bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review IO (2019), Haruskah Meninggalkan Bumi?

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
IO
2.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Saat seorang ilmuwan muda mencari cara untuk menyelamatkan Bumi yang sekarat, dia berjumpa dengan seorang pria yang sedang berada dalam perjalanannya mengejar pesawat terakhir untuk meninggalkan planet ini. Margaret Qualley membintangi film yang minim aktor lain, selain Anthony Mackie dan Danny Huston, karya Jonathan Helpert.

IO adalah original film Netflix yang dirilis pada 18 Januari 2019 dengan premis fiksi ilmiah yang cukup menjanjikan, yaitu jika udara di Bumi sudah tidak sehat lagi karena efek racun pada atmosfernya. Pasti penasaran kan dengan apa yang dilakukan umat manusia dalam menghadapinya? Simak review kami tentang film yang menjadikan Nice, Prancis sebagai lokasi syutingnya ini.

Sinopsis

IO (2019)

Atmosfer Bumi beracun. Umat manusia memilih untuk eksodus ke stasiun luar angkasa di dekat IO, salah satu bulan planet Yupiter. Tidak banyak manusia yang tersisa di Bumi, salah satunya adalah Sam (Margaret Qualley) yang hidup di pegunungan dimana udaranya cenderung bersih dibandingkan daerah perkotaan, yang disebut “the zone”, sehingga masih bisa bernafas tanpa bantuan tabung oksigen.

Sam adalah seorang ilmuwan muda yang sedang melakukan penelitian bersama ayahnya, Dr. Harry (Danny Huston). Sam terlihat hanya seorang diri di rumahnya tanpa ada kehadiran ayahnya yang menurut ceritanya sedang pergi ke daerah lain untuk melakukan penelitian lanjutan. Mereka melakukan eksperimen untuk menetralisir udara dengan menggunakan lebah.

Sam selalu berkomunikasi dengan kekasihnya yang berada di stasiun luar angkasa. Elon, nama kekasihnya itu, mendorongnya untuk pergi meninggalkan Bumi dengan menumpang pesawat luar angkasa terakhir yang akan meninggalkan Bumi. Suatu hari, badai kencang menerpa daerah kediaman Sam dan memporak-porandakan kebun dan semua eksperimennya.

Kemudian sebuah balon udara datang menghampiri. Micah (Anthony Mackie) yang mengendarainya bermaksud ingin bertemu dengan Dr. Harry. Micah sendiri dalam perjalanan untuk mengejar pesawat luar angkasa terakhir dan ingin segera pergi dari Bumi. Micah ingin bertanya kepada Dr. Harry tentang pernyataannya untuk tetap di Bumi karena masih ada harapan atasnya.

Meski Sam sempat bilang ke Micah jika ayahnya sedang pergi meneliti di daerah lain, Sam akhirnya jujur jika ayahnya sudah wafat setahun yang lalu, dan semua siaran radio dengan suara ayahnya berasal dari kaset yang dia putar setiap hari. Micah kemudian mengajak Sam untuk segera meninggalkan Bumi dan pergi menuju lokasi pesawat terakhir tersebut.

Meski berat, Sam memutuskan untuk mengikuti Micah. Walau di IO kelak dia tidak akan bertemu dengan Elon selama 10 tahun ke depan karena Elon ditugaskan melakukan ekspedisi luar angkasa. Sam membuat pernyataan di radio jika eksperimen yang dilakukan oleh dia dan ayahnya gagal, dan menyarankan untuk seluruh manusia yang masih di Bumi untuk pergi dari planet ini.

Rencana mereka untuk segera pergi mengalami beberapa kendala, yaitu arah angin dan perpindahan lokasi keberangkatan pesawat terakhir. Mereka harus menunggu beberapa hari dan kemudian harus turun ke kota untuk mengambil beberapa tabung helium sebagai bahan bakar menuju lokasi pesawat terakhir. Ketika sampai di kota, Sam mendatangi museum seni yang sudah lama ingin dilihatnya.

Menyadari tabung oksigen mereka sudah mulai menipis dan harus diganti, Micah mencari Sam ke museum seni. Tiba-tiba Sam membuka maskernya dan bernafas tanpa bantuan oksigen. Sam memberanikan diri karena sebelum berangkat dia menemukan jika seekor lebah bisa hidup di udara bebas. Semua menjadi gelap. Micah berada di balon udara sendiri meninggalkan kota itu.

Sam berdiri di tepian pantai yang kemudian disusul oleh seorang anak kecil. Narasi dari sebuah surat Sam untuk Micah menyebutkan keindahan Bumi dan mereka menunggu umat manusia untuk kembali ke planet ini.

Premis Menarik yang Terkesan Klise

Premis Menarik yang Terkesan Klise

Selama sepertiga awal film, sekitar 30 menit, kita hanya disuguhkan oleh aktivitas Sam dalam kesehariannya. Pergi mengunjungi kota yang telah mati, melakukan berbagai eksperimen, berkebun, melakukan komunikasi dengan Elon, meneropong bintang, dan aktivitas lainnya. Minim dialog dan banyak menebar informasi tentang sebab musibah itu dari berbagai reportase TV, radio, dan surat kabar.

Sedikit banyak, sepertiga awal IO mengingatkan kita akan The Martian (2015), dimana Matt Damon melakukan hal serupa. Tapi bedanya, posisi Sam masih di Bumi, bukan di luar angkasa. Karena kemiripan ini, mau tidak mau, pasti kita akan membanding-bandingkannya dengan film tersebut. Hasilnya? IO masih kalah telak dengan The Martian tentunya.

Cerita Membumi tapi Kurang Meyakinkan

Cerita Membumi tapi Kurang Meyakinkan

Sebenarnya cerita yang ditampilkan IO sangat membumi dan bisa saja terjadi kepada Bumi yang kita tinggali ini. Beracunnya atmosfer yang menyebabkan manusia susah bernafas kemungkinannya sangat besar terjadi jika kita sebagai penghuninya tidak bisa menjaga kebersihan udara, salah satunya adalah polusi dari limbah pabrik dan reaktor nuklir.

Semua eksperimen yang dilakukan Sam dan ayahnya juga masuk akal dengan menggunakan lebah dan hewan lainnya sebagai bahan percobaan. Tapi sayangnya, semua terasa tidak meyakinkan lebih karena cara penceritaan dan performa yang kurang apik dari Margaret Qualley. Aktris muda ini sepertinya terbebani dengan karakter yang terfokus padanya.

Memang tidak mudah berakting seorang diri dalam film. Karakter seperti ini seharusnya dibawakan oleh aktor dan aktris yang sarat pengalaman, seperti Matt Damon dalam The Martian, Tom Hanks dalam Cast Away (2000) dan Robert Redford dalam All Is Lost (2013). Para aktor kawakan ini saja kesulitan dalam memainkan karakternya, apalagi Qualley yang baru mulai berkarir?

Melodrama yang Tidak Berkesan

Melodrama yang Tidak Berkesan

Tapi jangan salahkan putri dari aktris lawas Andie MacDowell ini. Setidaknya dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk berakting sendirian. Lalu cerita tiba-tiba berubah di sepertiga film kedua ketika karakter Micah masuk ke dalam cerita. Dia bermaksud untuk pergi dari Bumi, berbanding terbalik dengan Sam yang ingin bertahan di Bumi. Apa yang kita harapkan dari pertemuan ini?

Pastinya ada daya tarik-menarik pemikiran dan kepentingan di antara mereka. Siapa yang menang? Sebelum sampai kesitu, cerita tiba-tiba berubah menjadi melodrama. Mungkin penulis naskah ingin memasukkan sisi melankolis tentang bagaimana rasanya menjadi orang-orang terakhir di Bumi. Sekilas kita akan mengira mereka akan menjadi Adam dan Hawa versi baru di Bumi yang tercemar ini.

Tapi nyatanya tidak. Micah berhasil mengalahkan pemikiran Sam dengan mengajaknya meninggalkan Bumi. Meski Sam akhirnya setuju, cerita tidak berakhir dengan mereka hidup di IO. Kecintaan Sam kepada Bumi membuatnya berani menghirup udara beracun di “the zone”. Hasilnya? Adegan akhir film sepintas menyiratkan dua kemungkinan. Sam meninggal dunia atau tetap hidup bersama anaknya.

Akhir Tegas dari Sebuah Ambiguitas

Akhir Tegas dari Sebuah Ambiguitas

Jawaban yang pasti adalah adegan Sam bersama seorang anak kecil di tepi pantai adalah nyata, bukan ilusi, bukan mimpi. Sam selamat dengan mampu bernafas di udara Bumi yang dianggap beracun. Bahkan dia bisa melahirkan seorang anak hasil dari hubungannya dengan Micah. Sam pun mengutip puisi dari T.S. Elliot yang mengungkapkan jika semua akan kembali ke asalnya.

Akhir film IO mencerminkan ketegasan atas sebuah sikap yang diambil Sam karena kecintaannya kepada Bumi dan harapan besarnya untuk Bumi kembali seperti semula. Sikap ini patut kita contoh dengan semaksimal mungkin menjaga kelestarian alam, terutama kebersihan udara dari berbagai macam polusi yang diciptakan oleh umat manusia. Bisa jadi inilah pesan tersirat yang disampaikan film ini.

Pada akhirnya, meski secara keseluruhan IO tampil tidak maksimal dan mengalami perubahan tensi film yang cukup mengganggu, film ini masih bisa untuk dinikmati berkat ketertarikan kita dengan premisnya. Sayangnya, ide besar yang ingin disampaikan tidak diimbangi dengan ide lain untuk membuat film ini tampil efektif. Temukan jawaban dari pernyataan “our future is not on Earth” di sini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram