan produksi bersama Inggris dan Jerman yang dibintangi oleh Alexander Skarsgard, Paul Rudd dan Justin Theroux dengan Duncan Jones sebagai sutradaranya.

Film yang dirilis oleh Netflix pada 23 Februari 2018 ini sempat mengalami penundaan perilisan lebih dari setahun sejak proses produksinya selesai yang pastinya mengundang banyak keraguan akan kualitas film ini. Simak review kami kali ini untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari film kedua dari sebuah trilogi karya Duncan Jones ini.

Sinopsis

Sinopsis

Leo adalah seorang bartender di sebuah klab malam di Berlin yang bisu karena sebuah kecelakaan masa kecilnya. Luka Leo sebenarnya bisa disembuhkan dengan operasi tapi karena mereka adalah penganut Amish yang taat mereka memilih untuk menyembuhkan luka itu dengan cara sendiri dan menganggap kebisuan Leo sebagai sebuah takdir yang harus diterima.

Leo menjalin cinta dengan Naadirah, seorang pelayan di klab yang sama dengan Leo. Sifat temperamen Leo hampir membahayakan pekerjaan mereka berdua saat Naadirah diganggu oleh salah satu pengunjung yang langsung dipukul oleh Leo. Naadirah menghentikan perkelahian itu dan bilang kepada Leo jika dia sangat membutuhkan pekerjaan ini. Leo pun diberi peringatan oleh bosnya, Maksim.

Sementara itu, Cactus Bill dan Duck melakukan operasi dadakan terhadap anak buah Maksim. Bill ingin segera pergi dari Berlin dengan bantuan Maksim dalam pembuatan identitas baru bagi dia dan putrinya, sedangkan Duck ingin tetap bertahan di Berlin karena dia memiliki usaha implan yang sedang berkembang. Mereka berdua adalah sahabat karib sejak masih di militer dulu.

Pengunjung yang mengganggu Naadirah, Stuart, kembali ke klab dan memancing emosi Leo, sehingga dia dipecat oleh Maksim. Leo belum mendapat kabar dari Naadirah yang membuatnya cemas. Dia menemui Luba, teman Naadirah, yang juga tidak tahu-menahu dimana Naadirah berada. Leo mencoba menghubungi Naadirah lewat ponsel yang diberikan oleh Naadirah untuknya.

Pesan Leo dibalas yang meminta dia untuk datang ke pasar teknologi gelap dimana dia bertemu kembali dengan Stuart dan hampir saja berkelahi lagi. Leo teringat jika Naadirah pernah menulis alamat di buku miliknya. Dia kemudian menggunakan arang untuk mengetahui salinan alamat itu dan mendatanginya. Leo bertemu dengan Oswald di alamat itu yang mengira jika Leo adalah suruhan Nicky.

Leo kemudian mengejar Nicky dan bertemu dengannya di sebuah resto. Leo kemudian melemparkan uang dari Oswald kepada Nicky di hadapan anak buah Maksim. Leo kemudian melacak keberadaan Naadirah dari foto yang dia dapat di rumah Oswald yang ternyata mempertemukannya kembali dengan Luba dimana dia mengaku jika mereka berdua menjadi pelacur demi mengumpulkan lebih banyak uang.

Leo kemudian mendatangi rumah ibunya Naadirah yang menceritakan tentang cucunya bernama Josie dan menantunya yang jahat bernama Bill. Atas perintah Maksim, Bill dan Duck ditugaskan untuk menyiksa Nicky karena berkhianat padanya. Secara tidak sengaja, Bill menemukan foto-foto anak kecil di komputer Duck dan langsung mengancamnya apabila dia berniat untuk mendekati putrinya. Duck adalah pedofil!

Bill diberi tahu jika identitas barunya sudah selesai. Kemudian Bill dan Duck pergi merayakannya. Bill berniat memberikan rumahnya untuk Duck jika nanti dia sudah pergi, lalu Duck pun bilang jika dialah yang mengirimkan pesan kepada Leo tanpa nama. Bill tersulut emosi ketika diperiksa oleh petugas dan sempat memukul Duck yang coba melerainya. Kecewa, Duck memberi tahu Leo posisi Bill.

Leo kemudian menyerang Maksim dan merobohkan semua anak buahnya, kemudian mengambil dokumen identitas milik Bill. Leo menemukan Nicky yang terikat dan jenazah Naadirah di dalam sebuah kantung plastik di rumah Bill. Leo dan Bill berkelahi hingga menyebabkan mereka berdua luka parah. Duck menemukan mereka berdua tergeletak di lantai.

Duck mengoperasi pita suara Leo dan mengimplan alat agar Leo bisa berbicara kembali. Kemudian Duck membawa Josie dan Leo pergi ke luar kota Berlin. Mereka berhenti di jembatan yang sama dengan foto Naadirah yang dibawa oleh Leo. Duck sempat bilang jika dia juga mencintai Naadirah. Leo menyeret Duck terjun dari jembatan dan menenggelamkan Duck. Leo kemudian membawa Josie kepada neneknya.

Duplikasi Seting Blade Runner

Duplikasi Seting Blade RunnerSumber: imdb.com

Seting kota Berlin di tahun 2035 dalam film Mute ini langsung mengingatkan kita kepada film Blade Runner (1982) yang memang diakui oleh Duncan Jones sebagai referensi utamanya dalam sebuah wawancara di sebuah media berita online, Deadline Hollywood. Banyak kemungkinan teknologi canggih yang disuguhkan yang rasa-rasanya teknologi seperti ini sudah bisa diciptakan di masa kita sekarang.

Contohnya adalah mesin makanan yang langsung bisa mengirimkannya ke posisi nomor ponsel yang dicantumkan. Hampir sama kan dengan aplikasi antar makanan online yang ada sekarang? Yang membedakan kemungkinan hanyalah prosesnya saja, jika di dalam film mungkin menggunakan robot sedangkan sekarang masih menggunakan driver manusia.

Kenapa banyak kata “mungkin”? Karena pemesanan makanan yang dilakukan Leo gagal sehingga kita tidak bisa melihat proses pengiriman makanannya seperti apa dan menggunakan apa. Sebenarnya Leo memesan makanan itu hanya untuk melacak keberadaan nomor ponsel yang menghubunginya, yang dia kira milik Naadirah. Ide yang cemerlang untuk seorang Amish yang “gaptek” seperti Leo.

Ragam jenis kendaraan, lingkungan kumuh yang kelam di tengah gemerlapnya kota dan menyorot kehidupan kelas bawah sama seperti apa yang ditampilkan di film Blade Runner. Hanya saja ada elemen penting yang justru terlewat oleh Jones, yaitu tidak adanya bahaya yang mengancam jiwa dua karakter utamanya: Leo dan Bill.

Apakah jika Leo tidak menemukan Naadirah dia akan mati? Apakah jika Bill tidak pergi dari Berlin nyawanya akan terancam? Tidak ada satupun ancaman kepada mereka yang membuat cerita film ini terasa tidak penting, sehingga tidak membuat kita terikat dengan karakternya, kita hanya ingin mengetahui dimana keberadaan Naadirah saja.

Seperti Dua Film Terpisah

Seperti Dua Film TerpisahSumber: imdb.com

Karakter Leo dan Bill memang memiliki cerita dan konflik masing-masing, terutama dari sisi psikologis. Tapi tidak seharusnya membuat film ini tampil seperti dua film terpisah yang dijadikan satu. Adegan-adegan Leo dibuat kelam dan berat, sedangkan untuk Bill dibuat lebih berwarna dan ringan. Dua sisi yang sangat jauh berbeda. Padahal tokoh antagonis disini ialah Bill, bukan Leo.

Apakah karena karakter mereka yang bertolak belakang? Leo yang bisu sedangkan Bill tidak berhenti berbicara dan marah-marah? Meski banyak menimbulkan pertanyaan, akting Alexander Skarsgard dan Paul Rudd cukup baik. Skarsgard lebih banyak menggunakan matanya untuk menunjukkan perasaannya sedangkan Rudd lebih bebas menampilkan gestur dari sosok karakternya yang bengal dan temperamen.

Bagian dari Trilogi Ambisius Duncan Jones

Bagian dari Trilogi Ambisius Duncan JonesSumber: imdb.com

Setelah sukses dengan film Moon (2009), Duncan Jones berniat membuat trilogi ambisius dari imajinasinya. Tapi tidak mudah bagi sineas baru untuk mewujudkan proyek seperti itu. Jones kemudian mengarahkan Source Code (2011) dan Witchcraft (2016) terlebih dahulu untuk kemudian akhirnya melanjutkan proyek ambisiusnya ini.

Memang tidak ada keterikatan langsung dengan jalan cerita Moon, tapi Mute berada di waktu yang sama dengan film itu dimana kita bisa menyaksikan akting Sam Rockwell yang merupakan pemeran utama Moon di sebuah berita TV yang ditonton oleh Leo. Itu saja, tidak lebih. Trilogi ini ditutup dengan film animasi Once Upon a Time in the Future yang dirilis pada tahun 2020.

Mute sebenarnya bisa menjadi sebuah film sci-fi yang bagus, terutama dari sisi visual, tetapi naskah yang lemah dan terkesan carut-marut membuat performa film ini secara keseluruhan berada di bawah standar. Belum lagi tempo film yang lambat dan terlalu lama untuk pindah antar adegan. IMDb hanya memberikan rating 5,4 dengan Metascore sebesar 35 saja. Masih layak ditonton saat waktu luang.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram