Sinopsis dan Review Kill Bill Vol 1, Balas Dendam Mematikan


Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Kiddo, seorang wanita mantan anggota Deadly Viper Assassination Squad diserang di hari pernikahannya. Hamil besar tak menghalangi Bill untuk berbelas kasih. Suami, anggota keluarga dan bayinya tewas, tapi Kiddo ternyata berhasil selamat dari maut.
Empat tahun kemudian dia menuntut balas. Walau sudah tayang sejak 2003 lalu, cerita dalam film Kill Bil Vol 1 masih menegangkan. Tak percaya? Baca sinopsis dan ulasannya lebih dulu berikut ini sebelum nonton langsung!
Sinopsis

Tahun Rilis | 2003 |
Genre | Action, Crime, Drama |
Sutradara | Quentin Tarantino |
Pemeran | ∙ Uma Thurman ∙ Lucy Liu ∙ David Carradine ∙ Vivica A. Fox ∙ Michael Madsen ∙ Daryl Hannah |
Review | Baca di sini |
Film dibuka dengan seorang wanita yang terlihat babak belur, wajah penuh darah dengan napas terengah-engah. Seorang lelaki mendatanginya, mengelap wajah wanita itu menggunakan saputangan bertuliskan Bill di salah satu ujungnya.
Bill memanggil si wanita yang ternyata sedang mengandung anak lelaki tersebut dengan sebutan Kiddo. Tanpa belas kasihan, sedetik kemudian wanita itu dia tembak.
Film berlanjut ketika Kiddo mendatangi sebuah rumah dan langsung menghajar Vernita Green (Vivica A. Fox), wanita pemilik rumah yang membukakan pintu. Dalam ingatan masa lalu Kiddo, Vernita adalah salah satu orang yang turut menyerangnya. Saat sedang bertarung sengit, anak perempuan Vernita, Nikki (Ambrosia Kelley), pulang dari sekolahnya.
Mereka langsung berhenti dan menyembunyikan pisau di balik tubuh masing-masing; bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Nikki yang berusia 4 tahun mengingatkan Kiddo pada anak perempuan yang pernah dimilikinya. Keadaan yang menjadi canggung membuat keduanya tidak lagi melanjutkan pertarungan. Vernita yang kini hidup dengan nama Jeannie Bell menawari Kiddo kopi.
Vernita Green adalah nama ketika mereka berteman empat tahun lalu. Nama samarannya adalah Copperhead, sementara nama samaran Kiddo adalah Black Mamba. Saat sedang membuatkan kopi, Vernita mengatakan sepertinya telat untuk meminta maaf, walau begitu Vernita tak perlu khawatir karena Kiddo tak ingin membunuhnya di depan Nikki.
Kiddo memang kekurangan rasa kasih, tak punya kasihan dan pengampunan, tapi dia masih rasional. Vernita mengaku sudah mengacaukan hidup Kiddo. Dia juga menyadari bahwa temannya itu punya hak untuk membalas dendam. Kiddo tersenyum dan mengatakan untuk membalas dendam secara impas, dia harus membunuh Vernita, Nikki dan suaminya.
Vernita kemudian mengatakan bahwa dirinya yang sekarang adalah orang yang berbeda; dia sudah berubah tapi Kiddo tak peduli. Vernita yang tak ingin Nikki terbawa-bawa dalam masalah di masa lalunya menjanjikan waktu dan tempat agar mereka berdua bisa berduel secara adil.
Lapangan baseball tempat Vernita melatih liga kecil yang berjarak sekitar 2,5 kilometer dari rumahnya adalah lokasi yang dipilih. Sementara untuk waktu, Vernita memutuskan mereka akan bertemu pada pukul 02.30 dini hari, mengenakan pakaian hitam. Ibu rumah tangga itu kemudian menyiapkan semangkuk sereal untuk Nikki sambil terus bicara dengan Ki ddo.
Kiddo mengatakan bahwa Bill selalu memujinya sebagai seseorang yang ahli dengan senjata tajam. Kiddo bahkan menawari Vernita untuk memilih pisau yang akan digunakan.
Saat sedang membuka kardus sereal secara mengejutkan Vernita menembak Kiddo. Secara sigap, Kiddo menghindar dan langsung melemparkan pisau yang tepat mengenai jantung Vernita. Seketika wanita itu terkapar.
Kiddo tak menyadari bahwa Nikki ada di sana; menyaksikan ibunya terbunuh. Gadis cilik itu mematung. Kiddo lalu mengatakan jika nanti besar Nikki masih marah dan menyimpan dendam atas peristiwa ini, silakan menemuinya, Kiddo akan menunggu.
Wanita itu lalu pergi dan masuk ke mobilnya lalu mengeluarkan catatan nama lima orang yang akan dihabisi. Kiddo sudah mencoret nama O-Ren Ishii dengan nama samaran Cottonmouth lantas mencoret nama Vernita Green atau Copperhead yang ada di daftar kedua.
Film berlanjut dengan Chapter Two; The Blood-splattered BRIDE atau Pengantin Berlumuran Darah. Scene memperlihatkan situasi mencekam yang terjadi empat tahun enam bulan sebelumnya di El Paso, Texas. Terlihat di sana beberapa mayat berlumuran darah bergelimpangan. Para polisi sudah ada di lokasi untuk menyelidikinya.
Sejurus kemudian datang seseorang yang tampaknya merupakan penyidik senior. Dia menerima laporan dari anaknya yang juga seorang polisi bahwa telah terjadi pembunuhan massal yang menghabisi sebuah pesta pernikahan.
Setidaknya ada sembilan mayat yang dibunuh secara sadis, di antaranya pengantin wanita, pengantin pria, pendeta, dan istri pendeta. Pembunuh juga menembak orangtua yang sedang memainkan orgel.
Begitu masuk ke dalam penyidik yang lebih tua menilai bahwa ini pelakunya adalah seorang profesional. Dia lalu mendekat ke salah satu korban tepatnya mayat pengantin perempuan dan bertanya nama korban tersebut. Menurut yang tertulis dalam sertifikat pernikahan dia adalah Arlene Machiavelli tapi itu palsu maka polisi menyebutnya The Bride.