bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Last Christmas, Kekasih Bayangan

Ditulis oleh Gerryaldo
Last Christmas
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Natal seharusnya menjadi bulan menyenangkan dimana semua orang merayakannya dengan penuh harapan. Semua hal baik dan hal bahagia dijadikan permohonan utama oleh kebanyakan orang yang merayakannya. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi si gadis belia, Katarina Andrich yang dikenal dengan nama Kate.

Kate sama sekali tidak punya kenangan natal yang membekas sehingga ia hanya menghabiskan waktunya dengan bekerja, apalagi setelah ia sakit keras hingga ia tidak bisa benar-benar menikmati waktu mudanya. Sampai satu kali datanglah seorang pria tampan yang membuat natal Kate menjadi berwarna. Siapakah pria tampan itu? Akankah Kate berakhir bersamanya?

Sinopsis

Last Christmas_Poster (Copy)
  • Tahun Rilis: 2015
  • Genre: Drama, Romance, Comedy
  • Produksi: Feigco Entertainment, Perfect World Pictures, Calamy Films
  • Sutradara: Paul Feig
  • Pemain: Emilia Clarke, Henry Golding, Michelle Yeoh, Emma Thompson

Kate merupakan gadis berusia 23 tahun yang hidupnya normal-normal saja. Ia sebenarnya seorang penyanyi yang punya banyak cita-cita, tapi ia harus mengubur impiannya dalam-dalam dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena ia tinggal bersama teman perempuannya di sebuah flat.

Ia menjadi seorang ‘peri’ di sebuah toko natal yang buka sepanjang tahun di tengah-tengah kota London. Kate bekerja bersama seorang wanita paruh baya yang kerap ia panggil Santa (Michelle Yeoh), wanita tersebut merupakan pemilik dari toko natal yang super tegas namun baik hati.

Sehingga, meskipun Kate merasa putus asa untuk mencari kerja di tempat lain, ia tetap senang bisa stuck di sana bersama Santa. Saat bekerja, ada seorang pria tampan nan misterius yang suka sesekali menengok ke arah toko.

Penasaran, Kate pun menghampiri pria itu lantas berkenalan. Tak perlu waktu lama, Kate merasa cocok dengan pria yang bernama Tom Webster (Henry Golding) tersebut. Kate terpukau mengenai cara pandang Tom mengenai banyak hal sekaligus bagaimana ia melihat kota London dari sudut pandangnya.

Kate senang bisa bertemu dengan Tom dan kesenangannya tersebut pudar ketika ia terpaksa harus kembali ke rumah orang tuanya yang adalah imigran dari Yugoslavia.

Meski ia sudah tinggal bersama Ayah dan Ibunya lagi, ia merasa tertekan oleh orang tuanya yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan kakak perempuannya, Martha (Lydia Leonard) yang seorang pengacara sukses dan dekat dengan Ayah dan Ibunya.

Hubungan Kate dan Martha pun memang sudah tidak bagus dari awal. Kate dan Martha selalu bertengkar habis-habisan yang kadang membuat Ayah dan Ibu mereka pusing.

Puncaknya adalah ketika Kate yang tahu bahwa Martha adalah bagian dari LGBTQ+, membocorkan semuanya di depan orang tua mereka saat acara makan malam bersama. Martha marah besar pada Kate yang membuat Kate jadi semakin sedih. 

Satu-satunya hal yang bisa membuat Kate lupa akan kesedihannya hanya dengan bersamaan dengan Tom. Kate suka semua hal tentang Tom; cara dia bersepeda, hatinya yang baik karena menjadi sukarelawan di tempat penampungan tunawisma, yang awalnya Kate olok-olok dan hal lainnya yang membuat Kate bisa menghabiskan waktu bersama Tom.

Namun beberapa hari setelah pertemuan terakhirnya, Tom menghilang tanpa kabar. Ia benar-benar seperti ditelan bumi. Kate mulai khawatir. Ia berusaha mencari ke semua tempat yang pernah ia dan Tom lewat dan kunjungi bersama.

Ia bahkan pergi ke tempat penampungan tunawisma dimana Tom bekerja namun staff disana bahkan tidak mengenal Tom, ini membuat Kate jadi semakin bingung dan kewalahan.

Satu kali akhirnya Tom muncul secara tiba-tiba di hadapan Kate yang terisak. Kate meluapkan kekesalannya pada Tom; mengatakan ia terlalu jahat meninggalkan dirinya begitu saja tanpa kabar. Tom pun menceritakan bahwa ponselnya ada di dalam kabinet dapur apartemen miliknya, ini membuat Tom mengajak Kate bersama dengan dirinya pergi ke tempat tinggalnya itu.

Apartemen Tom terlihat rapi, terlalu rapi malah. Namun Kate menganggap itu karena memang Tom adalah pria yang neat sehingga ia tidak terlalu memperdulikannya. Tom mulai menenangkan Kate dan menjelaskan semuanya.

Karena Tom membuka hatinya, Kate pun membuka hatinya dengan menceritakan bahwa setahun sebelumnya, dia sakit parah dan harus menjalani transplantasi jantung. Kate mengatakan dia merasa setengah mati dan tidak tahu lagi tujuan hidupnya itu apa. Semua yang ia kerjakan gagal membuat Kate merasa worthless

Setelah menghabiskan malam bersama Tom, Kate mulai mengambil langkah kecil untuk memperbaiki hidupnya; merawat tubuhnya, menjodohkan Santa dengan seorang pria Denmark yang sangat mencintai Natal seperti Santa yang tak mengenal waktu; tidak peduli musim apapun.

Santa dan pria Denmark itu tetap mencintai Natal. Kate bahkan mendatangi kakaknya, Martha, untuk meminta maaf juga pada kekasih perempuannya. 

Kate juga mulai bernyanyi lagi, bukan dalam audisi, tapi ia ingin membantu keuangan di tempat penampungan tuna wisma supaya para tuna wisma yang ada disana punya kehidupan lebih baik.

Beberapa lagu natal ia kumandangkan dengan ceria membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menikmati dan memberinya uang yang langsung Kate kumpulkan dan diberikan pada pemimpin di tempat penampungan tuna wisma, tempat Tom menjadi sukarelawan.

Kate yang super senang ingin bertemu dengan Tom yang mulai hilang-hilangan lagi. Namun begitu sampai di apartemennya, ia tidak menemukan Tom, malah bertemu dengan agen real estate yang akan menjual tempat itu.

Kate bingung dan coba bertanya yang langsung dijelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Agen real estate itu langsung memberi informasi bahwa unit apartemen itu akan dijual karena pemilik sebelumnya tewas dalam kecelakaan.

Nama pemilik unit apartemen itu adalah Tom Webster. Kate tersentak kaget. Akhirnya Kate tahu bahwa Tom tidaklah nyata, Tom bisa eksis dalam pikirannya karena Kate adalah penerima donor jantung Tom.

Dalam keadaan sedih, ia pergi ke taman kecil, yang merupakan tempat favorit Tom, Kate bertemu dengannya lagi di mana dia mengatakan bahwa hatinya akan selalu menjadi miliknya. Bangku di mana mereka duduk selama perjalanan pertama mereka ke taman diturunkan menjadi bangku peringatan untuk Tom.

Gadis Malang

Last Christmas_Kate (Copy)

Rasanya pas sekali menaruh predikat ‘malang’ pada Kate. Dari awal kita menonton filmnya, suguhan adegan dimana ia mendapat penolakan, punya isu keluarga yang berat, pekerjaan yang jadi semacam lelucon sudah ada pada dirinya dan sialnya Kate tidak bisa berbuat apa-apa mengingat semua hal yang ia coba perjuangkan selalu menemui jalan buntu.

Tak hanya itu saja, Ayahnya bekerja sebagai supir taksi sedangkan Ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga yang depresi membuat keadaan Kate di rumah sendiri menjadi super rumit. Meski demikian Kate berusaha masa bodoh dengan semua hal, padahal Kate juga sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Poor Kate!

Penyelamat Hidup Kate

Last Christmas_Life's Saver (Copy)

Semua hal sedih akhirnya perlahan terbasuh dengan hadirnya si Tom Webster itu. Hidup Kate yang kelabu mulai berwarna, setidaknya simpul senyum kini bertengger di wajahnya kemanapun ia berada karena Kate sudah memiliki seseorang yang bisa diajak keluh kesah dan senang-senang bersama meski akhirnya ia tahu bahwa Tom tidak pernah ada.

Sehingga selama ini orang yang bisa ia anggap sebagai teman hidup itu adalah Kate sendiri. Bayangan Tom hanya ada dalam pikirannya mengingat Kate adalah penerima donor jantung yang diberikan oleh Tom yang sudah menyiapkan informasi bahwa kalau ia meninggal, seluruh tubuhnya mohon dijadikan donor. 

‘Just Like Heaven’ Vibes

Last Christmas_Plot (Copy)

Apa kalian sudah pernah menonton film berjudul Just Like Heaven yang rilis tahun 2005 dan dibintangi oleh Reese Witherspoon dan Mark Ruffalo? Kalau sudah, saya yakin kalian pasti akan membandingkan film Last Christmas ini dengan film tersebut. Meski plotnya agak berbeda namun vibesnya super sama!

Bedanya hanya di film ini, Tom memang sudah tidak ada alias sudah lama meninggal sebelum akhirnya ‘bertemu’ dengan Kate saat ia berada di titik terendahnya untuk membantunya hidup kembali. Duh, kedua film ini manis sekali. Dari semua aspek, Bacaterus memberi skor 3/5 untuk film besutan Paul Feig ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram