bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Insidious 3, Bertemu Man Who Can’t Breathe

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Insidious 3
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang gadis bernama Quinn Brenner punya keinginan kuat untuk berbicara dengan arwah sang ibu. Keinginan tersebut rupanya menarik residu lain dari dunia astral yang tanpa disadari akan membahayakan nyawanya. Sesosok makhluk gaib yang dipercaya Quinn sebagai jelmaan arwah ibunya, membuat sang gadis cedera.

Elise yang memutuskan pensiun setelah sukses membantu Josh di tahun 1986 kembali tergerak membantu anak ‘bermasalah’ lainnya. Ya! Insidious 3 merupakan prekuel dari dua film Insidious terdahulu. Di sini Anda akan melihat karakter Elise yang masih hidup melawan iblis berbahaya.

Sosok itu pula yang bersiap membunuh Elise di kesempatan lain. Lantas apakah film dapat berjalan menegangkan? Sinopsis dan ulasan Insidious 3 di bawah ini semoga bisa memberi sedikit gambaran.

Sinopsis

Sinopsis

Film dimulai dengan adegan saat seorang gadis remaja bernama Quinn Brenner (Stefanie Scott) mengunjungi rumah cenayang bernama Elise Rainier (Lin Shaye). Kedatangan Quinn bukan tanpa alasan yang jelas.

Gadis tersebut rupanya ingin meminta bantuan Elise agar dapat berkomunikasi dengan sang ibu yang sudah meninggal satu tahun lalu. Quinn ingin berkomunikasi dengan ibunya sekalipun dalam bentuk arwah.

Elise yang sudah memutuskan untuk pensiun dari dunia semacam itu menolak. Namun, karena merasa kasihan Elise mau mencoba membantu gadis tersebut. Quinn lalu bercerita bahwa sebelum menemui Elise, dia sudah mencoba berkomunikasi dengan arwah ibunya.

Dia juga mengaku sering merasakan kehadiran seseorang yang tidak bisa dilihatnya. Ketika dirinya mencoba bicara dengan sosok tersebut, Quinn tidak pernah mendapat jawaban.

Oleh karena itu, Quinn datang menemui Elise sebab berkeyakinan bahwa sosok itu adalah ibunya. Setelah mendengar cerita Quinn, Elise mencoba berkomunikasi dengan Lily Brenner (Ele Keats).

Namun, saat sedang mencoba berkomunikasi dengan ibu Quinn, Elise merasakan kehadiran kekuatan yang sangat jahat sehingga dia pun gagal melanjutkan upayanya.

Elise lantas meminta Quinn untuk tidak mencoba berkomunikasi dengan ibunya lagi, apalagi jika dilakukan saat sendirian. Pasalnya Elise merasa bahwa hal yang dilakukan gadis ini bisa membahayakan nyawanya sendiri.

Tak lama Quinn lalu pulang ke rumah. Dia terlihat tinggal bersama ayahnya, Sean Brenner (Dermot Mulroney) dan adik lelakinya, Alex Brenner (Tate Berney). Esok harinya Quinn sibuk mengikuti sebuah audisi pertunjukan drama agar dirinya bisa masuk ke sekolah seni.

Saat sedang berlatih seorang diri, dia melihat ada sosok misterius dari balik jendela melambaikan tangan ke arahnya. Audisi pun berlangsung tapi Quinn gagal. Selepas audisi, dia segera memutuskan pulang. Namun, saat hendak menyeberang, Quinn kembali melihat sosok misterius yang dilihatnya tadi.

Sosok itu terlihat masih melambaikan tangan pada Quinn dan berhasil membuat gadis tersebut bingung. Tak lama sebuah mobil melaju kencang dan menabrak Quinn hingga terpental. Gadis itu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Quinn rupanya mengalami patah kaki sehingga harus menggunakan kursi roda.

Tiga minggu kemudian, Quinn dibolehkan pulang. Saat tengah menunggu sang ayah, dia bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan bahwa Quinn sedang diikuti oleh makhluk yang disebut ‘Man Who Can’t Breathe.’ Nenek tersebut berkata bahwa sosok itu meninggali kamar Quinn saat dirinya tidak ada di rumah. Quinn hanya bingung mendengar perkataan sang nenek yang tidak dikenalnya itu.

Sesampainya di rumah, sebuah pesta penyambutan telah disiapkan oleh teman-temannya. Sejak itu pula gangguan mulai sering dirasakan oleh Quinn, terutama gangguan dari sosok yang dia lihat beberapa waktu lalu. Quinn masih menganggap bahwa sosok tersebut merupakan arwah ibunya. Gadis itu kemudian bercerita tentang pertemuannya dengan Elise pada sang ayah.

Sean tidak percaya dengan pernyataan Quinn bahwa arwah sang ibu mencoba berkomunikasi, tapi gadis itu tetap keras kepala. Sementara itu di tempat lain ketika Elise bersiap tidur, dia mendapat penglihatan aneh dan merasa akan ada hal buruk menimpa Quinn.

Elise lantas mencoba kembali berkomunikasi dengan ibu Quinn. Namun, yang datang bukan Lily melainkan sosok ‘Man Who Can’t Breathe’. Elise lalu bertanya apa yang diinginkan makhluk itu. Alih-alih mendapat jawaban, Elise justru diserang olehnya.

Perempuan paruh baya itu ketakutan dan merasa tidak sanggup membantu Quinn. Di rumah, ketika Quinn sedang melakukan panggilan video dengan temannya, gangguan iblis itu datang lagi. Ia langsung membanting tubuh Quinn ke lantai hingga membuat gadis tersebut cedera di bagian leher.

Sejak kejadian itu, Quinn baru menyadari bahwa sosok yang selama ini dia pikir sang ibu, ternyata bukan melainkan ‘Man Who Can’t Breathe’ yang sangat jahat. Dia lantas bercerita pada Sean mengenai hal itu. Malam hari ketika sang gadis hendak beristirahat, Quinn kembali diganggu. Tubuhnya dipindahkah ke lantai lima apartemen.

Terlihat sosok itu berada di belakang Quinn, mendorong kursi roda menuju kamar 514. Dalam keadaan sangat ketakutan, Quinn tak berhenti meminta tolong pada Sean. Saat itu pula dia melihat sesosok wanita yang terlihat tidak memiliki pergelangan tangan, pergelangan kaki dan wajah.

Sosok mengerikan tersebut terus merangkak mendekati Quinn, beruntung sang ayah segera datang ke ruangan 514 untuk menolong putrinya. Di ruangan itu terdapat telapak kaki berwarna hitam milik sosok ‘Man Who Can’t Breathe’.

Sean lantas mengikuti jejak kaki yang menuju ke luar jendela dan melihat iblis tersebut telah melompat. Saat Quinn hendak melihatnya tiba-tiba saja sosok jahat itu muncul dan menariknya.

Sean langsung sigap menarik kaki putrinya agar Quinn tidak terjatuh. Setelah melihat kejadian tak masuk akal itu, Sean percaya dengan semua cerita Quinn. Lantas ancaman apa yang sebenarnya terjadi pada gadis ini? Mengapa dia diincar oleh sosok ‘Man Who Can’t Breathe’?

Prekuel Film Insidious Chapter 1 dan 2

Prekuel Film Insidious Chapter 1 dan 2

Walau judulnya Insidious 3 atau Insidious: Chapter 3, secara urutan alur cerita, film ini merupakan prekuel dari dua film Insidious terdahulu. Terutama jika Anda bingung mengapa karakter Elise masih ada di sana, sementara di akhir Insidious 1 sosoknya diceritakan sudah tewas.

Film ini merupakan kejadian beberapa tahun kemudian setelah Elise berhasil membantu Josh kecil di tahun 1986. Elise yang sempat pensiun karena merasa nyawanya akan terancam harus kembali masuk ke dunia per-ghaib-an untuk menolong seorang gadis.

Keputusan Elise yang berubah, tak lain karena Carl mengingatkannya pada sosok Josh kecil, yang berhasil Elise bantu. Anda akan melihat salah satu scene ketika Carl memperlihatkan foto-foto Josh pada Elise di sini.

Pada film Insidious 3 Anda diajak bertemu ‘kembali’ dengan sosok wanita tua berpakaian pengantin warna hitam. Rupanya sosok tersebut memang sudah mengincar Elise sejak lama, dia juga yang membuat Elise pensiun.

Cerita bahwa sebenarnya Elise sudah tahu mengenai kematiannya di masa depan, persis seperti yang terjadi pada akhir film Insidious: Chapter 1, juga bisa Anda ketahui setelah menonton film ini. Di sini pula Elise pertama kali bertemu dengan Specs dan Tucker hingga ketiganya bekerjasama dan menjadi satu tim.

Debut Pertama Leigh Whannell sebagai Sutradara

Debut Pertama Leigh Whannell Sebagai Sutradara

Leigh Whannell bukan orang baru di film Insidious. Pada dua chapter Insidious yang lalu dia bertindak sebagai penulis cerita dan penata screenplay. Kali ini, dia diberi kesempatan untuk menangani langsung kisah Elise Rainer yang lekat dengan makhluk-makhluk gaib berbahaya.

Namun, bagaimana pun Leigh sudah terbiasa dengan gaya penulisan atau konflik dalam film Insidious, kualitas film yang dia arahkan ini tetap tidak semulus saat berada di tangan James Wan. Jump scare yang bisa dinikmati dan menakutkan pada Insidious 1 dan 2, kehilangan kekuatannya di film ini.

Leigh kesulitan membangun atmosfer yang dapat mendukung jump scare tersebut hingga dapat terasa mencekam. Hasilnya, ia berlalu begitu saja.

Kekuatan emosi hubungan antara Sean dan Quinn sebagai ayah dan anak gadisnya juga tidak terasa kuat. Begitu halnya dengan hubungan antara Quinn dan Lily. Quinn yang begitu terobsesi berbicara dengan arwah ibunya terasa hamba, termasuk scene saat Lily berhasil menyelamatkan Quinn dari perangkap iblis jahat.

Walau demikian Leigh terlihat berusaha menyelipkan unsur-unsur yang menghangatkan hati pada filmnya; sesuatu yang dilakukan James Wan terdahulu.

Tampilan Setan yang Cukup Menjijikan

Jika berniat membandingkan, tatapan mata Black Bride dan hantu berwajah merah yang berdiam di belakang Josh memang jauh lebih mengerikan dibanding sosok hantu bermasker oksigen pada film Insidious 3 ini. Ia yang dipanggil dengan sebutan ‘Man Who Can’t Breathe’ lebih terkesan menjijikan daripada menakutkan.

Anda akan setuju terhadap hal ini saat melihat salah satu scene ketika Quinn berhasil mengalahkan sosok tersebut dengan cara membuka masker oksigen yang menempel di wajah setan itu; sebuah wajah mengerikan yang tampak berjelaga dan tua.

Namun, sosok hantu berwajah rata yang ikut meneror Quinn dalam film ini terhitung sulit dilupakan. Anda bisa terteror sekalipun hantu ini hadir tanpa tatapan mata yang menyiratkan hal-hal jahat.

Di kalangan para kritikus film, Insidious 3 mendapat ulasan yang beragam. Sebagian berpendapat ia tidak terlalu menyeramkan walau punya kedalaman tematik yang mengejutkan. Pendapat lain berisi pujian yang mengatakan bahwa Insidious 3 tampil dengan fokus, gelap serta menyeramkan.

Untuk membuktikan pendapat-pendapat tersebut, Anda hanya perlu menontonnya. Sudah siap bertemu sosok ‘Man Who Can’t Breathe’?  

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram