showpoiler-logo

Sinopsis & Review Ava (2020), Kemelut Hidup Female Assassin

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Ava
2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang wanita yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran bekerja di bawah perintah organisasi rahasia yang melakukan tugasnya dengan lugas. Tapi karena beberapa aksi terakhirnya menimbulkan berita, statusnya di non-aktifkan untuk sementara.

Berusaha memperbaiki hubungan dengan ibu dan kakaknya, dia juga harus menghindari pembunuh bayaran lain dari organisasi yang memburunya.

Ava adalah film action karya Tate Taylor yang dirilis oleh Vertical Entertainment secara terbatas pada 25 September 2020. Menggelar kisah tentang para pembunuh bayaran, satu yang kita harapkan adalah adegan aksi yang seru dan menegangkan.

Mungkin ini film pertama bagi Jessica Chastain tampil dengan karakter yang tangguh dalam aksi baku-tembak dan baku-hantam, meski ini bukanlah film action pertamanya. Bisakah dia mengemban peran ini? Simak review berikut untuk mendapatkan ulasan lengkapnya.

Baca juga: Sinopsis & Review The Bourne Identity, Agen CIA yang Amnesia

Sinopsis

Sinopsis

Ava Faulkner menjemput Peter Hamilton, seorang pejabat IMF (International Monetary Fund), di bandara Prancis. Setelah perbincangan yang ringan, Peter mengajak Ava untuk menepi.

Ava langsung melancarkan aksinya mengintimidasi dan menyelesaikan tugas dengan membunuhnya. Terlihat seorang wanita sedang menguping pembicaraan mereka dengan sebuah alat dari jarak yang tidak terlalu jauh.

Sejak muncul pemberitaan pembunuhan pejabat IMF di TV, Ava meminta izin untuk rehat sebentar untuk bertemu keluarganya di Boston yang tak pernah ditemuinya selama 8 tahun.

Ava menemui kakaknya, Judy, yang sedang bernyanyi dengan bandnya di café. Lalu mereka menemui ibu mereka, Bobbi, yang sedang dirawat di rumah sakit karena angina (sakit dada).

Penghubung Ava di organisasi yang juga mantan pimpinannya di militer dahulu, Duke, memberikan tugas kepadanya untuk membunuh seorang jenderal Jerman di Arab Saudi.

Aksinya kali ini juga berujung kepada kekacauan karena ketika Ava sudah menyuntikkan obat mematikan ke tubuh sang jenderal supaya kematiannya terlihat alami, tiba-tiba beberapa pasukan datang menyerang.

Ava terpaksa bertarung untuk bisa menemui jalan keluar dari hotel. Setelahnya, Ava menemui Duke yang sedang memancing di pantai Normandia.

Duke meminta maaf atas misi yang nyaris gagal, Duke menyalahkan kebocoran di intel, dan mengizinkan Ava untuk sekali lagi rehat yang panjang demi menenangkan situasi dan dirinya. Ava kembali lagi ke Boston untuk bertemu keluarganya.

Duke menemui atasannya, Simon, yang pernah didik olehnya waktu di militer dahulu. Simon menyangsikan kemampuan Ava karena dua misi terakhir berjalan dengan tidak baik.

Tapi Duke menjamin bahwa Ava tetaplah pembunuh bayaran terbaik yang mereka miliki. Setelahnya, Simon memerintahkan bawahannya untuk membunuh Ava.

Ava yang sedang jogging, tiba-tiba diserang oleh orang yang tidak dikenal. Dia terpaksa membunuhnya. Ava kemudian mendatangi Duke untuk melaporkan kejadian ini dan menyerahkan pistol yang digunakan oleh sang penyerang.

Ava makan malam dengan Judy dan Michael, mantan tunangannya yang kini menjadi suami kakaknya. Pertemuan mereka tidak berjalan dengan baik. Pagi harinya, jam 5 pagi, Judy mendatangi Ava dan bilang bahwa Michael tidak pulang ke rumah. Judy bilang bahwa Michael ketagihan berjudi.

Ava langsung mengunjungi tempat judi rahasia yang dimiliki oleh Toni dan menjemput Michael. Ava harus bertarung dulu dengan anak buah Toni dan berjanji akan membayar semua hutang Michael dalam dua hari.

Sementara itu Duke mengunjungi Simon lagi dan terlibat perkelahian yang berakhir dengan kematian Duke. Simon mengirimkan video ketika dia menenggelamkan Duke di danau kepada Ava.

Ava yang bersedih mendatangi Michael untuk bercinta dengannya tapi ditolak oleh Michael karena Judy sedang hamil. Lalu Ava mendatangi lokasi judi rahasia dan mengalahkan semua pengawal Toni sebelum akhirnya menyerahkan tas berisi uang sebagai tebusan hutang Michael kepadanya.

Kembali ke hotel, Ava diserang oleh Simon. Berhasilkah dia mengalahkan Simon? Tonton filmnya hingga selesai dan saksikan pertarungan sengit antara Ava dan Simon.

Bertabur Bintang Papan Atas Hollywood

Bertabur Bintang Papan Atas Hollywood

Melihat deretan pemainnya, Ava memiliki potensi sebagai salah satu film action keras yang bisa menjadi klasik.

Jessica Chastain yang juga menjadi produser eksekutif, mengambil sorotan lampu utama di atas panggung sebagai tokoh yang menjadi judul filmnya. Dan dia berhasil menampilkan performa akting yang baik di semua sisi.

Dia terlihat tangguh, memiliki keluwesan dalam berkelahi sekaligus keberanian dalam menghadapi lawan dalam jumlah banyak. Meski begitu, sosok Ava tetaplah manusia biasa yang terluka saat berkelahi, membuat aksinya terasa masuk akal.

Kemudian ada pula dua aktor besar yang berdiri dibelakangnya, John Malkovich dan Colin Farrell. Siapa yang tidak kenal dua aktor papan atas ini? Lalu ada aktris veteran yang tampil dalam performa terbaiknya, Geena Davis.

Kemudian masih ada tambahan nama besar lainnya pada Common, Ioan Gruffud, Joan Chen, dan Diana Silvers. Bisa dibilang deretan nama pemain film ini cukup mentereng.

Lemah di Action, Kuat di Drama

Lemah di Action, Kuat di Drama

Tapi apa daya, para pemeran di film ini terjebak naskah yang lemah dalam bercerita. Jika film lain kurang menggali latar belakang atau pengembangan karakter, maka di film Ava ini, seluruh latar belakang sudah dibuka jelas di awal film dalam rangkaian foto Ava sejak kecil, remaja, masuk militer, lalu direkrut untuk masuk dunia spionase yang berakhir menjadi pembunuh bayaran.

Tanpa karakter utamanya bercerita, kita sudah paham semuanya. Ditambah dengan beberapa dialog yang juga menceritakan sedikit masa lalu Ava yang terlewatkan dari beberapa karakter yang baru muncul dalam perjalanan film.

Seperti Michael yang membuka kisah cinta masa lalunya dan Toni yang pernah mengasuh Ava saat dalam kondisi rapuh. Dan Ava juga adalah mantan alkoholik. Semua terasa sangat lengkap.

Faktor yang menjadi masalah adalah jalan cerita yang terlalu sepi dan datar. Dari satu adegan ke adegan lain seperti terpotong tanpa ada kejelasan.

Sebagai film action, adegan pertarungan yang disajikan tidak ada yang spesial, mungkin hanya pertarungan terakhir antara Ava dan Simon yang berawal sangat seru dan keras, lalu mulai terlihat saling kelelahan dan berakhir dengan kekonyolan.

Memang adegan aksinya kurang meyakinkan, meski Jessica Chastain sudah mengerahkan semua kemampuannya dalam berkelahi, film ini memiliki sisi drama yang baik, terutama kisah antara Ava dengan ibunya.

Adegan terbaik di film ini adalah ketika Ava dan Bobbi bermain kartu dimana mereka saling bercerita tentang perasaan masing-masing yang membuat kita paham masalah antara mereka.

Bobbi memang selalu ketus setiap bicara, bahkan dia tidak mengucapkan terima kasih ketika Ava berhasil memperbaiki TV yang rusak, tapi dari dalam hatinya dia sangat menyayangi Ava.

Akting Geena Davis membuat kita yakin adanya rasa sayang itu. Ada keunikan tersendiri ketika kita mengingat Geena Davis pernah membintangi film dengan premis seperti ini di The Long Kiss Goodnight (1996).

Kisah Spionase dan Pembunuh Bayaran yang Serba Tanggung

Kisah Spionase dan Pembunuh Bayaran yang Serba Tanggung

Jalan cerita klise yang datar adalah masalah utama film dengan durasi 1 jam 36 menit ini. Kita sudah sering menonton film yang mengisahkan pembunuh bayaran yang ingin pensiun dari profesinya tapi tidak diizinkan oleh organisasi yang memayunginya.

Memang Ava tidak benar-benar ingin berhenti, dia hanya jenuh. Dan organisasinya tidak menghalanginya untuk berhenti, hanya ingin membunuhnya.

Alasannya cukup lucu, yaitu karena Ava sering menanyakan kesalahan besar apa yang dilakukan oleh targetnya sehingga ada yang memerintahkan untuk membunuhnya. Padahal, di banyak film serupa, hal ini bukanlah masalah besar, yang penting misi terselesaikan dengan baik dan bersih.

Salahnya Ava disini ialah dia tidak menyelesaikan tugasnya dengan bersih, sehingga terekspos media sebagai pembunuhan.

Lalu setiap kali misinya nyaris gagal, dia mengambil waktu rehat untuk mengunjungi keluarganya yang justru membuka luka-luka lama dan masalah-masalah usang yang semakin menambah keruh pikirannya.

Mungkin maksudnya untuk menambah kompleks jalan cerita, tapi justru kerumitan ini diperparah dengan alur yang datar sehingga bisa membuat frustasi penonton.

Sejujurnya, Ava bisa saja menjadi film action yang menghibur, terutama dengan deretan bintang papan atas sebagai pemerannya. Tapi karena cerita yang klise dan datar, membuat film ini terasa membosankan, apalagi tidak didukung oleh adegan aksi yang baik.

Para aktor dan aktris dengan nama besar ini pun seolah sia-sia menutupi kelemahan film dengan sinematografi yang tidak istimewa ini.

Editing dan kontinuitas adegan tampil sangat buruk, membuat kita kebingungan ketika ada bartender yang sudah meletakkan es batu ke dalam gelas minuman tetapi ketika diminum oleh Ava tidak ada satupun es yang terlihat.

Apakah sudah mencair dengan cepat sebelum diminum? Entahlah, silahkan kalian nilai sendiri. Dan lemahnya kontinuitas ini terjadi beberapa kali sepanjang film.

Bagi kalian yang ingin menikmati akting Jessica Chastain sebagai femme fatale, maka film Ava wajib kalian tonton.

Dan agar tidak kecewa, lepaskanlah ekspektasi tinggi kalian akan hadirnya adegan action yang seru seperti dalam franchise Jason Bourne, karena kadar aksi di film ini tidak sampai seperempatnya dari yang ada di franchise agen yang terkena amnesia tersebut. Langsung ditonton saja, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram