bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Man on a Ledge, Thriller Mendebarkan

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Man on a Ledge
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Man on a Ledge merupakan film bertemakan action thriller, yang pertama kali rilis di tahun 2012 kemarin. Sekarang, film ini bisa dinikmati oleh siapa saja karena ditayangkan kembali pada layanan streaming Netflix beberapa hari yang lalu. Man on a Ledge menghadirkan para pemain yang sudah tidak asing di dunia perfilman, seperti Anthony Mackie, Sam Worthington, Ed Harris, Elizabeth Banks, dan Jamie Bell.

Sebagai film bergaya action thriller, Man on a Ledge nampaknya mempunyai daya tarik sendiri untuk ditonton. Film ini pun kemudian mendapatkan respon yang beragam, baik secara positif maupun negatif. Lalu, apakah Man on a Ledge ini termasuk film yang buruk, biasa saja, atau spesial? Untuk mengetahui jawaban tersebut, berikut adalah review selengkapnya dari film berdurasi 1 jam 42 menit ini.

Sinopsis

Man on a Ledge

Seorang pria bernama Nick Cassidy menginap di sebuah hotel yang ada di Kota New York. Ia kemudian mencoba bunuh diri dengan meloncat dari kamar hotelnya yang berada di lantai 21. Di jalanan Kota New York, polisi bernama Dante Marcus mulai mengendalikan kerumunan warga yang tengah melihat aksi nekat tersebut. Sementara itu, polisi lainnya yang bernama Jack Dougherty, datang ke kamar Nick untuk berbicara dengannya.

Akan tetapi, Nick tidak mau berbicara kepadanya dan ia hanya akan berdiskusi dengan seorang negosiator bernama Lydia Mercer. Perempuan tersebut lalu tiba di hotel, dan selanjutnya berhasil mendapatkan sidik jari Nick dari sepuntung rokok yang ia hisap.

Dougherty dan Lydia kemudian menemukan identitas asli Nick, ia adalah seorang mantan polisi yang ditangkap karena mencuri berlian Monarch senilai 40 juta dollar dari pengusaha David Englander. Nick dijatuhi hukuman 25 tahun tetapi melarikan diri dari penjara. Nick bersikeras bahwa ia tidak bersalah, dan dijebak untuk melakukan pencurian berlian tersebut.

Sementara itu, saudaranya Nick, Joey Cassidy dengan pacarnya, Angie, berhasil masuk ke lemari besi tempat penyimpanan berlian milik Englander, yang kebetulan lokasinya berada di seberang jalan tempat hotel Nick menginap. Ternyata tindakan yang dilakukan oleh Nick adalah kamuflase untuk mengalihkan perhatian para polisi supaya aksi Joey dan Angie tidak terganggu.

Joey dan Angie melakukan hal itu karena ingin membuktikan bahwa Nick sebenarnya tidak bersalah, dan berusaha memancing reaksi dari orang-orang yang menjebaknya. Dougherty selanjutnya memberitahu kepada Marcus tentang identitas asli Nick. Sang polisi tersebut lalu memerintahkan para penjaga toko perhiasan untuk memeriksa lemari besi tokonya masing-masing.

Di momen itu juga, mantan partner Nick, Mike Ackerman, tiba di hotel dan memberi bukti bahwa Nick sedang merencanakan sesuatu. Lydia dan Dougherty tidak percaya dengan bukti yang diberikan olehnya. Namun, Mike bersikeras jika ia menemukan rencana pengeboman yang akan dilakukan oleh Nick beserta rekan-rekannya di suatu tempat.

Kerumunan warga kemudian dievakuasi oleh penjinak bom, dan Lydia - yang telah berdiskusi panjang dengan Nick - mulai percaya bahwa ia tidak bersalah. Lydia pun kemudian menelpon Lembaga Penegakan Hukum dan menemukan fakta bahwa Marcus serta Walker adalah polisi korup yang jahat. Mereka dipekerjakan oleh Englander.

Hanya sebagai Film Hiburan Saja

Hanya sebagai Film Hiburan Saja

Man on a Ledge bukanlah sebuah film yang benar-benar menawarkan jenis thriller yang intens dan mengancam. Film ini memang membawa unsur thriller, namun hal tersebut disajikan secara biasa saja, meski ada beberapa adegan yang cukup mendebarkan. Man on an Ledge bisa dibilang hanya sebagai film hiburan semata, yang kebetulan saja membawa embel-embel action thriller agar lebih menarik ditonton.

Ceritanya memang sangat sederhana, di mana ada seorang mantan polisi yang berusaha membuktikan dirinya tidak bersalah atas kasus pencurian yang dituduhkan kepadanya. Namun, satu hal yang menarik di film ini adalah adanya sudut pandang lain yang disajikan. Nick pura-pura bunuh diri, dan meminta bantuan Joey, serta Angie untuk memancing respon dari Englander yang telah menjebaknya.

Dalam konsep seperti itu hampir dipastikan selalu ada kelompok polisi korup yang saling bekerjasama. Tentu saja, Man on a Ledge masih mengambil formula tersebut lewat penggambaran polisi jahat seperti Marcus, yang dipekerjakan oleh Englander untuk menghentikan Nick. Sekilas terdengar klise dan umum, maka tak heran jika film ini terjebak sebagai film hiburan. Belum terlihat layaknya thriller seutuhnya.

Selain itu, premis sederhana tersebut kurang digarap lebih liar lagi. Padahal, sudut pandang ceritanya sudah cukup menarik dan konsep perampokannya sangat seru untuk diikuti. Imajinasi naskah pada film ini tidak dipoles secara maksimal. Pada akhirnya alurnya pun sangat mudah untuk ditebak. Di sisi lain, karakter antagonis dan protagonisnya tergambarkan sangat klise juga monoton.

Jangan terlalu berekspektasi tinggi terhadap film ini. Anggaplah Man on a Ledge sebagai film hiburan yang menyenangkan saja. Meski begitu, kita yang menontonnya masih akan tetap diajak ke dalam nuansa yang cukup mendebarkan dan tegang, hingga mengikuti jalan ceritanya sampai film selesai.

Tidak Terlalu Buruk

Tidak Terlalu Buruk

Dalam ulasan Rotten Tomatoes, film ini memang mendapatkan rating yang tidak bagus. Namun, bukan berarti jika Man on a Ledge adalah sebuah film yang buruk. Selama durasi 1 jam 42 menit film ini berjalan, kita masih bisa menikmati jalan ceritanya hingga akhir, walaupun keseluruhan plotnya memang terasa kurang menggigit. Toh, Man on a Ledge secara garis besar pun berhasil sebagai film yang menghibur.

Film ini sebenarnya berusaha to the point dalam penyajian ceritanya dan berusaha untuk tidak bertele-tele. Sang sutradara, Asger Leth, nampaknya sudah berusaha sebaik mungkin untuk membuat film ini bisa dinikmati secara utuh. Terlepas dari ulasan yang tidak bersahabat dari Rotten Tomatoes, film ini nyatanya tetap seru untuk ditonton.

Asger Leth pun pada akhirnya menyuguhkan adegan-adegan perampokan yang cukup intens. Tensi thriller dan ketegangan di film ini berhasil ia bangun sedikit demi sedikit agar penonton bisa terlibat ke dalam jalan ceritanya. Hal tersebut menjadi salah satu nilai positif dalam Man on a Ledge, dan kita yang menontonnya mungkin akan sepakat bahwa film ini tidak terlalu buruk sebenarnya.

Meskipun begitu, harus diakui juga bahwa Man on a Ledge memang terasa lemah dalam pengembangan cerita dan karakterisasinya. Film ini di satu ini berhasil sedikit memuaskan lewat kisah Nick yang tengah mencari kebenaran. Tapi, bagi penyuka film-film thriller seperti The Departed, Phone Booth, dan Zodiac, maka Man on a Ledge tidak akan memberikan nuansa spesial layaknya ketiga film tersebut.

Masih Patut untuk Ditonton

Man on a Ledge film (2)

Nick adalah tokoh sentral di film ini, dan awalnya ia hadir dengan menimbulkan tanda tanya apakah sebagai sosok antagonis atau protagonisnya. Tapi, pertanyaan itu segera terjawab dengan cepat karena Man on a Ledge sedemikian rupa mengeksplorasi karakter ini. Di sela-sela cerita, film ini juga ternyata menyuguhkan drama psikologi terkait keputusan Nick sampai rela melakukan percobaan bunuh diri.

Selain itu, para kepolisian New York pun harus mengalami sebuah dilema setelah melihat kondisi yang dialami oleh Nick. Mereka kemudian harus dihadapkan pada keputusan sulit apakah harus menangkap dan memenjarakannya kembali, atau membebaskannya karena tidak sepenuhnya terlibat dalam pencurian berlian. Jawaban yang pasti dari itu tentunya bisa kalian dapatkan dengan menonton film ini.

Jangan lupakan juga bahwa Man on a Ledge ini dibintangi oleh aktor berkualitas Hollywood seperti Ed Harris sebagai David Englander, dan Elizabeth Banks menjadi Lydia Mercer. Lalu, ada nama Anthony Mackie yang memerankan karakter Mike Ackerman, serta Jamie Bell sebagai Joey Cassidy.

Dari segi jajaran casting-nya, film ini cukuplah mumpuni, terlebih lagi sang karakter utamanya dimainkan oleh Sam Worthington, yang bermain di film Avatar (2009) karya James Cameron. Sebelum berada di Man on a Ledge, Worthington juga dikenal karena bermain di film Terminator Salvation (2009), dan Clash of the Titans (2010).

Film ini pada akhirnya memang menimbulkan respon yang beragam, ada yang menyukainya, ada juga yang sebaliknya. Tapi, terlepas dari segala kekurangan yang berada dalam Man on a Ledge, film ini cukup seru untuk terus mengikuti jalan ceritanya hingga selesai. Karena kini sudah tersedia di Netflix maka tak ada salahnya untuk menonton film ini sebagai sebuah tontonan yang menghibur.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram