showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Film Afterlife of The Party (2021)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Afterlife of The Party
2.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setahun setelah Cassie wafat, arwahnya harus kembali ke tiga orang dekatnya untuk menyelesaikan urusan, rasa penyesalan dan maaf diantara mereka. Tetapi tidak mudah baginya ketika tidak ada diantara mereka yang menyadari kehadirannya, apalagi melihat dan mendengar suaranya. Lalu bagaimana Cassie bisa berkomunikasi?

Afterlife of the Party adalah original film Netflix dengan genre komedi supranatural yang dirilis pada 2 September 2021. Disutradarai oleh Stephen Herek, yang film terakhirnya dirilis 5 tahun lalu, menawarkan premis cerita yang sudah berulang kali dituangkan ke dalam film, yaitu arwah yang kembali lagi ke dunia untuk menyelesaikan “unfinished business” sebagai syarat untuk masuk surga.

Apakah ada hal baru yang ditampilkan dalam film ini selain referensi modern kekinian? Berikut ini review kami tentang film yang mengambil lokasi syuting di Cape Town, Afrika Selatan pada bulan Oktober hingga Desember 2020 ini.

Baca juga: Daftar Serial Netflix Terbaik Sepanjang Masa

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun: 2021
  • Genre: Comedy, Drama, Romance, Fantasy
  • Produksi: Advantage Entertainment, DAE Light Media, Front Row Films
  • Sutradara: Stephen Herek
  • Pemeran: Victoria Justice, Midori Francis, Robyn Scott

Dua sahabat, Cassie (Victoria Justice) dan Lisa (Midori Francis), hendak keluar berpesta merayakan hari ulang tahun Cassie. Di selasar apartemen, mereka bertemu dengan tetangga baru, Max.

Setelah berpesta di klub malam, Cassie mengajak Lisa untuk ikut dengannya pergi bersama teman-teman lainnya, tapi Lisa menolak. Mereka bertengkar di jalan dan Lisa memilih untuk pulang ke apartemen saja.

Sepulangnya dari acara dengan teman-temannya, Cassie mengetuk pintu kamar Lisa tapi tak dijawab, kemudian Cassie pingsan di kasurnya. Bangun dari tidur masih dalam keadaan pusing, Cassie terpeleset di kamar mandi dan kepalanya terantuk toilet dan tewas seketika.

Cassie terbangun di sebuah ruangan yang mewah dan nyaman. Di sana ada Val, malaikat penjaga, yang berkata bahwa Cassie berada di “In-Between”, tempat penantian sebelum pindah ke surga atau neraka.

Val memberikan kertas kecil dengan tiga nama di dalamnya dimana Cassie masih belum menuntaskan urusannya dengan mereka dan harus kembali ke dunia untuk menyelesaikannya dalam 5 hari.

Dia berkunjung kepada tiga orang tersebut, yaitu ayahnya, ibunya, dan Lisa. Hidup mereka semua sudah berubah. Lisa sibuk dengan pekerjaannya, ayahnya depresi dan mengurung diri di rumahnya, dan ibunya tampak bahagia dengan anak perempuannya.

Tetapi masalahnya mereka semua tidak bisa melihat dan mendengar Cassie, sehingga membuatnya bingung bagaimana cara untuk berkomunikasi dengan mereka.

Lisa adalah orang pertama yang melihatnya karena di suatu malam Cassie menyanyikan lagu favorit mereka. Lisa terkejut dan ketakutan saat pertama kali melihat Cassie kembali.

Tapi setelah beberapa lama, Lisa mulai sedikit nyaman dengan kehadiran Cassie dan selalu menggunakan earphone sehingga tidak terlihat berbicara sendiri melainkan seolah-olah dia sedang berbicara di telepon.

Cassie langsung menyadari apa yang harus dia lakukan untuk Lisa, yaitu menjodohkannya dengan Max dan memotivasinya untuk melangkah ke jenjang karir yang lebih tinggi. Dengan menggunakan sarana lagu dari Koop, Max dan Lisa ternyata saling menyukai satu sama lain sejak pertama kali mereka bertemu setahun yang lalu.

Dan Cassie juga mendorong Lisa untuk mendaftarkan namanya untuk menjadi asisten dari seorang profesor arkeologi demi kenaikan karirnya. Dan semua itu berhasil dengan mudahnya, karena komunikasi antara mereka berjalan lancar dan mereka memiliki waktu yang menyenangkan bersama.

Sedangkan untuk mengubah kehidupan ayahnya supaya lebih baik, Cassie mempersiapkan matras di teras rumah agar ayahnya kembali melakukan yoga, dan itu langsung berhasil, karena ayahnya menyadari jika ini adalah kehendak semesta. Begitupun ketika Cassie menyelipkan selebaran pesta ulang tahun toko roti milik Emme, ayahnya langsung menghadirinya.

Tetapi Cassie bingung ketika melihat kehidupan Sofia, ibunya. Dia tampak bahagia bersama Morgan, sehingga Cassie merasa tidak ada yang harus diubah. Tetapi ada rasa cemburu di dalam hatinya yang ternyata, menurut Val, tidak boleh dibawa ke surga. Dengan bantuan Lisa, Cassie mengunjungi ibunya dan menanyakan sebab dia pergi meninggalkan mereka.

Setelah menemukan jawaban, Cassie marah, terutama kepada Lisa yang berbicara di luar konteks yang dia inginkan. Tetapi sekali lagi Val mengarahkan Cassie agar melepaskan semua amarah itu.

Cassie mendatangi rumah ayahnya dimana dia menemui ibunya ada disana juga. Ibunya bilang bahwa hal terindah dalam hidupnya adalah saat melahirkan Cassie. Kemudian Cassie memaafkan ibunya.

Nama ibunya terhapus sesaat Cassie memaafkannya. Saat terakhir, masih tersisa nama ayahnya dan Lisa. Seluruh keluarga berkumpul untuk mengarungkan lilin sebagai peringatan setahun wafatnya Cassie.

Ayahnya kemudian melantunkan lagu favorit Cassie waktu masih kecil, yaitu “God Only Knows” dari The Beach Boys yang membuat Cassie bisa terlihat oleh ayahnya.

Mereka saling melepas dan merelakan perpisahan ini, begitu juga dengan Lisa. Sebelum pergi, Cassie kembali ke apartemen demi mencari kepingan puzzle yang hilang dan melengkapinya. Di “In-Between”, Val menuntun Cassie menuju lift, apakah menuju “Above (surga)” atau “Below (neraka)”? Ternyata Cassie menuju surga.

Di dalam perjalanan, lift berhenti dan ada orang lain yang masuk, yaitu Koop, yang wafat dalam musibah bencana alam saat menjadi relawan. Mereka sampai di surga yang tampak seperti taman yang indah sekali.

Cerita Klise yang Dangkal

Cerita Klise yang Dangkal

Premis cerita yang disajikan dalam film Afterlife of the Party ini memang sudah berulang kali dibuat, sebut saja Heaven Can Wait (1978), Ghost (1990), dan Down to Earth (2001). Tidak ada hal baru yang ditampilkan, hanya banyaknya penggunaan referensi modern saja yang membuatnya berbeda.

Dari alur cerita, semua terasa ringan, mudah ditebak dan terkesan murahan. Tidak ada kesulitan berarti bagi arwah Cassie untuk melakukan hal-hal yang dia mau bagi kehidupan ketiga orang penting dalam hidupnya yang masing-masingnya menyimpan perasaan bersalah dan tidak ikhlas dengan kepergian Cassie.

Tidak ada konflik berarti, hanya gesekan kecil antara Cassie dan Lisa sepulang bertemu ibunya. Di awal film, semua hal klise langsung dimunculkan dan menjadikan kesan murahan langsung tertancap.

Tapi ketika film berdurasi 1 jam 49 menit ini terus berjalan, ada sentuhan hangat yang terasa ketika dialog-dialog antara mereka mampu merasuk ke hati. Carrie Freedle mampu memilih dan mengolah kalimat dengan baik yang menjadi salah satu faktor positif dari film dengan sinematografi yang biasa saja ini.

Performa Apik Aktris Pendamping

Performa Apik Aktris Pendamping

Sebagai pemeran utama, performa Victoria Justice tampak biasa saja dengan hanya menggali kembali karakter-karakter yang pernah dia bawakan di serial-serial produksi Nickelodeon dahulu.

Justru yang mencuri perhatian adalah Midori Francis yang berperan sebagai Lisa. Aktris berdarah Jepang ini mampu membawakan karakternya dengan jujur dan nyata, terutama lewat ekspresi wajahnya.

Saat Lisa melontarkan kekesalannya kepada Cassie di malam ulang tahunnya, juga ketika dia menangis karena tidak ingin melepaskan sahabatnya pergi, semua terasa nyata dan mampu menyelusup ke dalam hati kita. Justru dengan performa aktingnya, karakter Lisa terasa lebih kuat dibandingkan karakter Cassie yang tipikal.

Hidup Hanyalah Persinggahan Sementara

Hidup Hanyalah Persinggahan Sementara

Kematian adalah rahasia Tuhan yang tidak satupun manusia yang tahu kapan dia akan mati. Jadi kita tidak tahu ketika sedang apa kita mati nanti dan bagaimana caranya dia datang, seperti Cassie yang wafat setelah lelah berpesta. Dia meninggalkan banyak urusan dengan orang-orang terdekatnya yang belum dia tuntaskan.

Cassie adalah contoh buruk yang tidak pantas kita teladani. Sejatinya, hidup itu adalah persinggahan sementara saja menuju alam keabadian jadi tidak pantas jika kita isi dengan foya-foya seperti yang dilakukan oleh Cassie.

Begitu pun hubungan dengan kerabat, terutama orang tua. Kita diharuskan untuk selalu berbakti dan menjaga tali silaturahmi dengan mereka.

Setidaknya, itulah pesan yang seharusnya kita tangkap dari film Afterlife of the Party ini, meski kisahnya beraroma fantasi. Persiapan dan bekal menuju kematian haruslah banyak, karena alam akhirat itu tidak ada ujungnya. Apa bekal terbaik? Yaitu kebaikan-kebaikan kepada sesama manusia dan ibadah kita kepada Tuhan.

Afterlife of the Party memang bukanlah film yang membuat kita berpikir lebih dalam untuk mencernanya, karena semua terbilang ringan. Hanya saja film ini memiliki dialog-dialog yang menyentuh hati.

Tidak ada hal baru yang berarti, sehingga film ini berada dalam skala biasa saja. Jika ingin mengisi waktu luang, mungkin film ini bisa jadi pilihan kalian. Segera tonton di Netflix.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram