bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Blade Runner 2049, Manusia VS Kecerdasan Buatan

Ditulis oleh Aditya Putra
Blade Runner 2049
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seiring majunya jaman berbanding lurus dengan kemajuan teknologi. Berbagai penemuan baru mengubah hidup manusia menjadi semakin mudah. Nggak mengherankan kalau banyak yang sinis bahwa di masa depan manusia akan berdampingan dengan mesin. Hal itu disebabkan karena mesin-mesin yang ada sudah semakin canggih lengkap dengan kecerdasan buatan.

Sebagaimana dua sisi koin, selalu ada sisi baik dan buruk dari kemajuan teknologi. Salah satu keburukannya adalah teknologi dapat membuat kemanusiaan semakin terpinggirkan. Seperti replicant di film Blade Runner 2049 yang membuat kemanusiaan terancam karena banyak dari mereka yang memberontak. Yuk simak sinopsis dan review-nya.

Sinopsis

Tyrell Corporation merupakan perusahaan yang memproduksi human-android yang disebut dengan Replicant. Replicant diproyeksikan untuk budak bagi manusia agar hidup manusia menjadi lebih mudah. Sayangnya dengan kecerdasan buatan yang mereka miliki, nggak sedikit yang memberontak. Sosok Blade Runner diperlukan untuk memensiunkan para Replicant yang memberontak.

Memensiunkan di sini berarti membunuh. Pada tahun 2049, K, kependekan dari serial nomor KD6-3.7 merupakan petugas LAPD dan bertindak sebagai Blade Runner. Salah satu Replicant yang harus dihadapinya adalah Sapper Morton. Setelah memensiunkan Morton, K menemukan sebuah kotak biru yang dikubur di bawah pohon di ladang protein.

K membuka kotak biru yang ditemukannya dan menemukan sesosok Replicant perempuan. Setelah diteliti, ternyata Replicant perempun itu mati ketika melahirkan secara cesar. Padahal Replicant nggak diberi kemampuan untuk bisa melahirkan. Atasan K, Letnan Joshi, mengkhawatirkan keberadaan Replicant yang bisa melahirkan akan membawa peperangan antara manusia dan Replicant.

K ditugaskan Joshu untuk menemukan dan memensiunkan anak dari replicant di kotak biru itu. Tujuannya adalah menyembunyikan fakta bahwa Replicant bisa bereproduksi. K mengunjungi Tyler Corporation yang sudah dibeli oleh pengusaha kaya raya, Niander Wallace, dan berganti nama menjadi Wallace Corporation.

Staff dari Wallace memberi tahu K bahwa DNA Replicant perempuan yang mati adalah Rachael. Rachael merupakan sebuah produk eksperimen yang dikerjakan oleh Dr. Edon Tyrell. K kemudian menelusuri masa lalu Rachael dan menemukan bukti baru. Buktinya adalah Rachael dulu melarikan diri dengan seorang Blade Runner bernama Rick Deckard sebagaimana keduanya punya hubungan spesial.

Niander punya tujuan lain. Dia ingin mengetahui rahasia bagaimana Replicant bisa bereproduksi. Oleh karena itu, dia mengutus anak buahnya untuk mengikuti K yang mencari Deckard dan menemukan anak dari Rachael. Di sebuah ladang, K menemukan tanggal yang tertulis pohon. Tanggal yang tertulis adalah 6-10-21.

K mencari tahu arti tanggal 6-10-21 pada pacarnya yang merupakan kecerdasan buatan, Joi. Joi mengatakan bahwa tanggal itu merupakan tanggal K lahir, bukan dibuat. Artinya, K merupakan Replicant yang dilahirkan dari ibu yang merupakan replicant juga. K mencari tau kebenaran informasi itu dengan memverifikasi data di LAPD. Dia menemukan bahwa ada dua anak lahir di tanggal yang sama.

K melacak keberadaan satu anak yang dalam data LAPD dinyatakan masih hidup itu ke San Diego. Tempat pertama yang didatanginya adalah sebuah panti asuhan. Sayangnya, data anak-anak di sana sudah hilang. Tapi K bisa mengingat kenangan masa kecilnya dan mengenali panti asuhan tersebut. Dia mencari boneka kuda yang disembunyikan di tempat itu dan menemukannya.

Dr. Ana Stelline menyatakan bahwa ingatan K tentang panti asuhan benar adanya. K menyadari bahwa dia sebenarnya adalah anak dari Rachael. Di LAPD, dia harus menjalani tes untuk menguji trauma yang dideritanya dan hasilnya menyatakan bahwa dia adalah Replicant pemberontak. Pada Joshi, K mengatakan sudah membunuh anak Rachael.

Joshi memberi waktu 48 jam supaya K menghilang. K harus menemui Deckard untuk mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Selain itu, ada Luv yang ditugaskan Niander untuk memensiunkan Replicant yang berbahaya agar nggak menghalanginya memproduksi Replicant yang bisa bereproduksi. Bagaimanakah akhir dari petualangan K? Bisakah dia menggagalkan kemungkinan peperangan antara manusia dan Replicant?

Jeda 35 Tahun

Blade Runner 2049 merupakan lanjutan dari Blade Runner pertama yang dirilis pada tahun 1982. Dengan jarak 35 tahun untuk membuat lanjutannya, tentu akan ada risiko penonton kebingungan. Walau Blade Runner pertama merupakan film fenomenal, merilis lanjutannya dengan berbeda tiga dekade terasa terlalu lama untuk dilakukan.

Agar penonton nggak kebingungan, Warner Bros Pictures merilis tiga film pendek di YouTube yang menjembatani Blade Runner pertama dengan Blade Runner 2049. Ketiga film itu adalah Black Out 2022, 2036: Nexus Dawn dan 2048: Nowhere to Run. Kalau kamu sudah menonton film pertama, kamu bisa langsung menonton Blade Runner 2049 tanpa menonton ketiga film pendek itu.

Kalau kamu sudah pernah menonton film pertamanya, melewatkan ketiga film pendek itu nggak akan bikin kamu kebingunan ketika menonton Blade Runner 2049. Meski punya jeda 35 tahun, kedua film Blade Runner masih menggunakan cetak biru yang sama. Nggak ada bagian cerita yang menyimpang, kedua filmnya hadir untuk saling melengkapi.

Sosok Deckard masih dipertahankan bahkan berpengaruh besar pada plot utama. Ada juga mobil terbang Deckard yang ikonik, tapi di versi barunya dilengkapi drone agar semakin modern. Walau nggak secara keseluruhan menjelaskan cerita di film pertama, versi 2049 cukup memberi penjelasan tentang masalah yang belum selesai di film pertama dan berlanjut di film keduanya ini.

Visual dan Scoring Blade Runner 2049

 Melanjutkan tema futuristik dan distopia Blade Runner versi pertama yang berlatar di tahun 2019, Blade Runner 2049 berlatar di tahun 2049 persis seperti judulnya. Di film 2049 ini, kita akan disuguhi bagaimana Los Angeles digambarkan begitu suram. Gedung-gedung pencakar langit sudah dihiasi LED dan hologram sebagai penguatan gambaran manusia di masa depan.

Untuk urusan visual, Blade Runner 2049 benar-benar memberi pengalaman yang menyenangkan untuk ditonton. Visualisasi distopia sekaligus dunia modern bisa ditampilkan dengan sempurna. Dari segi scoring, film ini nggak banyak menampilkan musik tapi lebih banyak menampilkan efek suara. Hebatnya, efek suara yang muncul mendukung suasana film yang suram.

Minim Adegan Laga

Bagi yang berharap Blade Runner 2049 banyak menampilkan adegan laga akan kecewa karena jumlah adegan laga yang sangat minim. Sepertinya film ini ingin lebih menekankan pada segi cerita daripada laga. Terbukti dengan plot solid tentang keberadaan Replicant yang menjadi polemik. Ada Niander yang ingin memproduksi Replicant terbaik. Ada juga yang berupaya menyelamatkan dunia dari peperangan antara manusia dan Replicant.

Terlepas dari minimnya adegan laga, Blade Runner 2049 menampilkan banyak keunggulan. Para aktor dan aktris bisa tampil prima memerankan karakter-karakternya. Gosling tampil flamboyan, Ana de Amas bisa memperlihatkan ekspresi unik kecerdasan buatan ketika berinteraksi dengan K, sampai penampilan Jared Leto yang dingin.

Blade Runner 2049 memenuhi ekspektasi sebagai hiburan yang solid. Cerita yang seru, visual yang megah dan scoring yang mendukung atmosfer distopia. Sebagai lanjutan dari Blade Runner pertama, 2049 bukan hanya bisa mengobati kerinduan tapi menunjukkan kualitas yang nggak kalah bagusnya. Bagaimana menurutmu? Tuliskan komentarmu di bawah, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram