bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film A Futile and Stupid Gesture (2018)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
A Futile and Stupid Gesture
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Di era 1970an sampai 1980an, kesuksesan dan pengaruh National Lampoon menciptakan kerajaan media baru yang turut dibangun oleh Douglas Kenney, komedian yang brilian namun bermasalah. Will Forte berperan sebagai tokoh utama dalam biografi bernuansa komedi di bawah arahan David Wain yang juga menampilkan banyak aktor dan komedian lain sebagai pendukungnya.

A Futile and Stupid Gesture pertama kali ditayangkan di Sundance Film Festival pada 24 Januari 2018 dan kemudian tersedia di layar Netflix sejak 25 Januari 2018 sebagai salah satu original film-nya. Lewat film ini kita akan mengetahui bagaimana asal mula kesuksesan para komedian yang pernah menguasai seluruh media di Amerika Serikat dan dunia di era keemasan mereka, 1970an-1980an.

Berikut ini review kami tentang film yang bertabur para komedian masa kini yang memerankan tokoh-tokoh komedi yang juga menjadi inspirasi mereka.

Sinopsis

A Futile and Stupid Gesture
*sumber: https://www.newonnetflix.info/reviews/film/a-futile-and-stupid-gesture/

Film bermula dari pertemuan Douglas Kenney (Will Forte) dengan Henry Beard (Domhnall Gleeson) saat mereka kuliah di Universitas Harvard. Tidak hanya belajar, mereka justru lebih dikenal dengan majalah kampus yang bertema komedi dan juga menulis beberapa buku komedi. Setelah lulus, Doug membujuk Henry agar tidak melanjutkan pendidikannya dan bersamanya membuat majalah komedi nasional.

Dengan dana dari Matty Simmons, mereka dan tim penulis memulai menerbitkan majalah yang tidak menjadi populer sebelum banyak tuntutan dari berbagai pihak, seperti Disney, Volkswagen, komunitas Mormon, dan masih banyak lagi, karena menjadikan mereka sebagai bahan lelucon. Mereka kerja siang dan malam hingga membuat pernikahan Doug retak karena terlibat perselingkuhan dengan rekan kerja.

Doug sempat depresi dan meninggalkan kerja selama 9 bulan dengan Henry menangani seluruh urusan majalah agar tetap berjalan. Kembali dari pengasingan, Doug memperlihatkan draft novel yang langsung dibuang olehnya setelah dibaca Henry. Setelah 5 tahun, mereka berdua menuntut perjanjian pembelian hak majalah kepada Matty. Setelah mendapat haknya, Henry memilih mundur dari majalah.

National Lampoon mengembangkan sayap dengan membuat siaran radio dengan para komedian muda seperti Chevy Chase dan Bill Murray. Siaran radio itu dibeli oleh pihak TV dan dijadikan acara Saturday Night Live yang sangat populer tanpa campur tangan Doug. Panas oleh persaingan, Doug dan teman-teman yang tersisa memproduksi sebuah film layar lebar berjudul Animal House.

Tidak disangka film itu sukses besar dan menjadi salah satu film komedi terbaik. Tuntutan dari studio film untuk memproduksi film berikutnya terlalu keras hingga membuat Doug tertekan. Pengaruh kokain mendominasi hidupnya sehari-hari. Setelah memakan waktu produksi yang lama dengan biaya yang membengkak, akhirnya film Caddyshack selesai dan siap dirilis.

Doug tidak senang dengan hasil filmnya dan mengejek sambil mabuk saat promosi filmnya. Untuk menenangkan diri, Doug berlibur ke Hawaii. Tapi ternyata pengaruh kokain justru semakin kuat. Hingga suatu hari tubuhnya ditemukan di dalam jurang dengan sepatu dan kacamatanya masih berada di atas tebing. Semua rekannya berduka saat pemakamannya. Tapi diakhiri oleh perang makanan.

Biografi Singkat Douglas Kenney

Biografi Singkat Douglas Kenney
*sumber: https://www.imdb.com/title/tt5566790/mediaviewer/rm1819898624/

Douglas Clark Francis Kenney yang lahir pada 10 Desember 1946 adalah seorang penulis komedi untuk majalah, novel, radio, TV dan film yang mendirikan majalah National Lampoon bersama Henry Beard pada tahun 1970. Materi awal majalah kebanyakan bersumber dari hasil pemikirannya. Kemudian dia menulis, memproduseri dan berperan di dua film komedi terbaik, Animal House (1978) dan Caddyshack (1980).

Sayang, usianya tidak panjang. Tekanan kerja, masalah keluarga, hubungan buruk dengan rekan-rekannya, dan pengaruh kokain, membuat hidupnya berakhir mengenaskan di ujung tebing tinggi di Hawaii pada 27 Agustus 1980. Dari tangannyalah muncul banyak komedian kawakan, seperti Bill Murray, John Belushi, Chevy Chase, John Landis, dan masih banyak lagi lainnya.

A Futile and Stupid Gesture memaparkan fakta hidup yang dijalani Doug secara baik berdasarkan buku yang ditulis oleh Josh Karp yang terbit di tahun 2006. Uniknya, sosok Doug diperankan oleh dua aktor, Will Forte dan Martin Mull. Yang terakhir ini hadir sebagai Doug jika dia tidak meninggal. Jika yang tidak tahu cerita aslinya pasti menduga Doug aslinya masih hidup dan bingung dengan fakta akhirnya.

Pemaparan Fakta dengan Nuansa Humor

Pemaparan Fakta dengan Nuansa Humor
*sumber: https://www.imdb.com/title/tt5566790/mediaviewer/rm1786344192/

Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak film biografi hadir dalam nuansa komedi yang cukup kental, atau paling tidak komedi satir, seperti dalam I, Tonya (2017) dan The Polka King (2017). A Futile and Stupid Gesture pun mengikuti jejak langkah serupa dalam mengangkat biografi salah satu pionir komedi era 1970an yang memang kisah hidupnya sudah seperti cerita film tanpa perlu didramatisir lagi.

Film ini menampilkan banyak asal-usul sosok komedian, acara komedi populer, dan kesuksesan film layar lebar dengan keterlibatan Doug. Mungkin bagi fans berat mereka, film ini akan segera membuka ingatan segar tentang betapa lucunya lelucon yang mereka lontarkan di berbagai media itu. Tapi bagi penonton umum, mereka harus membuka Wikipedia lagi untuk bisa menelusuri hal ini.

Memang film ini tidak memaparkan dokumentasi secara spesifik tentang fakta-fakta hidup Doug layaknya film-film biografi pada umumnya. Mungkin untuk menghindari kebosanan penonton dan juga bisa mengurangi kadar humor serta ritme film. Faktor ini bisa menjadi kekuatan atau kelemahan film, tergantung dari sisi mana kita melihatnya.

Menjadi Raja Komedi Ternyata Mengundang Depresi

Menjadi Raja Komedi Ternyata Mengundang Depresi
*sumber: https://www.imdb.com/title/tt5566790/mediaviewer/rm2359251200/

Bekerja di dunia hiburan sangat memikat bagi kebanyakan orang. Salah satunya adalah menjadi komedian. Meski tampak tertawa setiap tampil, ternyata hidup mereka tidak segurih candaan yang mereka bawakan. Tidak perlu jauh-jauh ke Amerika, lihat saja komedian di negara kita yang banyak terjegal kasus, terutama penyalahgunaan narkoba.

Tuntutan yang tinggi untuk menciptakan bahan tawa yang lucu bagi semua orang adalah perkara yang sulit, dan ini bisa mengikis kejiwaan seseorang, meski mereka adalah orang yang kreatif. Faktor utama yang dibutuhkan adalah ketenangan pikiran. Para komedian ini mencari ketenangan dengan cara masing-masing, ada yang positif, lebih banyak ke arah negatif.

Gambaran raja komedi, sang pionir pergerakan ladang tawa, Doug Kenney, sama dengan yang terjadi pada mayoritas komedian di belahan bumi manapun. Banyak masalah dalam hidup tidak bisa diselesaikan dengan tawa dan harta. Tentu saja, kesuksesan akan mendatangkan harta berlimpah, tapi itu bukan kunci kebahagiaan sejati.

Doug bisa membangun rumah bak istana untuk orang tuanya dari hasil kerja kerasnya. Tapi orang tuanya masih memandang sebelah mata atas profesinya yang tidak sesuai keinginan mereka. Dan harta berlimpah membuat Doug bisa membeli kokain dalam jumlah banyak, malahan sampai dihambur-hamburkan. Intinya, sosok Doug bukanlah sosok teladan yang patut dicontoh.

Tapi setelah kematiannya, rekan-rekannya yang berseberangan, “berkhianat”, dan sering bertengkar dengannya, pada akhirnya menghargai semua apa yang pernah Doug lakukan untuk mereka. Dia telah membuka jalan bagi komedian muda ini untuk berkarir lebih tinggi, meski dengan cara yang tidak diharapkan oleh Doug. Inilah salah satu faktor yang mengganggu psikologisnya.

Intinya, A Futile and Stupid Gesture adalah film biografi yang unik dan lucu, dengan catatan bagi mereka yang mengenal para komedian di era 1970an-1980an. Meski diceritakan secara runut sesuai kronologisnya, cerita malahan bisa dinikmati dengan baik. Tidak perlu adegan flashback yang banyak atau alur non-linear seperti film biografi lainnya. Jadi tidak perlu ragu untuk menyimaknya sekarang juga, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram