bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review His House (2020), Film Penuh Teror Horor

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
His House
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sepasang pengungsi melarikan diri dari perang mengerikan yang terjadi di Sudan Selatan. Tetapi perjuangan mereka belum selesai, mereka harus berjuang untuk bisa beradaptasi dengan kehidupan baru mereka di London dan juga sosok mengerikan yang menghantui rumah mereka. Sope Dirisu, Wunmi Mosaku, dan Matt Smith membintangi horror-thriller mencekam karya Remi Weekes ini.

His House adalah original film Netflix yang dirilis pada 30 Oktober 2020. Sebelumnya, film ini sempat ditampilkan di Sundance Film Festival pada 27 Januari 2020. Kisah teror hantu yang mengerikan dan mempersulit proses adaptasi pasangan pengungsi yang juga bisa mengancam mereka untuk dideportasi kembali ke negaranya, menjadi inti cerita yang diolah sangat baik.

Simak review kami atas film yang menuai banyak pujian dari para kritikus dan di cap certified fresh oleh Rotten Tomatoes ini sebelum menonton filmnya di layar Netflix.

Sinopsis

YouTube video

Bol (Sope Dirisu) dan Rial (Wunmi Mosaku) adalah pengungsi dari Sudan yang baru saja diberikan rumah sebagai tempat tinggal baru mereka di London oleh pemerintah Inggris. Mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang sedikit tidak ramah dan rasialis kepada para pengungsi, dan jika mereka gagal atau menolaknya, pemerintah Inggris mengancam untuk mendeportasi mereka kembali.

Bol segera beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Dia menonton pertandingan sepakbola dan menyanyikan lagu Peter Crouch bersama para suporter, menyantap makanan dengan menggunakan garpu, dan juga memakai pakaian yang sedang trend di sana. Tetapi tidak dengan Rial. Dia masih mencoba untuk mempertahankan adat kebiasaan etnis mereka.

Bol dan Rial mulai merasa ada yang aneh terjadi di rumah mereka. Setiap malam, Bol mendengar dan melihat penampakan yang mengerikan, juga arwah Nyagak, putri mereka yang tenggelam di laut saat mereka mengungsi. Rial pun melihat hal serupa, bahkan dia bisa berkomunikasi dengan arwah ini, yang dinamakan dalam tradisi mereka sebagai Apeth, sang penyihir malam.

Apeth menuduh mereka telah mencuri hak orang lain untuk hidup. Bol lalu membakar semua barang yang mereka bawa dari negrinya, tetapi tetap saja gangguan arwah tidak juga pergi, malah semakin mengerikan dengan melakukan kontak fisik kepadanya. Selain itu, Bol juga sering tenggelam dalam imajinasi yang diberikan oleh Apeth yang semakin mengganggu pemikirannya hingga membuatnya menjadi sedikit gila.

Bol meminta kepada Mark untuk memberikan mereka rumah lain dengan alasan banyak tikus dan serangga lainnya di rumah itu. Mark dan timnya cukup terkejut melihat dinding rumah yang berlubang karena ulah Bol dalam mengejar Apeth. Hal ini bisa mengancam kelangsungan hidup mereka di Inggris dan bisa saja mereka segera dideportasi kembali ke negaranya.

Ketika Rial mencoba kabur dari rumahnya, tiba-tiba dia berada di sebuah sekolah di Sudan. Saat bersama teman-teman sekampungnya itu, Rial kembali teringat bagaimana usaha mereka melarikan diri dari Sudan hingga mencapai Inggris. Rial selamat dari pembantaian karena bersembunyi di dalam kotak dan bersama Bol mereka berhasil menaiki bus bersama Nyagak.

Saat itu, bus hanya mengangkut pengungsi yang membawa anak. Bol melihat kesempatan ini dengan mengakui Nyagak sebagai putri mereka. Ketika bus mulai berjalan, ibu asli Nyagak memanggi-manggil dan tertinggal bus lalu mati tertembak oleh pasukan yang menyerang perkampungan itu. Di tengah lautan, perahu yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan Nyagak tenggelam.

Apeth menawarkan kepada mereka akan mengembalikan Nyagak dengan tebusan nyawa Bol. Meski pada awalnya Bol menolak, di suatu malam, dia mengiris tangannya dengan pisau di hadapan Rial. Seketika itu, Apeth keluar dari lantai dan mulai masuk ke kulit Bol, sementara Nyagak hadir kembali dan menggenggam tangan Rial. Sesaat Rial terbuai emosi untuk hidup bersama Nyagak, tapi akhirnya dia tepis.

Rial mengambil pisau dan memotong leher Apeth. Keesokan harinya, Mark bersama timnya melakukan inspeksi lagi dan melihat rumah sudah mulai diperbaiki. Bol dan Rial menyatakan jika mereka akan tetap bertahan di rumah ini dan hidup bersama dengan hantu masa lalu mereka, termasuk Nyagak. Di akhir film, kita melihat banyak hantu pengungsi mengisi rumah mereka dengan wajah yang damai.

Adegan Menakutkan di Setiap Sudutnya

His House (2020)
*https://www.netflix.com/id-en/title/81231197

Hal yang paling dicari dalam film horror adalah adegan-adegan menakutkan. His House, tentu saja, memiliki banyak adegan menakutkan tersebut yang digarap dengan sangat baik, dan sepertinya minim penggunaan special effects, lebih banyak menggunakan teknik kamera dan editing yang solid, layaknya sebuah film horror klasik. Dan terbukti, teknik film seperti ini terasa lebih menyeramkan saat ditonton.

Ada satu adegan yang paling menyeramkan di film dengan durasi 1 jam 33 menit ini, yaitu ketika Bol diserang banyak arwah dalam kegelapan, tetapi ketika lampu dihidupkan arwah itu menghilang. Adegan ini terkesan klasik dan sudah banyak ditampilkan dalam beberapa film horror sebelumnya. Tapi ada yang berbeda, ketika Bol berusaha menghidupkan lampu, justru arwah Nyagak yang memencet tombolnya!

Selain adegan yang super menegangkan tadi, His House juga menghadirkan beberapa imaji seperti di dalam mimpi yang dibuat oleh Apeth dalam alam pikiran Bol untuk menyiksanya secara fisik dan mental atas kesalahan yang telah dia perbuat, yaitu kehilangan Nyagak. Meski dia menyangkalnya, tetapi tetap saja hal itu terus menghantuinya.

Tapi sosok Apeth ini juga mengundang pertanyaan, apakah dia sosok makhluk nyata atau hanya berupa arwah? Karena di akhir film, Rial bisa memotong leher Apeth hingga mati! Dan apakah Apeth ini sudah menghantui rumah itu sebelum mereka datang, atau memang berasal dari lautan dan mengikuti mereka? Sebenarnya ini sekilas sudah dijawab, jika Apeth akan menghantui mereka dimanapun mereka berada.

Misteri Sang Pengungsi

Misteri Sang Pengungsi
*https://www.imdb.com/title/tt8508734/mediaviewer/rm2527503361/

Penulis naskah sekaligus sutradara His House, Remi Weekes, mampu mengolah cerita asli milik Felicity Evans dan Toby Venables dengan baik dan menyimpan dengan rapat misteri yang baru diungkapkan di akhir film dalam rangkaian adegan kilas balik. Di awal film, tentu saja kita menganggap jika Nyagak adalah putri mereka, oleh karena itu kehilangan Nyagak membuat mereka dalam kesedihan.

Tetapi di sepertiga akhir film, semua misteri yang disinggung oleh Apeth sebagai sebuah “pencurian”, dibuka secara gamblang. Ternyata, Nyagak bukanlah putri mereka! Bol dan Rial “mencuri” Nyagak sebagai alasan agar bisa menaiki bus dan melarikan diri dari negaranya. Kesalahan ini menjadi alasan kuat bagi Apeth untuk “mengonsumsi” nyawa salah satu dari mereka dengan imbalan kembalinya Nyagak.

Bisikan dan Godaan Setan

Bisikan dan Godaan Setan

Dari awal mula kehidupan umat manusia, setan sudah bersumpah di hadapan Tuhan untuk menggelincirkan jalan hidup manusia dan membawa mereka dalam perbuatan dosa dengan efek akhir menjadi pengikutnya kelak di dalam neraka. Segala cara dilakukannya agar manusia tergoda dengan bujuk rayunya yang manis dan palsu, seperti yang ditawarkan Apeth di film ini kepada Bol dan Rial.

Apeth selalu mengungkit kesalahan masa lalu yang mereka perbuat agar bisa menjerumuskan mereka dalam kesalahan yang lebih besar. Apeth menjanjikan mengembalikan Nyagak dalam hidup mereka dengan imbalan nyawa Bol sebagai gantinya. Inilah salah satu bentuk rayuan setan yang seringkali ditelan oleh manusia yang lemah imannya, mengharapkan hal yang tidak mungkin terjadi.

Jika percaya Tuhan, tidak mungkin kita mudah dirayu dengan imbalan yang tidak masuk akal, yaitu mengembalikan orang yang sudah mati. Maka tepat sekali yang dilakukan oleh Rial. Sekilas kita dapat menangkap apa yang ada di pikirannya saat dia harus memilih hidup bersama Nyagak atau bersama Bol. Dan dia memilih logika yang sehat, yaitu membunuh Apeth dan hidup bersama Bol.

Kekuatan iman memang sangat dibutuhkan untuk menghindari bisikan, godaan dan rayuan setan dalam segala bentuknya. Berpegang pada perintah Tuhan dan agama menjadi sangat penting agar setan menyerah untuk menggoda kita untuk menjadi temannya di neraka nanti.

His House sangat kami rekomendasikan untuk ditonton, karena di dalamnya, selain beberapa adegan menakutkan yang mencekam, juga film ini menyorot kesulitan adaptasi pengungsi di lingkungan barunya yang memiliki budaya berbeda sebagai sisi drama yang diungkit. Selain itu, sutradara Remi Weekes mampu mengolah cerita dengan baik dan menerjemahkannya dengan visualisasi yang mengagumkan.

Sebagai tambahan referensi, di Rotten Tomatoes, selain di cap certified fresh, film ini memiliki rating 100% dengan Metascore sebesar 72. Bisa jadi, film independent ini akan termasuk ke dalam deretan film-film terbaik di tahun 2020 sekaligus menjawab janji Netflix untuk menghadirkan film-film original berkualitas. Jangan tunggu lama ya, saksikan segera di Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram