bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Howl (2015), Teror Manusia Serigala

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Howl
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Jika malam itu temannya tidak izin sakit dan masuk kerja seperti biasa, Joe tidak akan mengalami pengalaman paling mengerikan dalam hidupnya. Sebagai seorang anak buah, Joe tidak bisa membantah saat sang atasan kembali memerintahkannya untuk masuk kerja. Padahal dia baru saja selesai melakukan perjalanan.

Ditemani Ellen yang sama-sama bertugas, Joe mulai memeriksa tiket para penumpang dan setelah selesai dia memutuskan untuk istirahat sejenak. Namun, yang terjadi setelahnya benar-benar tidak pernah diduga.

Apa yang dihadapinya? Teka-teki alur menegangkan itu bisa Anda nikmati sepenuhnya dalam film Howl (2015). Penasaran? Cek dulu sinopsis serta ulasannya berikut ini!

Sinopsis

Sinopsis
  • Tanggal/Tahun Rilis: 13 Mei 2015
  • Genre: Film Independent, Horor, Survival
  • Produksi: Starchild Pictures, Pathé
  • Sutradara: Paul Hyett
  • Pemeran: Ed Speleers, Holly Weston, Sean Pertwee, Shauna Macdonald

The Train Guard dari kereta Alpha Trax, Joe Griffin (Ed Speleers) baru pulang dari pekerjaannya dan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Namun, teman yang seharusnya bertugas setelah dia ternyata sakit, alhasil Joe pun diminta kembali bekerja oleh atasannya.

Tidak bisa menolak perintah pria muda ini menuruti permintaan atasannya. Ditambah Joe melihat Ellen (Holly Weston), gadis yang disukainya, bertugas di jam yang sama. Hasilnya, walau badan sudah sangat lelah, Joe memutuskan untuk berangkat dan melakukan tugas. Kereta malam yang dikondekturi Joe pun berangkat dari London.

Dia memeriksa tiket seperti biasa. Saat badan sedang lelah, Joe masih harus berhadapan dengan salah satu penumpang perempuan yang bertindak sesukanya. Beruntung ada Ellen, pramugari kereta, yang secara instant membuat Joe kembali bersemangat. Joe pun selesai melakukan tugas dan langsung menuju kursi untuk beristirahat sebelum sampai di stasiun terakhir. Dari luar salju terlihat turun dan bulan purnama juga menampakkan wujudnya.

Kereta perlahan mulai menjauhi wilayah perkotaan. Semua tampak berjalan lancar hingga tiba-tiba di tengah hutan kereta berhenti mendadak. Joe kemudian menuju ruang masinis untuk mencari tahu penyebabnya. Berulang kali pria itu memanggil sang masinis tapi tidak ada jawaban dari dalam. Joe lantas memeriksa ke arah luar kereta dengan menyenteri ke berbagai arah.

Rupanya sang masinis sudah ada di luar kereta untuk memeriksa keadaan. Saat sedang teliti memeriksa bagian bawah kereta, dia melihat semak-semak yang tak jauh darinya bergoyang. Meski mulai merasa cemas, sang masinis melanjutkan memeriksa keadaan keretanya. Tak berselang lama, suara yang tadi didengarnya muncul lagi.

Sang masinis menghentikan pemeriksaannya dan mulai melihat ke arah sekeliling. Ketika dia menyenteri semak-semak yang ada di depannya, secara tiba-tiba dia diserang sekaligus dimangsa oleh sesosok misterius dan membuatnya tewas seketika. Joe dan Ellen kembali memeriksa ke arah luar kereta tapi tidak menemukan apa pun.

Sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap kenyamanan penumpang, Joe berusaha semampunya untuk membuat keadaan kembali kondusif. Dia lantas menelepon kantor pusat dan mendapat jawaban bahwa teknisi akan menuju ke lokasi mereka dalam waktu empat jam. Joe kemudian menyampaikan informasi tersebut pada para penumpang.

Reaksi mereka bisa ditebak. Tentu saja tidak ada satu penumpang pun yang mau terjebak selama itu di tengah hutan yang gelap dan bersalju. Kemudian salah satu penumpang, Adrian (Elliot Cowan), menyarankan para penumpang untuk berjalan kaki saja hingga menemukan jalan raya. Ide Adrian ditentang Joe karena hal tersebut melanggar aturan pekerjaannya.

Dalam perdebatan yang sengit antara dirinya dan penumpang, Joe akhirnya kalah suara. Petugas itu mengizinkan para penumpang mengikuti saran Adrian. Dia pun menuntun mereka mengikuti jalur rel dengan berjalan kaki.

Saat di perjalanan Joe mendengar ada yang bergerak di antara semak-semak. Ketika memeriksa, alangkah terkejutnya Joe melihat sang masinis sudah terbujur kaku dengan keadaan mengenaskan. Menyadari ada yang tidak beres, saat itu juga Joe meminta semua penumpang kembali ke kereta.

Dalam keadaan panik semua bergegas masuk ke kereta tetapi sesosok manusia serigala berhasil mengigit kaki seorang penumpang perempuan bernama Jenny (Ania Marson). Tubuh Jenny terjepit di antara pintu kereta dengan bagian kaki berada di luar.

Dia tak henti menjerit dan berhasil mengubah suasana menjadi lebih mencekam. Jenny akhirnya berhasil ditarik ke dalam dengan luka parah di kakinya. Saat keadaan mulai tenang, Jenny menjelaskan bahwa sosok yang mengigitnya bukanlah serigala, melainkan manusia bertubuh tinggi besar. Penumpang yang lain tidak ada yang memercayainya.

Tak lama dari sana, mereka mendengar suara aneh dari kamar mandi. Ditemani dua penumpang lain, Joe memeriksa dan bersiap untuk menghajar, tapi yang keluar dari sana rupanya salah satu penumpang yang selesai buang hajat dan tidak tahu bahwa keadaan di kereta sedang genting.

Bahaya masih mengintai para penumpang dari luar kereta dan bahaya tersebut perlahan mulai berani mencoba masuk. Ketika pintu kereta bergetar, seperti dipaksa untuk terbuka, sistem listrik di dalam kereta mulai terganggu dan padam.

Di tengah keadaan genting, seorang perempuan yang di awal bertindak sesukanya pada Joe mendapat telepon. Sambil berbicara di telepon, tanpa sadar Nina (Rosie Day) berjalan mundur hingga mendekati jendela kereta.

Saat sudah berada sangat dekat dengan jendela, sesosok manusia serigala berhasil memecahkan kaca dan menarik Nina ke atas kereta. Di sana Nina dihabisi dengan brutal dan membuat seisi kereta histeris dan semakin putus asa.

Mereka kemudian bergegas pindah gerbong dan menutup rapat serta menguatkan jendela-jendela dan pintu agar makhluk itu tidak bisa masuk, setidaknya hingga bantuan datang. Lalu apakah upaya yang mereka lakukan berhasil? Cukup kuatkah perlindungan yang mereka buat?

Suguhkan Legenda Lama tentang Manusia Serigala

Suguhkan Legenda Lama tentang Manusia Serigala

Sebagai film independen, Howl (2015) tidak ditayangkan dan didistribusikan ke bioskop-bioskop reguler. Film survival yang menegangkan ini hanya tayang melalui beberapa festival film internasional. Bahkan trailer perdananya pun ditayangkan melalui salah satu channel Youtube. Namun, walau tidak diiklankan secara massif, film ini mendapat perhatian yang lumayan besar.

Salah satu faktornya mungkin karena ia mengangkat tema atau legenda yang sudah lama akrab di telinga para penikmat cerita horor, yaitu manusia serigala. Keberadaan manusia serigala sebagai ancaman dalam film horor sudah pasti menegangkan. Suara hingga bentuknya yang menyeramkan tidak pernah gagal membuat deg-degan, sama halnya seperti zombie

Manusia serigala kerap diceritakan selalu hidup bergerombol. Mereka tidak hanya satu atau dua, melainkan banyak. Ia juga selalu menyerang secara tiba-tiba dan tampak sangat kuat karena begitu mudah menyerang dan menewaskan manusia.

Para korbannya juga akan berubah menjadi manusia serigala dalam waktu sebentar saja. Kriteria-kriteria semacam itu membuat cerita mengenai makhluk ini selalu berhasil membuat jantung berdebar cepat saat menontonnya.

Tipikal Film Horor dengan Banyak Karakter

Tipikal Film Horor dengan Banyak Karakter

Howl (2015) tipikal film horor yang punya banyak karakter. Anda pasti sudah punya banyak referensi film sejenis ini, yaitu film horor yang di dalamnya terdapat macam-macam karakter. Di antara karakter tersebut ada saja yang keras kepala, ceroboh hingga mencelakai karakter lain, egois bahkan berjiwa pahlawan seperti Joe dan Billy dalam film ini.

Joe adalah kondektur kereta api yang sebenarnya sudah lelah tapi harus kembali bekerja atas perintah bosnya. Dalam keadaan tubuh yang kurang istirahat, Joe tetap menjalankan tugas dengan baik. Pada salah satu scene dia terlihat melarang para penumpang yang berniat jalan kaki menyusuri rel. Joe masih memerhatikan pekerjaannya sekaligus keselamatan para penumpang; mengingat itu malam hari dan keadaan di luar sedang bersalju.

Kemudian ada karakter Billy yang tidak kalah berjiwa pahlawan seperti Joe. Billy yang diperankan oleh aktor Sam Gittins merupakan seorang mahasiswa teknik yang mengerti bagaimana memperbaiki saluran bahan bakar yang bocor.

Pada salah satu adegan, bersama Matthew (Amit Shah) dia berani mengambil risiko untuk membetulkan saluran yang rusak. Berkahnya, kereta dapat kembali melaju, walau harus kembali berhenti.

Tindakan terpuji Billy lainnya adalah bersedia mati demi membiarkan Joe dan Ellen pergi. Dia terbakar bersama manusia serigala yang menyantapnya. Dalam film ini, Billy salah satu karakter yang ‘mengandung’ bawang.

Pengorbanan di Tengah Nyawa yang Terancam

Pengorbanan di Tengah Nyawa yang Terancam

Dua karakter dalam Howl (2015), yaitu Joe dan Billy memberikan nuansa lain pada film ini selain kekalutan, kepanikan dan putus asa. Mereka adalah tipe-tipe karakter favorit yang sangat mudah dicintai para penonton karena kebaikan hati serta keberaniannya mengorbankan nyawa demi menyelamatkan orang lain.

Pengorbanan yang dilakukan karakter Joe dan Billy menyasar sisi emosional para penonton sehingga film ini tidak melulu mengajak penonton untuk terus tegang dan ngeri, melainkan juga menghangatkan hati. Saat keduanya tewas tentu saja itu akan jadi scene paling menyentuh dalam film ini. Akibatnya ia akan membekas, diingat lalu dibicarakan banyak orang.

Howl (2015) menerima tanggapan yang beragam dari pengamat dan kritikus majalan film horor. Film ini disebut sebagai sebuah permainan yang menyenangkan dan menakutkan oleh Luiz H.C, kritikus dari majalah horor dan situs Bloody Disgusting serta beberapa tanggapan lain yang kredibel. Singkatnya film Howl berjalan denganseru dan menegangkan. Anda tidak perlu ragu lagi jika ingin menontonnya!

[rwp_box id="0"]

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram