bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Komedi Lamaran (2015)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Lamaran
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Tiar Sarigar merupakan seorang pengacara muda yang ambisius dan sebenarnya pintar. Sayang, di kantor pamannya, dia lebih sering membuat kopi daripada menangani sebuah kasus. Hingga pada satu kesempatan, Tiar diminta untuk bertanggungjawab menangani sebuah kasus yang berisiko. Keselamatannya pun menjadi taruhan sehingga membuat dua agen rahasia diturunkan.

Agen rahasia tersebut mencari cara agar tidak terlalu terlihat sedang bertugas menjaga Tiar. Mereka lalu memilih Aan untuk bergabung sebagai ‘tenaga pelindung’ bagi Tiar. Pemuda bersuku Sunda yang memang sudah lama naksir Tiar pun harus berpura-pura jadi pacarnya.

Lalu apakah sandiwara ini akan berhasil hingga akhir? Sinopsis dan ulasan film Lamaran (2015) di bawah ini akan membocorkannya untuk Anda!

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun rilis: 15 Juli 2015
  • Genre: Comedy
  • Produksi: Rapi Films
  • Sutradara: Monty Tiwa
  • Pemeran: Acha Septriasa, Reza Nangin, Arie Kriting, Sacha Stevenson

Tiar Sarigar (Acha Septriasa) setengah berlari karena sudah terlambat mengikuti rapat di kantor saat sang ibu, Bu Sarigar (Lina Marpaung), meneleponnya mengingatkan acara Saur Matua Opung si Baringin yang akan digelar besok. Bu Sarigar meminta Tiar datang, tepatnya memaksa, karena ingin menunjukkan bahwa putrinya tak kalah hebat dibanding orang lain.

Tiar pasrah karena malas mendengar ocehan sang bunda lebih lama. Pengacara muda nan ambisius asal Batak tersebut bekerja bersama pamannya, Rico (Tora Sudiro). Saat melintas hendak memasuki ruangan rapat, resepsionis bernama Aan (Reza Nangin) terlihat terpesona oleh Tiar.

Tiar dan Rico sedang menghadapi sebuah kasus korupsi yang melibatkan Pak Basuki (Marwoto). Namun, Rico memutuskan untuk menolak kasus tersebut. Tak lama seorang pria bernama Dono (Mongol Stres) masuk ke ruangan sambil mengacungkan senjata api. Beberapa kali dia melepaskan peluru yang salah satunya mengenai sedikit wajah Pak Basuki.

Dengan keberaniannya, Tiar berhasil mencegah Dono lebih menggila. Di antara mereka yang hadir di sana, Aan paling sigap berlari membantu Tiar. Alih-alih mendapat ucapan terima kasih dan pujian, Tiar justru diceramahi dan disalahkan oleh paman sendiri.

Tak lama, Aan mengetuk pintu mengabarkan dengan logat Sundanya bahwa di luar ada banyak wartawan, lokal dan asing, meminta untuk wawancara.

Kekacauan beberapa waktu lalu rupanya menjadi trending di beberapa media sosial. Akibat hal ini, Rico dan yang lain menunjuk Tiar untuk bertanggungjawab menangani kasus tersebut. Tiar yang semula hanya bertugas membuat kopi untuk atasannya, kini diminta menangani kasus.

Di tempat lain Ari (Arie Kriting) dan Sacha (Sacha Stevenson) terlihat menemui seseorang berlogat Bali yang sedang bermain golf. Lelaki itu meminta kedua agen rahasia tersebut untuk terus mengawasi Tiar karena dia menjadi sosok penting.

Lebih lanjut kasus ini rupanya bernuansa politik sehingga Ari dan Sacha diingatkan untuk hati-hati sebagai abdi negara. Perintah yang diterima adalah terus kawal Tiar menggunakan orang awam dan jangan terlihat berpihak.

Sampai di rumah, Tiar melihat banyak televisi baru. Rupanya televisi tersebut sengaja dibeli untuk dikirim ke saudara-saudara di kampung agar mereka bisa melihat Tiar tampil lagi di televisi. Tiar lalu menyampaikan bahwa dirinya saat ini diminta memegang kasus Pak Basuki, kasus besar.

Informasi ini disikapi dengan antusias oleh kedua orangtuanya, terutama Bu Siregar. Dia bahkan ingin mengadakan pesta untuk merayakan pencapaian sang putri. Malam harinya saat sedang sibuk di kamar, Tiar mendengar suara gaduh.

Ketika hendak memastikan kegaduhan apa yang terjadi, Tiar diculik oleh duo Ari dan Sacha dan dibawa ke mobil. Gadis itu tidak benar-benar diculik karena saat berada di mobil dia diperlihatkan rekaman yang menunjukkan bahwa lelaki bernama Dono terlihat memasuki kamarnya sambil mencoba beberapa baju dan aksesori milik Tiar.

Kedatangan Dono tentu bukan untuk main-main. Ari menjelaskan pada Tiar bahwa mereka berdua adalah agen rahasia. Kasus yang dipegang Tiar merupakan sebuah kasus yang melibatkan orang besar. Kemunculan Tiar di televisi beberapa waktu lalu memungkinkan orang besar tersebut untuk muncul juga ke permukaan.  

Ari mengatakan bahwa selama Tiar memegang kasus Pak Basuki, dia akan dikawal selama 24 jam nonstop. Tiar yang semula menolak akhirnya setuju. Esok paginya, Aan yang berjalan menuju kantor, ditarik paksa ke dalam mobil milik agen rahasia tadi.

Aan yang kaget pun berteriak. Ari kemudian menjelaskan bahwa tujuannya menculik Aan adalah untuk misi mulia dan sangat penting karena dapat menentukan arah bangsa.

Aan harus mendekati satu sosok yang berperan penting untuk takdir bangsa. Sosok yang dimaksud rupanya adalah Tiar. Sacha kemudian menjelaskan rencana mereka, yaitu meminta keduanya berpura-pura berpacaran.

Ari menjelaskan bahwa mereka butuh seseorang untuk menjaga Tiar selama 24 jam, butuh seseorang yang bisa terus dekat dengan Tiar. Agar masuk akal, orang tersebut setidaknya harus berstatus sebagai pacar.

Tiar lagi-lagi menolak apalagi saat Ari memerintahkan Aan untuk datang di setiap acara keluarga Tiar. Lalu apakah sandiwara ini akan berhasil mengingat Tiar dan keluarganya sangat ketat? Bagaimana Aan melindungi Tiar?

Terlalu Banyak Konflik

Terlalu Banyak Konflik

Pada sebuah film, umumnya terdapat satu konflik utama dan subkonflik yang mendampinginya. Saat keduanya saling mendukung, alur cerita akan terasa seru, tapi ketika subkonflik semakin melebar dan beranak-pinak, konflik utama jadi kehilangan fokusnya. Saat menonton film Lamaran (2015) Anda malah akan kesulitan menentukan mana konflik utama di sini.

Pasalnya, dalam film berdurasi 1 jam 39 menit ini terlalu banyak masalah yang dimunculkan. Di awal, konflik yang disuguhkan adalah cerita ketika Tiar menangani kasus Pak Basuki yang problematik. Belum sempat dikembangkan, cerita lain dihadirkan, yaitu ketika Tiar harus berpura-pura pacaran dengan Aan.

Sedihnya, konflik tersebut terasa dipaksakan karena tidak dibangun dengan motif yang kuat. Aan yang tidak memiliki kekuatan apa pun, tiba-tiba diminta untuk menjaga Tiar dari bahaya yang mengancam. Konflik yang sudah terasa dipaksakan tersebut dibuat semakin melebar dengan menambahkan beberapa alur yang rasanya tidak perlu, seperti pertemuan antara kedua ibu mereka hingga rencana penambahan marga di belakang nama Aan.

Mencoba Lucu dengan Hadirkan Logat Batak dan Sunda

Mencoba Lucu dengan Hadirkan Logat Batak dan Sunda

Sebagai sebuah film komedi, Lamaran (2015) tentu harus punya senjata yang bisa digunakan untuk memancing tawa para penonton. Dalam hal ini, sutradara terlihat mengandalkan keunikan yang dimiliki Suku Batak dan Sunda. Mulai dari logat bicara hingga kebiasaan yang saling bertentangan.

Logat Batak yang diucapkan Acha Septriasa terdengar tipikal. Beruntung film ini turut memasukkan Lina Marpaung, Darti Manulang dan Ozzol Ramdan ke dalam jajaran pemainnya sehingga nuansa Batak terasa kental di telinga. Sementara Aan sebagai perwakilan Suku Sunda, kalah bold. Sebagai tokoh utama, karakternya sebagai lelaki Sunda seolah tidak diberi kesempatan untuk tampil menonjol.

Namun, upaya untuk membuat penonton tertawa melalui perselisihan antara Bu Sarigar dan Bu Euis yang berbeda budaya dan kebiasaan, patut diapresiasi karena cukup berani sekaligus dekat dengan realita. Bagaimana tidak karena perkara perbedaan selera makanan antara Batak dan Sunda saja, bisa jadi satu sajian yang mengundang tawa.

Komedi dengan Selipan Bumbu Romantis

Komedi dengan Selipan Bumbu Romantis

Lamaran (2015) tidak menampilkan chemistry yangterlalu kuat antara dua tokoh utamanya. Reza Nangin tampak kewalahan mengimbangi pesona seorang Acha Septriasa sehingga ketika bermain peran pun, karakter Tiar terlalu jomplang disandingkan dengan Aan. Walau begitu, pada beberapa bagian Anda tetap bisa melihat scene-scene yang manis antara keduanya.

Dibungkus dengan sinematografi yang tidak terlalu istimewa, bagian yang memperlihatkan kedekatan Aan dan Tiar jadi satu yang ‘menenangkan’ dari film ini, apalagi dari pertengahan hingga akhir. Terutama setelah kekonyolan demi kekonyolan yang disuguhkan karakter-karakter pendukung.

Oleh karena itu meski tanpa chemistry yang terlalu kuat, adegan yang menampilkan keduanya cukup menyenangkan untuk ditunggu. Tertarik dengan akhir sandiwara Tiar dan Aan? Lamaran (2015) sudah tersedia di Netflix! Anda bisa menontonnya sekarang juga!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram