bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Misteri Crooked House (2017)

Ditulis oleh Aditya Putra
Crooked House
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Menghilangkan nyawa orang lain bukanlah tindakan yang sepele. Pembunuhan merupakan tindakan keji yang berpotensi mendapat hukuman pidana dalam waktu yang panjang. Bahkan bukan nggak mungkin akan mendapat hukuman berupa penjara seumur hidup kalau tindakannya terbukti berencana. Di balik tindakan pembunuhan, pastinya ada motif yang mendasarinya.

Ada yang membunuh karena ingin menguasai harta, sakit hati yang berujung balas dendam ataupun motif lainnya. Hal serupa terjadi di film Crooked House, Aristide Leonides harus meregang nyawa sementara pelakunya belum diketahui. Seperti apakah filmnya? Sinopsis dan review film Crooked House bisa kamu simak di bawah ini.

Sinopsis

Sinopsis

Charles Hayward adalah seorang detektif swasta yang didatangi oleh Sophia Leonides. Sophia meminta Charles untuk menyelidiki kematian kakeknya, Aristide, yang merupakan pebisnis kaya raya. Dia yakin kalau kakeknya adalah korban pembunuhan. Lebih parahnya, dia mencurigai sang kakek meninggal bukan di tangan orang asing melainkan anggota keluarganya.

Sophia merasa suntikan insulin untuk kakeknya sudah diracuni oleh seseorang sehingga mengakibatkan serangan jantung. Charles yang pernah menjalin hubungan singkat di Cairo dengan Sophia setuju untuk melakukan investigasi pada keluarga Leonides. Dia juga meminta persetujuan dari Taverner, petugas kepolisian yang juga berteman dengan ayah Charles yang tewas dibunuh.

Charles tiba di kediaman keluarga Leonides. Orang pertama yang ditemuinya adalah Lady Edith de Haviland. Edith adalah saudara ipar Aristide dari istrinya yang pertama. Dia mulai pindah ke rumah keluarga Leonides untuk mengasuh keponakannya yang sudah ditinggal ibunya.

Dia membenci Aristide karena nggak memperlakukan keponakannya dengan baik. Selain itu dia menganggap saudara iparnya terlalu cepat menjadi pesohor tanpa disertai usaha yang keras.

Philip merupakan orang kedua dari keluarga Leonides yang ditemui Charles. Philip, anak tertua Aristide, mengatakan bahwa dia membenci ayahnya karena nggak membiarkannya menjadi penerus bisnis keluarga. Selain itu, ayahnya juga menolak membiayai pertunjukkan drama yang dibuatnya untuk sang istri, Magda, seorang aktris yang karirnya sudah meredup.

Philip dan Magda adalah orang tua dari Sophia. Selain Sophia, mereka punya dua anak lain yaitu Eustace, remaja belasan tahun yang mengalami masalah fisik dikarenakan polio. Menurut Eustace, Aristide membencinya. Selain itu, ada juga Josephine, anak perempuan berusia 12 tahun yang memata-matai semua orang di rumah dan menuliskannya dalam sebuah catatan.

Charles kemudian bertemu dengan Roger, anak kedua dari Aristide. Berbeda dengan sang kakak, Roger menjadi orang yang dipercaya meneruskan bisnis keluarga walau berakhir dengan kegagalan. Dia punya istri bernama Clemency yang suka mengatur. Clemency berprofesi sebagai ahli biologi tanaman, dia punya pengetahuan yang cukup mengenai racun.

Orang yang ditemui Charles berikutnya adalah Brenda, istri terakhir dari Aristide. Sebelum menjadi anggota Leonides, Brenda adalah seorang penari dari Las Vegas. Roger yakin dialah pembunuh Aristide. Kematian Aristide akan membuatnya mendapatkan warisan berupa bisnis keluarga. Selain itu, dia juga berselingkuh dengan Laurence Brown, guru yang mengajar anak-anak anggota Leonides.

Charles disambut baik oleh sebagian besar keluarga Leonides. Josephine mengakui bahwa dia menemukan beberapa informasi yang dapat mengarah pada sang pembunuh. Tapi Josephine nggak menjelaskan secara detil. Dia terjatuh ketika akan masuk ke rumah pohonnya. Kejadian itu dianggap sebagai sebuah ancaman karena Josephine memata-matai keluarga Leonides.

Taverner datang dan meyakini Charles kesulitan bersikap objektif karena hubungannya dengan Sophia dulu. Penemuan surat cinta antara Brenda dan Lawrence menjadi bukti kuat untuk menangkap keduanya tapi Charles nggak percaya hal itu. Di sisi lain, asisten rumah tangga yang membuatkan cokelat untuk Josephine meninggal karena keracunan. Siapakah pembunuh sesungguhnya?

Adaptasi dari Buku Crooked House Karya Agatha Christie

Adaptasi dari Buku Crooked House Karya Agatha Christie

Film Crooked House merupakan adaptasi dari buku Crooked House karya Agatha Christie. Versi film dibuat menyerupai versi buku. Ada ciri khas Christie dalam buku-bukunya yaitu setiap karakter bisa menjadi tersangka. Di tahun 2017, film ini menjadi film adaptasi karya Christie kedua yang dirilis setelah Murder on the Orient Express.

Bagi yang sudah membaca versi buku, ada beberapa perubahan yang dilakukan dalam versi filmnya, seperti usia Philip dan Roger yang ditukar di film. Lalu Brenda di buku merupakan seorang waitress, bukan penari. Tapi perubahan-perubahan itu nggak mengubah alur cerita di dalam film secara drastis dibandingkan dengan bukunya.

Bukan pekerjaan mudah untuk mengubah cerita di dalam buku ke dalam bentuk visual. Gilles Paquet-Brenner, sutradara film Crooked House terbilang berhasil menuangkan cerita di dalam buku ke dalam karyanya. Sepanjang film kita akan terus mendapat petunjuk baru dan ikut menebak-nebak siapa sebenarnya yang membunuh Aristide Leonides.

Penggunaan Tempo Pelan

Penggunaan Tempo Pelan

Tempo pelan menjadi keharusan yang digunakan di film Crooked House. Pasalnya, setiap karakter harus diberi kesempatan yang besar untuk mengungkapkan siapa diri mereka, motif serta alibi mereka. Pengenalan karakter itu sangat lengkap dengan diungkap lewat dialog antara satu karakter dengan karakter lain. Alih-alih tegang, pada prosesnya kita malah dibuat penasaran.

Kita akan diajak mendalami cerita dari perspektif Charles yang menelusuri satu per satu keluarga Leonides. Setiap keterangan yang diberikan membuat karakter itu mempunyai motif yang mencurigakan. Begitu juga dengan bukti-bukti yang bisa membuat dugaan pada satu karakter menguat atau melemah.

Visualisasi Cantik Dekade 50-an

Visualisasi Cantik Dekade 50-an

Film Crooked House menggunakan latar tahun 50-an dalam ceritanya. Rumah besar dengan arsitektur kuno a la bangsawan Inggris menjadi tempat Charles menginvestigasi kematian Aristide Leonides. Sementara karakter-karakter lain menggunakan pakaian khas dekade tersebut lengkap dengan make-up serta tatanan rambut yang menjadi ciri khas di jaman itu.

Simon Bowles merupakan orang yang bertanggung jawab dalam membuat visualisasi cantik di film ini. Film ini bukan film pertama Simon dalam memvisualisasikan latar jaman dulu. Sebelumnya, Simon pernah menggarap Pride dan A United Kingdom. Melalui dua film itu Simon berhasil membawa penonton pada era yang jauh di masa lalu. Hal yang sama terjadi di film ini.

Twist Menarik di Akhir

Twist Menarik di Akhir

Film misteri tentang penyelidikan merupakan tipikal film yang seru untuk ditonton dengan memperhatikan setiap detailnya. Detail-detail kecil akan berpengaruh dan mengarahkan kita pada siapa sosok yang sedang dicari. Dalam hal ini, Crooked House berhasil sedikit-sedikit memberi petunjuk untuk mengarahkan kecurigaan pada satu karakter dan karakter lainnya.

Uniknya di film ini ada twist yang menarik di akhir. Karakter-karakter yang dari awal sampai pertengahan film dianggap berpotensi menjadi pembunuh Aristide ternyata perlahan-lahan gugur. Yang muncul menjadi pelaku justru dari karakter yang potensinya minim tapi punya motif yang kuat untuk melakukannya.

Crooked House mungkin bukan film yang secara populer akan disukai banyak orang. Tempo yang lambat berpotensi membuat penonton jenuh, tapi disitulah serunya. Kita jadi punya ruang untuk ikut memperhatikan detail kecil. Kalau kamu ingin merasakan bagaimana prasangkamu dipermainkan, silakan nonton film ini. Setelah itu, kamu bisa membagikan pengalamanmu di kolom komentar, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram