bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Blind (2016), Asmara Penulis Buta

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Blind
1.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ketika suaminya tersandung kasus dan ditahan, Suzanne diberikan hukuman kerja sosial oleh pengadilan yang menempatkannya bertugas sebagai pembaca bagi seorang penulis novel yang buta karena kecelakaan.

Kedekatan mereka semakin erat seiring seringnya mereka bertemu hingga timbul hasrat pada diri masing-masing. Asmara terlarang semakin rumit ketika sang suami dibebaskan oleh pengadilan. Blind adalah film drama karya Michael Mailer yang dirilis oleh Vertical Entertainment secara limited pada 14 Juli 2017.

Memadukan kisah asmara terlarang dengan sedikit ketegangan, film yang tayang perdana di Woodstock Film Festival pada 13 Oktober 2016 ini memadukan dua bintang lawas pada diri Alec Baldwin dan Demi Moore sebagai pasangan yang terpaut kisah cinta.

Dengan pendapatan hanya sebesar $12 ribu saja dari tiga hari penayangan di 14 bioskop di Amerika, mencuatkan kesan meragukan akan kualitas film ini. Ingin tahu lebih dalam tentang film ini? Simak review berikut dari film yang melakukan syuting di kota New York ini.

Sinopsis

Blind poster_

Suzanne dan Mark adalah pasangan yang serasi juga bahagia. Semua berjalan seperti seharusnya dengan bisnis yang lancar dan harta yang berlimpah. Dalam sebuah pesta, Mark berbincang dengan Howard, salah satu kliennya, tentang sebuah kesepakatan bisnis dan aliran dananya.

Beberapa hari kemudian, Howard diciduk oleh FBI, dimana dia membuat kesepakatan dengan FBI untuk membuka kebobrokan bisnis Mark. Surat penangkapan dirilis, kemudian Mark dan Suzanne ditangkap.

Sementara Mark ditahan di dalam penjara selama masa persidangan, Suzanne diberikan hukuman kerja sosial di sebuah panti dimana dia ditugaskan untuk membaca bagi seorang penulis buta bernama Bill.

Saat pertama bertemu, kesan angkuh Bill membuat Suzanne tidak nyaman, tapi dia tidak bisa mangkir dari tugasnya apabila tidak ingin masuk bui. Setiap hari dengan sabar Suzanne membacakan karya tulis para mahasiswa yang akan dinilai oleh Bill sebagai dosen. Suzanne diajari cara membaca yang benar, terutama artikulasi dan intonasinya.

Dengan seringnya bertemu, mereka semakin dekat. Persepsi Suzanne tentang Bill yang angkuh pun memudar, begitu juga dugaan Bill terhadap Suzanne yang haus akan harta, karena memiliki suami yang kaya raya, pun menghilang.

Suzanne semakin terkurung oleh kharisma Bill, bahkan dia hadir di kelas hanya untuk menyaksikan Bill mengajari mahasiswanya tentang sastra. Demikian pula dengan Bill yang selalu teringat kepada istrinya yang telah wafat karena kecelakaan tragis lima tahun yang lalu.

Dia semakin terpesona dengan sikap lembut yang semakin terlihat dari diri Suzanne. Kemudian, Bill berusaha untuk tampil lebih rapi, bercukur dan membersihkan rumahnya. Di suatu hari setelah mereka makan malam, terjalinlah asmara terlarang di antara mereka.

Sementara itu, Mark berusaha untuk keluar dari penjara dengan menekan pengacaranya dan salah seorang karyawannya yang juga diminta untuk mengikuti Suzanne secara diam-diam.

Howard dikabarkan tewas karena kecelakaan, dan Mark dibebaskan dari tuntutan. Pulang ke rumah, hubungan Mark dan Suzanne menjadi dingin karena masing-masing menaruh kecurigaan kepada pasangannya.

Setelah Suzanne memberi tahu kepada Bill bahwa dia tidak akan bisa menemuinya lagi, Bill menjadi panik dan patah hati, bahkan dia nyaris membakar naskah novel keduanya jika saja tidak dihalangi oleh mahasiswa yang dekat dengannya. Bahkan, Bill sampai diancam oleh Mark untuk tidak mendekati istrinya lagi.

Lalu, bagaimana nasib asmara Bill dan Suzanne selanjutnya? Apakah Suzanne akan tetap bertahan di dalam dinginnya bingkai rumah tangganya dengan Mark? Untuk mengentaskan rasa penasaran, tonton film ini hingga selesai!

Dua Makna “Buta” dalam Satu Cerita

Dua Makna “Buta” dalam Satu Cerita_

Dari judul dan posternya kita sudah pasti menduga bahwa film ini akan terfokus pada kebutaan yang diderita karakter yang diperankan Alec Baldwin secara fisik, tapi ternyata ada makna lain yang diambil dari sisi psikologis pada diri Suzanne.

Awalnya Bill menganggap Suzanne hanyalah seorang wanita yang tergiur dengan harta berlimpah suaminya tanpa memiliki pemikiran sendiri. Dengan suami yang melakukan bisnis ilegal dan ditahan karenanya, Suzanne berusaha untuk tidak peduli dengan segala hal kotor yang dilakukan suaminya, inilah makna buta dari sisi Suzanne.

Memiliki makna filosofis yang sebenarnya cukup menjanjikan sebagai materi cerita, sayangnya naskah yang ditulis oleh adik dari sang sutradara, John Buffalo Mailer, berjalan dengan lambat.

Bahkan, film ini juga memuat beberapa cerita pendamping yang serba tanggung dimana membuat fokus cerita sedikit terpecah.

Ada beberapa elemen cerita yang sedikit tidak masuk akal dari awal hingga akhir film, salah satu yang paling aneh adalah mengganti Gavin dengan Suzanne untuk menjadi pembaca bagi Bill.

Padahal secara akal sehat, Gavin yang mengidolakan Bill secara sukarela mengemban tugas itu dan dia memiliki kemampuan membaca yang baik. Sedangkan Suzanne mau melakukannya karena terpaksa.

Tapi tidak akan ada cerita cinta apabila Suzanne tidak diterima oleh Bill dengan mengorbankan Gavin. Alasan yang diajukan adalah Bill lebih senang mendengar suara wanita.

Namun, Gavin tidak serta-merta dienyahkan begitu saja. Dia tetap dilibatkan dalam kehidupan Bill sebagai asisten mingguan di rumahnya dan menjadi mahasiswa di kelasnya.

Lalu di beberapa kesempatan, terdapat hal yang sebenarnya tidak mempengaruhi jalan cerita apabila tidak ditampilkan, yaitu memperlihatkan tubuh Demi Moore yang hanya mengenakan pakaian dalam saja.

Dan yang paling absurd adalah ketika membaca untuk Bill, Suzanne merasa gerah dan membuka bajunya. Apakah film ini mau dibawa ke arah drama erotis?

Baca Juga: 20 Film Tentang Cinta Terlarang yang Seru untuk Ditonton

Chemistry yang Gagal dari Dua Bintang Lawas

Chemistry yang Gagal dari Dua Bintang Lawas_

Sebelum dipertemukan di film dengan durasi 1 jam 38 menit ini, Alec Baldwin dan Demi Moore pernah berakting bareng di film The Juror (1996) yang menjadi salah satu film drama persidangan terburuk.

Dan, di usia paruh baya mereka dipadukan kembali dalam sebuah kisah romantis, sepertinya sedikit dipaksakan, sehingga chemistry antara mereka tidak muncul sama sekali.

Alec Baldwin sebenarnya tampil bagus dan meyakinkan sebagai seorang dosen dan penulis novel dengan penyampaian referensi yang akurat dari sebuah karya sastra, tapi sayangnya karakter Bill sangat tipikal dan bisa kita temui dalam film-film bertema serupa.

Sedangkan Demi Moore hanya tampil manis saja nyaris tidak bisa mengekspresikan berbagai perasaan yang menghinggapi Suzanne.

Baca Juga: 10 Film Tentang Istri Selingkuh, Ceritanya Bikin Penasaran!

Motivasi agar Giat Membaca yang Tersirat

Motivasi agar Giat Membaca yang Tersirat_

Ada pesan tersirat yang sebenarnya sangat inspiratif dalam film dengan sinematografi yang biasa saja tapi cukup menakjubkan pada adegan terakhirnya ini, yaitu motivasi untuk giat membaca.

Gavin adalah karakter yang terinspirasi tersebut. Jika saja kisah Gavin ini lebih dikedepankan, tentunya mengorbankan kisah romantis dan arah cerita, film ini akan tampil lebih baik dan mendidik.

Dalam satu adegan, Bill mampu menginspirasi para mahasiswanya dengan baik, terutama Gavin yang sangat mengaguminya. Dan Gavin adalah orang yang mampu membuat Bill tidak keluar jalur saat patah hati yang justru membuat Bill mampu menyelesaikan novel keduanya.

Membaca adalah aktivitas yang sangat baik dan hal paling utama dalam menuntut ilmu. Karakter Bill adalah contoh yang bagus dimana kebutaannya tidak menghalanginya untuk terus menyimak berbagai karya tulis dan sastra meski harus dibacakan oleh orang lain.

Lalu bagaimana dengan kita yang masih bisa melihat? Apakah tidak ingin memenuhi waktu kita dengan banyak membaca?

Blind bisa saja menjadi salah satu film drama romantis yang bagus, apalagi dengan performa kharismatik dari Alec Baldwin.

Hanya disayangkan, pengolahan cerita dan alur yang tidak stabil membuat film ini menjadi membosankan, apalagi ditambah dengan sinematografi yang sangat biasa membuat film ini seperti sebuah film TV atau film-film drama era 1980an.

Tapi bagi kalian penggemar karya sastra dan menyukai kutipan-kutipan dari para sastrawan, maka film ini bisa menjadi pilihan untuk dimasukkan ke dalam watchlist. Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram