bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Netflix A Fall from Grace (2020)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
A Fall from Grace
2.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sakit hati sejak diselingkuhi mantan suaminya, Grace Waters merasa hidup kembali dengan cinta yang baru. Tetapi ketika banyak rahasia mulai terungkap dan mengikis kegembiraannya yang berumur pendek, kerentanan Grace berubah menjadi kekerasan. Film dengan twisted plot karya Tyler Perry ini dibintangi oleh Crystal Fox, Phylicia Rashad, dan Bresha Webb.

A Fall from Grace merupakan film pertama Tyler Perry untuk Netflix yang kemungkinan besar akan memiliki kerjasama dalam jangka panjang, seperti Adam Sandler. Cerita yang semula tentang persidangan pembunuhan yang menguras pemikiran sosok pengacara dalam membela terdakwa ternyata membawa sebuah kabut misteri yang tidak tertebak.

Netflix merilis film ini pada 17 Januari 2020 dan ditonton oleh 26 juta pemirsa di minggu pertamanya. Apakah film psychological thriller ini menjadi salah satu karya terbaik Tyler Perry? Simak review kami tentang film yang melakukan syuting di Studio milik Tyler Perry sendiri yang berada di Atlanta selama lima hari ini.

Sinopsis

A Fall from Grace

Jasmine Bryant (Bresha Webb) adalah seorang pengacara muda yang hidup bersama suaminya yang seorang polisi di sebuah kota kecil di Virginia. Dia diberikan tugas oleh boss-nya untuk mengurus pengakuan bersalah dari Grace Waters (Crystal Fox) yang didakwa telah membunuh suaminya. Jasmine mencoba mengajukan kasus ini untuk disidangkan karena mayat korban tidak ditemukan.

Jasmine mencoba melakukan penyidikan dengan bertemu teman akrab Grace, Sarah Miller (Phylisia Rashad), yang menceritakan sedikit dari kisah pertemanan mereka. Jasmine berhasil meyakinkan Grace untuk menceritakan semua latar belakang yang membuatnya melakukan pembunuhan. Diceritakan secara flashback bagaimana Grace bertemu dengan Shannon, menjalin cinta, dan akhirnya menikah.

Ternyata kebahagiaan itu tidak berumur panjang. Shannon mulai bertingkah aneh dan membuat Grace menduga jika dia berselingkuh, ternyata dugaannya salah. Tidak berapa lama kemudian, Grace dipecat dari kantornya karena diduga menggelapkan uang nasabah dalam jumlah besar. Ketika mengurus tabungannya, dia menemukan jika tabungannya habis, rumahnya digadaikan, dan berhutang ke bank.

Dengan bukti CCTV di bank, Grace menemukan fakta bahwa Shannon yang melakukan itu semua. Aduan Grace ke polisi tidak membuahkan hasil. Kemudian Grace memergoki Shannon sedang berselingkuh di rumahnya dengan wanita lain. Hati Grace yang panas membuatnya mengambil tongkat baseball dan memukulkannya ke kepala Shannon berkali-kali lalu membuangnya ke basement.

Di persidangan, Jasmine tidak berhasil meyakinkan juri dan kalah telak dalam pembelaannya. Bahkan ketika Sarah dijadikan saksi, dengan desakan yang berdasarkan catatan panggilan telepon, Sarah mengakui jika Grace bilang kepadanya jika dia membunuh Shannon. Merasa kalah, Jasmine mencoba menenangkan diri dengan datang ke rumah Sarah untuk berbicara dengannya.

Jasmine menemukan wanita tua yang tinggal di rumah Sarah ingin keluar dari rumah itu. Penasaran, Jasmine masuk ke rumah hingga ke basement dimana dia menemukan banyak wanita tua disekap dengan Shannon sebagai penjaganya yang juga akhirnya menyekapnya. Suami Jasmine segera mengejar ke rumah Sarah setelah menerima laporan jika ternyata Sarah terlibat kasus penipuan.

Mendobrak masuk ke dalam rumah, suami Jasmine berkelahi dengan Shannon yang diakhiri oleh tembakan mematikan dari Jasmine. Grace dinyatakan tidak bersalah dalam persidangan berikutnya dan bebas, tetapi Sarah masih menjadi buronan. Di akhir film, kita melihat Sarah melamar pekerjaan sebagai pengasuh manula di kota lain.

Tyler Perry, Sineas Produktif Hollywood

Tyler Perry, Sineas Produktif Hollywood

Bisa dibilang, Tyler Perry adalah salah satu sineas tersibuk di perfilman Hollywood. Dalam kurun waktu 15 tahun, Perry sudah menyutradarai 21 film, dimana dia juga ikut berakting di film-film tersebut, meski beberapa di antaranya hanya sebagai aktor pendukung saja. Karakter Madea di beberapa filmnya, menjadi trademark tersendiri baginya yang melejitkan namanya di peta perfilman.

Selain itu, Perry juga aktif di panggung teater. Karirnya memang diawali dari pentas seperti ini yang juga memunculkan karakter Madea yang nantinya dia bawa ke layar lebar. Meski sibuk membuat film layar lebar maupun serial TV, Perry tidak pernah meninggalkan akarnya di dunia teater, bahkan video pentas teaternya pun diburu oleh para fans setianya.

Maka tidak heran jika dia memiliki pundi-pundi harta yang berlimpah yang dia pergunakan untuk mengembangkan sayapnya di dunia film. Dia telah mendirikan rumah produksi sendiri yang juga memiliki studio untuk lokasi syuting film-filmnya dalam skala besar di daerah Atlanta, Georgia.

Terbiasa menggarap film comedy dengan karakter Madea yang cerewet, kolot, namun relijius, Perry juga menelurkan beberapa film drama romantis. Dan untuk genre thriller, A Fall from Grace adalah percobaan ketiganya setelah Temptation (2013) dan Acrimony (2018). Tapi jika dibandingkan kedua film tadi, film terbarunya ini memiliki kematangan yang baik dalam segi cerita.

Twisted Plot yang Tak Terduga

Twisted Plot yang Tak Terduga

Kehandalan Tyler Perry dalam menulis naskah comedy seperti di beberapa film Madea tidak perlu diragukan lagi, meski leluconnya cenderung kasar dan rasis, yang mungkin hanya dimengerti oleh segelintir penonton umum. Tapi lain halnya jika dia menulis cerita thriller. Dalam dua film sebelumnya, yang tadi sudah disebutkan, terlihat sekali jika dia masih meraba kemampuannya di genre ini.

Secercah kematangan dalam menulis naskah thriller ini mulai terlihat di A Fall from Grace. Perry mampu membangun kisah dengan pondasi yang kuat, cerita flashback dengan dialog murahan yang memikat, dan yang paling mengejutkan adalah twisted plot yang menguak kabut misteri yang sebenarnya tidak kita duga sama sekali.

Meski ada beberapa petunjuk yang diperlihatkan, contohnya adalah wanita tua yang tinggal di rumah Sarah dan mayat Shannon yang tidak ditemukan, tapi kita sama sekali tidak menduga bahwa film dibawa ke arah tindakan kriminal lainnya. Dengan durasi nyaris 2 jam, Perry memiliki keleluasaan untuk memaparkan kisah ini.

Dari awal film, kita akan dibuat berpikir bagaimana cara membuktikan bahwa Grace tidak bersalah. Tapi analisa ini langsung terpatahkan dengan pengakuannya jika dia memukul Shannon hingga mati. Kemudian muncul petunjuk lagi, yang harusnya sudah dipaparkan dari awal, bahwa tidak ditemukan mayat Shannon di basement rumahnya. Meski tidak ada bukti kuat, anehnya persidangan tetap berlanjut.

Disaat kita sudah patah semangat karena kekalahan telak dari fakta catatan telepon yang tak terbantahkan, anehnya Jasmine secara konyol menolak bukti itu, cerita dipelintir secara cepat yang langsung menjurus kepada Sarah sebagai otak dari kasus yang dialami Grace. Sayangnya, penceritaan yang cukup baik ini tidak diiringi dengan tensi film yang stabil, cenderung kendur di pertengahan film.

Dan Perry juga harus lebih banyak mengolah pergerakan kamera, blocking pemerannya, dan pencahayaan supaya tidak terkesan sebagai film yang digarap ala kadarnya. Sisi inilah yang menjadi kekurangan utama film yang meninggalkan rasa gemas karena pelaku kejahatan masih menjadi buronan. Dan sepertinya IMDb salah memasukkan genre, karena di film ini tidak ada unsur fantasi.

Pada akhirnya, A Fall from Grace memang tidak bisa dikategorikan sebagai film thriller terbaik, bahkan untuk mencapai standarnya pun masih cukup jauh. Tapi, film ini tampil di luar dugaan bagi kita yang meremehkan kapasitas Tyler Perry sebagai sutradara film non-komedi. Apalagi diakhiri dengan twisted plot yang tidak terduga, membuat film ini cukup layak untuk didaftarkan dalam watchlist terlebih dahulu.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram