bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Drama Korea An Old Lady (2019)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
An Old Lady
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Wanita korban kekerasan seksual seolah tidak bisa lagi mendapat tempat di Bumi untuk menampakkan diri. Cemooh dan pandangan banyak orang yang menyudutkan membuat mereka memilih untuk menghilang saja. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah para wanita tersebut merupakan korban, bukan pelaku, bukan seseorang yang harus bertanggung jawab terhadap kejadian mengerikan tersebut.

Lalu bagaimana jika korban perkosaan adalah seorang wanita tua berusia 69 tahun dan pelakunya adalah pria muda berusia 29 tahun? Apakah keadilan, yang sudah sulit didapat itu, bisa memihak pada korban? Drama Korea berjudul An Old Lady akan memberikan Anda sebuah tontonan yang menggetarkan hati. Agar semakin yakin untuk menontonnya, alangkah lebih baik jika Anda membaca sinopsis dan ulasannya berikut ini!

Sinopsis

Sinopsis

Terlahir sebagai seorang wanita adalah sebuah berkah. Dengan rahimnya, wanita bisa mengandung kemudian melahirkan kehidupan baru, kehidupan lain yang membawa takdirnya sendiri. Di sisi lain, menjadi wanita juga bisa berarti rentetan malapetaka. Pasalnya wanita sangat rentan menjadi korban atas berbagai tindak kejahatan dan kekerasan.

Tidak peduli pada usia, status bahkan ketika wanita berdiam di dalam rumah, risiko untuk menerima perlakuan buruk terus mengintai. Termasuk ketika wanita sedang butuh pertolongan, kejahatan seperti tidak bisa meninggalkannya. Hal menyedihkan semacam ini harus ditanggung oleh seorang wanita tua berusia 69 tahun bernama Shim Hyo Jung (Ye Soo Jung).

Semua petaka bermula ketika dia harus rutin melakukan terapi fisik di sebuah rumah sakit akibat mengalami suatu kejadian. Pada awalnya terapi berjalan biasa saja, hingga suatu malam dia mengalami pelecehan seksual. Pelaku pemerkosaan terhadap dirinya adalah seorang pria muda berusia 29 tahun yang bekerja di rumah sakit sebagai asisten perawat. Pria muda itu bernama Lee Joong Ho (Kim Joon Kyung).

Setelah bergulat dengan perasaannya yang tidak karuan, Hyo Jung bersama temannya Nam Dong In (Ki Joo Bong) memutuskan untuk melaporkan hal tersebut ke pihak polisi. Dong In sendiri adalah seorang penyair berusia tua yang sudah pensiun. Untuk dapat bertahan hidup, dia membuka sebuah toko buku kecil di tempat tinggalnya.

Begitu tiba di kantor polisi dan diminta untuk menuliskan laporannya, Hyo Jung dan Dong In kebingungan. Hyo Jung juga gugup serta masih trauma jika harus kembali mengingat kejadian pada malam itu. Dengan susah payah, perempuan tua tersebut akhirnya berhasil menulis dan menyelesaikan laporannya.

Masa rawat inap yang mestinya berjalan lancar, harus dikotori dengan perbuatan mengerikan dari seorang pria. Tentu saja hal ini meninggalkan ketakutan, rasa malu dan hina pada diri seorang wanita tua. Meski begitu laporan sudah ditulis. Hyo Jung menuliskan detail kejadian pada malam itu dengan sisa-sisa kekuatannya.

Setelah laporan ditulis, keduanya didampingi oleh seorang polisi. Sayangnya, polisi yang ditugaskan tidak terlalu banyak membantu Hyo Jung dan Dong In. Dia juga tidak peka terhadap trauma yang dialami sang nenek. Sebagai teman, Dong In tidak memiliki kewenangan lebih selain terus mendampingi Hyo Jung.

Dia bertindak sebagai wali Hyo Jung dan menerima segala bentuk informasi mengenai apapun yang akan dilakukan terhadap laporannya. Pria muda pelaku kejahatan tersebut akhirnya berhasil dibawa ke kantor polisi. Joong Ho tentu saja membantah semua laporan dan tuduhan Hyo Jung yang dialamatkan padanya.

Pria muda itu bersikeras menyatakan bahwa kejadian tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka. Meski ditemukan bekas air mani di baju yang dikenakan Hyo Jung saat menjalani terapi fisik di rumah sakit, hal itu tetap tidak cukup mendakwa Joong Ho atas tindakan pemerkosaan

Semua semakin rumit dan pihak polisi semakin skeptis ketika mereka memeriksa kesaksian Hyo Jung. Menurut wanita tua itu seorang teman perawat merekomendasikannya untuk melakukan terapi fisik di rumah sakit tersebut. Namun, polisi tidak bisa menemukan teman perawat yang dimaksud Hyo Jung.

Mereka lantas curiga mengenai keadaan ingatan Hyo Jung. Apakah wanita itu mengalami demensia atau tidak. Padahal setiap hari Hyo Jung masih pergi ke kolam renang dan sangat terlihat sehat melakukan aktivitas-aktivitasnya. Hingga hal yang benar-benar ditakutkannya pun terjadi. Pengadilan menolak  surat perintah penangkapan Joong Ho.

Mengetahui hal ini, Hyo Jung bertekad untuk terus mendapatkan keadilan atas kekerasan yang menimpa dirinya. Lalu mampukah seorang wanita tua meyakinkan banyak orang? Bisakah orang-orang percaya bahwa ada seorang pria muda yang berhasrat pada wanita tua secara seksual dan memerkosa?

Kekerasan Seksual pada Wanita Tidak Pandang Usia

Kekerasan Seksual pada Wanita Tidak Pandang Usia

An Old Lady boleh jadi dibuat tidak untuk disaksikan oleh para wanita yang menyimpan trauma akibat kekerasan seksual yang diterimanya. Film ini mengandung banyak ekspresi kekecewaan, ketakutan, khawatir dan rasa tidak berdaya yang dimiliki seorang wanita.

Tragedi yang menimpa Hyo Jung adalah seburuk-buruknya perlakuan yang diterima oleh kaum wanita. Pelecehan secara seksual dan perkosaan merupakan satu dari sekian banyak kejahatan yang mengincar para wanita. Lebih mengerikan lagi karena kejahatan tersebut tidak pandang usia.

An Old Lady memperlihatkan bahwa wanita selalu menjadi objek paling lemah untuk segala bentuk kejahatan. Kaum wanita ibarat rantai makanan paling bawah yang dimangsa sana dan sini. Tidak peduli setua atau semuda apa pun, ia selalu jadi korban.

Film independen arahan sutradara Lim Sun Ae ini berhasil menangkap kenyataan menyedihkan tersebut lantas berusaha menyampaikannya melalui sebuah film. Lim Sun Ae tidak berlebihan ketika meramu adegan demi adegan dalam film ini. Anda akan ikut merasakan sebuah emosi yang apa adanya.

Melawan Paradigma Banyak Orang

Melawan Paradigma Banyak Orang

Mengambil premis seorang wanita tua yang diperkosa pria muda, An Old Lady juga seperti ingin menyampaikan hal lain. Perjuangan Hyo Jung untuk mendapat keadilan seolah menjadi semakin berat dan berlipat karena kenyataan bahwa dia bukan lagi wanita muda yang menggairahkan secara seksual.

Setidaknya hal tersebut yang terpikir dan terlanjur menjadi paradigma di masyarakat. Dalam film ini Anda bisa melihat sikap itu dari pihak-pihak berwajib yang semestinya melindungi dan banyak membantu Hyo Jung justru tidak memercayai dan meragukan wanita tidak berdaya tersebut.

Perjalanan Hyo Jung untuk menguak kebenaran dan memperjuangkan keadilan sangat panjang. Dia bukan saja melawan pemerkosa secara resmi dan menuntutnya agar bisa dipenjara sesuai aturan hukum. Hyo Jung juga harus sekaligus melawan pandangan orang lain yang kadung tidak percaya dan berpikiran bahwa mana mungkin seorang pria muda yang gagah dan tampan masih bernafsu dengan kulit keriput milik wanita tua.

Penderitaan Hyo Jung adalah penderitaan banyak wanita yang menjadi korban kekerasan seksual di luar sana. Di antaranya banyak juga wanita muda yang tetap kesulitan bernapas ketika berhadapan dengan kasus perkosaan. Seksisme terhadap wanita korban perkosaan, apalagi jika dia berada di luar kriteria cantik dan muda, sungguh nyata di kehidupan kita

Mereka yang sesungguhnya korban, justru disudutkan dengan dugaan-dugaan: dugaan telah menggoda dengan pakaiannya, dengan tingkah laku dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apa pakaian yang dikenakan ketika kejadian berlangsung? Apakah Anda sedang dalam keadaan mabuk atau tidak?” anehnya menjadi hal yang wajar dan biasa padahal terasa sangat melecehkan dan meremehkan.

Akting Ye Soo Jung yang Memukau

Akting Ye Soo Jung yang Memukau

Film An Old Lady menjadi paling menonjol di antara film-film yang diputar di New Current Section di Busan International Film Festival tahun 2019. Selain karena premis yang sensitif dan berani, eksekusi cerita yang rapi, akting Ye Soo Jung juga mendapat sorotan.

Aktris senior kelahiran 25 Maret 1955 ini sudah teruji aktingnya selama belasan tahun dengan terlibat dalam banyak judul drama dan film. Sebagian besar memang peran-peran pendukung tapi kemampuannya berlakon tidak bisa diragukan.

Mendapat peran utama dalam An Old Lady, Ye Soo Jung mampu memperlihatkan emosi yang mendalam milik seorang wanita tua korban perkosaan. Rasa malu yang dimiliki, trauma, gugup, marah tapi tetap tenang, pasrah dan kembali yakin berhasil ditunjukkannya. Sehingga Anda yang menonton akan terbawa emosi dan ikut merasakan kesedihan serta kebingungannya.

Sebagai film dengan jalan cerita yang triggering, terutama bagi para wanita korban kekerasan seksual, An Old Lady sudah sepantasnya mendapat lebih banyak perhatian dari pihak-pihak. Ia tidak sekadar sebuah tontonan dengan isu sensitif melainkan upaya menimbulkan empati dan simpati bagi banyak orang terhadap wanita korban perkosaan. Tertarik untuk menyaksikan perjuangan Hyo Jung mendapatkan keadilan?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram