bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Aloha (2015), Dualisme Cinta di Hawaii

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Aloha
1.9
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang kontraktor militer kembali ke Hawaii, tempat dimana dia memulai karirnya, untuk melakukan negosiasi dengan kepala suku setempat tentang pembangunan fasilitas luar angkasa. Dia bertemu dengan mantan kekasihnya yang sudah berkeluarga, tapi dia juga jatuh hati dengan seorang kapten wanita yang ditugaskan untuk menjaganya.

Aloha adalah film komedi romantis karya Cameron Crowe yang dirilis oleh Sony Pictures pada 29 Mei 2015. Sesuai judulnya, film ini bertempat di Hawaii dan menampilkan banyak bintang Hollywood papan atas sebagai pemerannya.

Setelah sangat produktif di tahun 2011 dengan merilis dua film dokumenter tentang musik dan satu film layar lebar, film ini menjadi proyek yang sangat ditunggu berkat kesuksesan film We Bought a Zoo (2011). Apakah film ini akan mengulangi kesuksesan juga dan membawa Cameron Crowe sebagai sutradara yang patut diperhitungkan kembali? Simak review berikut untuk mengetahuinya.

Sinopsis

Aloha (2015) poster_
  • Tahun Rilis: 2015
  • Genre: Comedy, Drama, Romance
  • Produksi: Scott Rudin, Vinyl Films, Sony Pictures Entertainment
  • Sutradara: Cameron Crowe
  • Pemeran: Bradley Cooper, Rachel McAdams, Emma Stone

Brian Gilcrest, seorang kontraktor militer, mendarat di Hawaii tempat dimana dia mengawali karir militernya yang cemerlang sekaligus banyak kenangan yang tertinggal. Brian menjadi perwakilan dari konglomerat Carson Welch yang hendak membangun fasilitas luar angkasa di sana dan ditugaskan untuk melakukan negosiasi dengan kepala suku setempat untuk perizinannya.

Brian bertemu dengan mantan kekasihnya, Tracy, yang kini sudah berkeluarga dan memiliki dua anak. Suaminya, Woody, adalah pilot yang membawa pesawat yang dia tumpangi tadi. Selain itu, Brian juga bertemu dengan kapten wanita Allison Ng yang ditugaskan untuk menjaganya selama dia berada di Hawaii.

Brian dan Allison langsung berangkat menemui King Kanahele yang rumahnya berlokasi di atas gunung. Karena jalan yang bisa dilalui kendaraan ditutup, mereka berdua terpaksa berjalan kaki menembus hutan.

Setelah bertemu, tanpa basa-basi Brian langsung mengajukan negosiasi, tapi selalu ditolak oleh King dengan halus, hingga Allison berhasil merangkul King dengan keluwesannya dalam berbincang.

Malam berikutnya, Brian dan Allison diundang Tracy untuk makan malam di rumahnya. Di dapur, Brian dan Tracy berbicara berdua saja dimana Tracy sempat mengutarakan perasaan hatinya yang terluka karena Brian meninggalkannya begitu saja 13 tahun yang lalu.

Perbincangan itu sempat terputus dengan kehadiran Woody yang menghampiri Brian tapi tidak berbicara sepatah kata pun. Kemudian, mereka menghadiri pesta Natal dimana Brian bertemu dengan Jendral Dixon yang mengancamnya agar tidak mengacaukan misi ini.

Allison membaur dan berdansa dengan Carson yang semakin membuat Brian kagum kepadanya. Brian diberikan flash drive oleh staf Carson tentang rencana terbaru misi mereka yang cukup membuatnya terkejut.

Allison kemudian berbincang dengan Brian tentang masa lalunya di militer yang membuatnya terpesona oleh pria yang kakinya pernah terluka karena terkena bom di Afghanistan itu.

Dengan perasaan jatuh cinta, Allison lari pagi dan sempat mampir ke rumah Tracy. Dia melihat video yang direkam oleh Mitchell, putra Tracy, yang menampilkan proses kedatangan senjata untuk dimasukkan ke roket.

Allison sempat mengajukan pengunduran diri, tapi ditolak oleh Kolonel Lacy. Kemudian, Allison bertemu Brian dengan perasaan kecewa lalu meninggalkannya. Tracy beserta kedua anaknya, yang baru saja ditinggal pergi oleh Woody, mendatangi Brian yang sedang berkemas hendak pergi dan memberi tahu Brian bahwa Grace adalah putrinya.

Brian dan Allison tiba-tiba dijemput saat sedang menghadiri acara peresmian pembangunan fasilitas luar angkasa oleh staf Carson dan dibawa ke ruang kontrol untuk memutus rencana pemerintah Cina yang hendak melakukan sabotase peluncuran roket di lepas pantai. Roket meluncur dengan lancar hingga menempati orbitnya di luar bumi.

Karena rasa cinta kepada Allison dan rasa bersalah kepada warga Hawaii apabila dia membiarkan senjata di satelit itu digunakan, Brian meminta temannya untuk mengunggah program lama mereka untuk mematikan operasi satelit.

Walhasil, satelit berhenti bekerja karena terjadi error dalam sistemnya. Brian meminta Allison menjauh darinya karena kejadian ini bisa merusak karir cemerlangnya.

Seluruh staf Carson dan militer kecewa dengan perbuatan Brian, bahkan Carson dan Jenderal Dixon mengancamnya. Bagaimana karir Brian setelahnya? Siapakah yang akan dikejar oleh Brian? Tracy atau Allison? Rasa penasaran akan hilang setelah kita menonton filmnya hingga selesai.

Naskah Rumit yang Tidak Berkembang

Naskah Rumit yang Tidak Berkembang_

Cameron Crowe adalah sutradara yang banyak menghasilkan film-film berkualitas, seperti Jerry Maguire (1996) dan Almost Famous (2000). Tetapi setelah kurang suksesnya film Vanilla Sky (2001) dan Elizabethtown (2005), dia seperti kehilangan daya magisnya hingga kembali mengarahkan film We Bought a Zoo (2011) yang dianggap sebagai secercah asa kembalinya Cameron Crowe ke jajaran sutradara top.

Seperti biasa, di film Aloha ini juga Cameron Crowe bertindak sebagai penulis naskah dan produsernya. Anehnya, premis film ini nyaris serupa dengan film Elizabethtown (2005) yang dianggap sebagai film terburuknya.

Apakah dia ingin memperbaiki kesalahan di film sebelumnya? Atau, sedang tidak ada ide baru yang ingin disajikan? Kesalahan awal ini nyatanya memiliki imbas yang sangat fatal bagi keseluruhan film.

Sudah tentu pengulangan premis, dimana seorang wanita yang ceria berusaha membangkitkan semangat pria yang sedang terpuruk, sudah memunculkan banyak keraguan akan kelanjutan kisah yang kali ini diperumit dengan kehadiran mantan kekasih dan pekerjaan yang memunculkan twist dalam perjalanannya.

Semua campuran kisah ini menghilangkan fokus cerita yang akibatnya membuat kita bingung dengan perasaan hampa, karena tidak ada emosi yang sampai kepada kita. Bahkan dari sisi dialog, dimana elemen ini adalah kekuatan Cameron Crowe di film-filmnya, terkesan biasa saja dan seolah bukan ditulis olehnya.

Kita pun dibuat bingung dengan peluncuran roket oleh Carson di lepas pantai yang tidak pernah diceritakan sebelumnya, karena kita diberikan cerita bahwa Carson baru hendak membangun fasilitas luar angkasa termasuk landasan peluncuran roket.

Tapi kemudian tiba-tiba roket sudah siap diluncurkan, dan anehnya Brian langsung sigap untuk menghalangi rencana peretasan sistem dari pemerintah Cina.

Meredupkan Kebintangan Para Pemerannya

Meredupkan Kebintangan Para Pemerannya_

Akibat dari buruknya naskah dan alur cerita rumit namun hampa, membuat para pemainnya seolah kehilangan arah. Padahal ketiga bintang utamanya baru saja menampilkan performa apik dalam film mereka sebelum bermain di film berdurasi 1 jam 45 menit ini.

Bradley Cooper adalah nominator Oscar di kategori Best Actor lewat film American Sniper (2014), Rachel McAdams tampil menawan di film A Most Wanted Man (2014), dan Emma Stone tampil mempesona di film Irrational Man (2015).

Mereka bertiga berakting di bawah kapasitasnya karena mereka seolah tidak bisa menghembuskan jiwa ke dalam karakter yang mereka bawakan.

Memang Bradley Cooper bisa menampilkan ekspresi yang baik, terutama setiap kali dia seolah sedang berdialog lewat ekspresi wajah dengan John Krasinski dan Danielle Rose Russell. Tapi kemudian muncul kekonyolan di satu adegannya dimana dialog non-verbal antara mereka diterjemahkan dalam bentuk tulisan.

Sedangkan Rachel McAdams, meski tetap tampil manis, dia seolah tidak bisa membangun chemistry dengan Bradley Cooper juga John Krasinski. Dan, yang paling buruk adalah Emma Stone. Karakternya seolah tidak memiliki sikap yang stabil dan selalu berubah-ubah. Di awal terlihat tegas, lalu kemudian menjadi manis dan riang, lalu berubah lagi menjadi melankolis.

Mungkin memang disesuaikan dengan jalan ceritanya, tapi Cameron Crowe seolah lupa bahwa perasaan berbeda dengan karakter seseorang. Semua terjadi tiba-tiba dan tanpa penjelasan. Seperti yang juga dilakukan oleh Woody saat mendadak pergi meninggalkan Tracy begitu saja, padahal selama ini kehidupannya digambarkan bahagia.

Film Terburuk Karya Cameron Crowe

Film Terburuk Karya Cameron Crowe_

Sebelum film Aloha dirilis, karya terburuk Cameron Crowe adalah film Elizabethtown. Tapi kini, film inilah yang dianggap terburuk. Saking buruknya, Cameron Crowe yang tidak pernah tampil di podium saat penayangan perdana film-filmnya dahulu, khusus untuk film ini dia berbicara di depan media.

Penampilannya itu bukan sebagai bentuk promosi, melainkan permintaan maafnya kepada Sony Pictures setelah secara sengaja menghujat perusahaan film itu yang dianggap membuat rumit proses produksi sehingga hasil film tidak sesuai keinginannya. Satu faktor ini saja sudah membuat kita kecewa sebelum menyaksikan film yang bercerita tentang angkatan udara Amerika Serikat ini.

Ditambah lagi dengan menampilkan Emma Stone sebagai putri daerah yang diceritakan memiliki seperempat darah Hawaii. Hal ini menimbulkan kontroversi seputar menggunakan aktris kulit putih sebagai pemeran karakter wanita Hawaii. Sekali lagi Cameron Crowe menyampaikan permintaan maafnya yang juga membuat Emma Stone menyesal pernah membawakan karakter ini.

Di atas semua kerumitan, kekurangan, kesalahan dan kontroversi seputar film Aloha ini, satu elemen yang patut dipuji adalah sinematografinya. Dengan setting lokasi di Hawaii, tentu saja kita mengharapkan alam indah dari daerah kepulauan itu ditampilkan dengan apik, dan Eric Gautier melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.

Dia berhasil menampilkan panorama pegunungan dan pantai Hawaii yang indah. Bahkan di beberapa adegan, gambar diambil dari jarak jauh sehingga hijaunya gunung yang menjadi latar belakang akting para pemainnya bisa terlihat dengan cantik. Begitu pun untuk pengambilan gambar di adegan yang menampilkan beberapa bangunan dan landmark khas Hawaii.

Setelah gagalnya film Aloha ini, Cameron Crowe belum memiliki niat untuk mengarahkan film lagi. Entah karena kecewa, terpuruk atau belum ada ide baru, enam tahun telah berlalu tanpa ada film yang dihasilkannya dan belum ada informasi tentang proyek film baru darinya. Tentunya kita harapkan Cameron Crowe mau, masih dan bisa kembali menghasilkan film berkualitas ke depannya.

Film Aloha tidak menawarkan hal yang baru dan cerita yang menarik, justru cenderung mengecewakan. Film ini pun mengalami kerugian dengan hanya menghasilkan $21 juta dari bujet produksi sebesar $37 juta. Tapi bagi kalian yang merupakan fans dari Bradley Cooper, Rachel McAdams dan Emma Stone, maka film ini tidak boleh dilewatkan. Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram