bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Here Today, Persahabatan Menjelang Kepikunan

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Here Today
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang penulis naskah acara komedi yang sudah lanjut usia seolah menemukan arah hidupnya kembali ketika bertemu dengan seorang penyanyi wanita yang masih muda. Ketakutannya dalam menghadapi kepikunan dibantu dengan ketulusan hati tanpa pamrih oleh sahabat barunya itu, hingga dia pun kuat dalam menghadapi permasalahan di keluarganya.

Here Today adalah film drama komedi karya Billy Crystal yang juga menjadi pemeran utamanya. Film ini dirilis oleh Stage 6 Films pada 7 Mei 2021 dengan pendapatan sebesar $2 juta saja.

Menceritakan kisah persahabatan dadakan beda generasi yang dibalut tema tentang kepikunan, film ini memaparkan cerita sentimental dengan ringan diimbuhi selera humor khas Billy Crystal.

Mengingat generasi sekarang tidak banyak yang mengenal sosok Billy Crystal, apalagi aktor ini sudah melewati masa jayanya, apakah film ini mampu mengangkat karirnya kembali sebagai salah satu komedian senior di Hollywood? Baca review berikut untuk mengetahuinya.

Baca juga: Sinopsis & Review Pay It Forward (2000), Drama Sentimental

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2021
  • Genre: Comedy, Drama
  • Produksi: Astute Films, Crystal’s Face Productions, Big Head Productions
  • Sutradara: Billy Crystal
  • Pemeran: Billy Crystal, Tiffany Haddish, Penn Badgley

Charlie Burnz berjalan kaki menuju studio tempatnya bekerja dengan mengingat setiap arah yang hendak dia tuju. Sebagai penulis naskah senior untuk sebuah acara komedi yang kini diisi oleh generasi yang lebih muda, Charlie agak sedikit tidak menyukai materi yang dijadikan lelucon oleh mereka.

Tapi dia menyetujuinya dengan sedikit penyesuaian yang dia buat. Siang harinya, Charlie memiliki janji temu dengan pemenang voucher makan siang bersamanya dari sebuah pelelangan.

Tamunya bernama Emma Payge yang sebenarnya mencuri voucher itu dari mantan kekasihnya sebagai balas dendam karena Charlie adalah idola mantan kekasihnya itu. Emma kemudian memakan menu seafood yang membuatnya alergi dan dilarikan ke rumah sakit.

Charlie terpaksa membayar semua biaya administrasi dan membawanya pulang. Emma berjanji akan mengganti semua uang itu, meski Charlie tidak mempermasalahkannya. Charlie kemudian mengunjungi dokternya yang memberikan informasi adanya indikasi kepikunan pada dirinya. Charlie tidak mau keluarganya tahu, juga rekan kerjanya.

Keesokan harinya, setelah selesai dari pekerjaannya, Charlie menuju sebuah acara penganugerahan film klasik dimana dia adalah penulis naskahnya.

Charlie duduk bersama tiga panelis lainnya, yaitu sutradara Barry Levinson, aktris Sharon Stone dan aktor Kevin Kline yang membintangi film komedi tersebut. Berkali-kali Charlie lupa nama rekan-rekannya, tapi dia menjadikan itu sebagai bahan bercandaan.

Emma menghampiri Charlie setelah acara usai dimana dia mengakui kekagumannya pada sosok Charlie sekaligus menyicil pembayaran biaya rumah sakit.

Charlie diajak Emma untuk menemaninya bernyanyi di sebuah café dimana Charlie terpesona dengan talentanya. Kembali ke rumah, Charlie masih berkutat dengan novel yang hendak dia tulis tentang mendiang istrinya.

Memorinya menerawang jauh ke masa waktu dia pertama kali bertemu dengan Carrie. Kedekatan mereka mengundang rasa cinta hanya dalam waktu yang singkat saja. Ketika mendengar lantunan suara biola, Charlie kemudian mampu untuk mulai menuliskan isi pikirannya tersebut.

Charlie mengajak Emma untuk menghadiri acara bat mitzvah cucunya, Lindsay. Emma terlihat menikmati acara itu bahkan dia mampu untuk memeriahkannya dengan satu lagu yang membuat seisi ruangan menari dan gembira.

Semakin merasa dekat, Charlie mengaku kepada Emma bahwa dia mengalami gejala kepikunan yang membuatnya seringkali lupa dengan orang, bahkan terkadang anaknya sendiri.

Setelah menemui dokter, Charlie divonis mengalami kepikunan yang mengurangi ingatannya secara drastis. Emma bersedia menjadi pendamping Charlie dan menunda karir musiknya.

Suatu hari Charlie panik ketika jalan yang dihafalnya sedang diperbaiki, lalu emosinya meledak tiba-tiba saat acara live dimana dia naik ke panggung dan memarahi performa buruk salah satu komedian.

Aksinya itu menjadi viral dan mengundang banyak respon positif karena dianggap menyegarkan suasana di acara tersebut. Emma menjemput Charlie dan menjelaskan kepada rekan-rekannya di studio bahwa Charlie mengalami gejala kepikunan.

Di rumah, Charlie mulai mencoba melanjutkan novelnya tentang Carrie dengan menuliskannya di buku diary. Suatu kali, Charlie menceritakan kisahnya bersama Carrie dahulu kepada Emma yang membuat Emma paham betapa besarnya cinta Charlie kepada Carrie dan penyebab kedua anaknya seolah tidak peduli dengan Charlie.

Suatu hari, tiba-tiba Lindsay datang ke rumah Charlie karena ingin memastikan ucapan ibunya yang mengatakan bahwa Charlie adalah penyebab kematian Carrie.

Bagaimana cara Charlie untuk memahamkan kepada kedua anaknya tentang penyakitnya? Apakah kedua anaknya akan memaafkan Charlie? Simak film dengan kisah menyentuh hati ini hingga akhir untuk mendapatkan jawabannya.

Menampilkan Gejala Kepikunan dalam Balutan Komedi

Menampilkan Gejala Kepikunan dalam Balutan Komedi

Kepikunan adalah sebuah penyakit yang paling ditakuti oleh orang tua yang sudah lanjut usia karena tidak bisa disembuhkan, sekalipun ada obat yang diresepkan oleh dokter, itu hanya memperlambat saja seperti yang diucapkan oleh dokter yang menjadi tempat Charlie berkonsultasi.

Di film ini, Charlie merasa sendiri dan ketakutan, dia takut orang-orang terdekatnya akan melupakannya. Beberapa bulan sebelum film berdurasi 1 jam 57 menit ini dirilis, ada film lain yang menceritakan tema serupa, yaitu The Father (2020) yang dibintangi oleh Anthony Hopkins.

Tidak seperti film peraih Oscar tersebut yang membuat kita bingung dengan drama yang berat, film ini menyuguhkan tema kepikunan dengan lebih ringan dalam balutan komedi yang cukup menggelitik.

Coba lihat adegan dimana Charlie menghadiri acara penganugerahan atas film komedi yang naskahnya ditulis olehnya. Dihadiri oleh Barry Levinson, Sharon Stone dan Kevin Kline, Charlie berkali-kali lupa nama ketiga rekannya itu yang terlihat seolah itu adalah materi lelucon miliknya, padahal dia memang benar-benar lupa. Saat Sharon Stone bilang bahwa dia Meryl Streep, langsung disambut tawa penonton.

Begitulah cara Billy Crystal bercerita dengan selera humornya yang bisa membuat kita tersenyum sekaligus simpati pada sosok Charlie yang berusaha menolak kepikunannya dengan menyibukkan diri meski dia tahu bahwa tidak berapa lama lagi dia akan kehilangan ingatannya.

Dan banyak adegan seperti ini yang diramu dengan tepat sehingga bisa menyentuh hati kita. Lihatlah betapa Charlie menjadi kebingungan dan stres ketika jalan yang biasa dia lalui yang merupakan satu-satunya jalan yang dia hafal untuk menuju ke studio sedang dalam perbaikan.

Sangat menyentuh melihatnya berdiri di tengah jalan dan diteriaki oleh orang lain untuk minggir, langsung terasa air mata kita hendak menetes tanpa disadari.

Billy Crystal sangat pandai meramu kisah dan pendalaman karakternya. Terbilang mudah karena pekerjaan Charlie sama dengan yang dikerjakan oleh Billy Crystal.

Seolah-olah dia menceritakan dirinya sendiri. Begitupun karakter Emma yang mengambil beberapa kisah dari kehidupan Tiffany Haddish di awal karirnya dimana dia pernah menjadi pengisi acara di bat mitzvah.

Mencari Solusi dari Konflik Masa Lalu

Mencari Solusi dari Konflik Masa Lalu

Mulai pertengahan film, kita akan disuguhkan beberapa adegan flashback yang bersumber dari ingatan Charlie tentang istrinya, Carrie. Kilasan ingatan ini kemudian berkembang menjadi cerita baru yang memberikan kita gambaran jelas tentang masalah yang terjadi antara Charlie dan kedua anaknya.

Pewarnaan yang lebih lembut digunakan untuk membedakan antara adegan flashback dengan masa kini yang menunjukkan kejelian Vanja Cernjul sebagai sinematografer.

Apalagi ditambah dengan penggunaan kamera dalam mode first person dari sudut pandang Charlie, membuat kita serasa menjadi Charlie itu sendiri dan ikut hanyut dalam kisah masa lalu tersebut.

Betapa cintanya Charlie kepada istrinya selalu dibalas dengan kadar serupa dari Carrie yang membuat hidup mereka sangat harmonis, bahkan mereka sampai membeli rumah untuk kemudian dipindahkan ke danau yang menjadi tempat kebahagiaan mereka.

Tapi ketika karir Charlie menanjak, kesibukan bekerja membuat waktunya untuk keluarga menjadi sedikit. Ini memang normal terjadi.

Tapi satu momen dimana Carrie pergi meninggalkan Charlie dalam marah saat Charlie lebih mementingkan mengubah naskah untuk pentas teaternya daripada pulang bersamanya menimbulkan kisah yang sangat pilu, karena dalam perjalanan pulang Carrie mengalami kecelakaan dan tewas di tempat.

Peristiwa ini membuat hubungan Charlie dan kedua anaknya merenggang karena Rex dan Francine menyalahkan ayahnya atas kematian ibunya.

Kondisi ini terus berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya, bahkan acara bat mitzvah Lindsay tidak bisa merukunkan mereka. Tapi setelah Rex dan Francine mengetahui penyakit ayahnya, seketika mereka merasa bersalah dan minta maaf.

Persahabatan yang Tak Diduga

Persahabatan yang Tak Diduga

Sangat jarang kita melihat kisah persahabatan yang tulus tanpa pamrih sama sekali. Biasanya ada motif dibalik itu. Tapi persahabatan antara Charlie dan Emma memang benar-benar putih dan suci tanpa tendensi apapun.

Emma rela menunda karirnya untuk menjaga Charlie dan Charlie pun bisa berkarya lagi sejak kehadiran Emma. Padahal usia persahabatan mereka sangat baru, tapi karena saling pengertian dan saling mengagumi, seolah membuat persahabatan mereka sudah tercipta sejak lama.

Uniknya, Billy Crystal dan Tiffany Haddish kemudian benar-benar menjadi sahabat karib di luar film. Tiffany Haddish sangat mengagumi Billy Crystal dan memandangnya sebagai sosok ayah angkat baginya.

Jadi wajar apabila chemistry yang ditampilkan sangat padu, karena itu bukanlah akting saja melainkan perasaan nyata Billy Crystal dan Tiffany Haddish kepada pasangan mainnya itu yang mempengaruhi keyakinan kita akan hubungan baik antara kedua pemeran ini.

Here Today bukannya tampil tanpa kekurangan, mungkin beberapa diantaranya adalah naskah yang menampilkan dialog yang biasa saja, tapi justru membuat film ini tampil natural layaknya kehidupan sesungguhnya.

Dan ada juga selera humor dari para komedian muda yang sulit untuk dimengerti yang hanya akan membuat kita kebingungan untuk memahaminya.

Dijamin kalian pasti akan sangat menyukai film ini terlepas dari kalian mengenal Billy Crystal atau tidak. Meski sudah melewati masa jayanya, komedian senior ini belumlah habis dan masih bisa menghasilkan karya yang apik walau tidak akan membawanya kembali kepada masa kejayaannya. Jangan lewatkan film ini dan siapkan selalu tisu karena banyak adegan yang menyentuh hati.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram