bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review 2:22, Tentang Momen yang Mungkin Terulang

Ditulis oleh Aditya Putra
2:22
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Manusia pasti pernah merasakan penyesalan. Ketika penyesalan datang, kita selalu berandai-andai untuk mengubah momen di masa lalu. Tentu kenyataan di masa kini akan ikut berubah. Tapi dengan waktu yang nggak bisa diulang lagi, bayangan-bayangan itu hanya menjadi imajinasi walau beberapa orang sulit untuk merelakannya begitu saja.

Film yang salah satu tujuan utamanya sebagai hiburan, bisa mengangkat hal-hal yang terasa mustahil dalam ceritanya. Time-loop yang mungkin mustahil di kehidupan nyata bisa diwujudkan melalui cerita dan visualisasi yang menarik. Seperti film 2:22 yang menggunakan konsep time-loop untuk menghentikan kejadian memilukan. Sinopsis dan review filmnya bisa disimak di sini!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 2017
  • Genre: Science Fiction, Drama
  • Produksi: Lightstream Pictures, Pandemonium Films, Walk The Walk Entertainment
  • Sutradara: Paul Currie
  • Pemain: Michiel Huisman, Teresa Palmer, Sam Reid

Dylan Branson adalah seorang pria yang bekerja sebagai air traffic controller di JFK Airport. Suatu hari, dia melihat berita tentang supernova yang berjarak 30 tahun cahaya mulai bisa dilihat dari bumi. Dylan mendapati mimpi aneh tentang pembunuhan seorang wanita yang tewas ditembak di Grand Central Station tepat pada pukul 2:22 siang.

Beberapa hari kemudian, ketika sedang bekerja, Dylan mulai berhalusinasi dengan melihat konstelasi dan pola-pola kehidupan. Ketika dia tersadar, dua pesawat yang sedang terbang akan bertemu di satu titik yang dapat menyebabkan adanya tabrakan. Dia pun mengatur rencana darurat untuk mencegah kecelakaan itu terjadi. Dengan ketepatan perhitungan dan waktu, kecelakaan itu bisa dicegah.

Dylan mulai merasa banyak hal-hal yang sama terjadi padanya setiap hari. Berkali-kali mengunjungi Grand Central Station, dia selalu menemui orang-orang yang sama pada pukul 2:22 siang. Ada seorang pria yang membaca koran, sepasang pria dan wanita berpelukan, anak-anak yang bermain dan seorang wanita hamil yang berdiri di depan jam besar. Pada jam 2:22, masalah listrik akan membuat kaca di stasiun pecah.

Dylan semakin yakin bahwa kejadian-kejadian dalam waktu yang sama berulang itu bukanlah sebuah kebetulan melainkan sebuah pola. Di tengah kesibukannya, dia bertemu Sarah, salah satu penumpang di pesawat yang nyaris bertabrakan. Ketika makan bersama, mereka berbicara mengenai banyak hal. Salah satunya adalah tanggal lahir mereka yang kebetulan sama. Mereka pun menjalin hubungan cinta.

Sarah bekerja di sebuah galeri seni yang pemiliknya adalah mantan pacarnya, Jonas. Jonas masih mencintai Sarah, oleh karena itu dia memberikan liontin ketika Sarah berulang tahun. Dylan mengunjungi galeri tempat Sarah bekerja. Dia melihat pertunjukan hologram kota New York buatan Jonas. Pertunjukan itu menampilkan Grand Central Station persis seperti mimpinya, ada wanita tertembak.

Ketika berada di apartemennya, Dylan menemukan ratusan surat. Surat-surat itu ditujukan untuk Jake dari Evelyn Mills. Dia menyadari bahwa Jake dulu tinggal di apartemen yang sama dengannya saat ini. Mengetahui Evelyn di surat adalah Evelyn yang tertembak di Grand Central Station, Dylan melacak keberadaan keluarga Evelyn.

Dylan berhasil bertemu dengan adik Evelyn, Catherine. Catherine bercerita bagaimana kakaknya jatuh cinta pada Jake. Keduanya pun tanggal lahirnya sama. Dia bercerita tentang detektif yang memberi tahu Evelyn bahwa Jake adalah seorang kriminal. Tapi Evelyn nggak percaya dan berpikir sang detektif, Noah Marks, yang jatuh cinta padanya sehingga ingin menyingkirkan Jake. Noah adalah polisi yang tewas ditembak Jake 30 tahun yang lalu.

Ada satu hal yang membuat Dylan berpikir bahwa semua yang ditemuinya bukan kebetulan. Catherine memakai liontin Evelyn, liontin itu sama dengan yang Jonas berikan untuk Sarah. Dylan merasa bahwa supernova membuat takdir Jake dan Evelyn terjadi lagi pada dirinya dan Sarah. Dia percaya kalau terus berhubungan dengan Sarah, dia akan membunuh Sarah. Sarah nggak percaya pada teori yang diungkapkan Dylan dan memilih pergi dari Dylan.

Keesokan harinya, di hari ulang tahun ke-30, Dylan menyusun petunjuk yang didapatnya. Dia mendatangi galeri Jonas. Dia melihat banyak lukisan yang mirip dengan Sarah. Hal itu menunjukan Jonas terobsesi dengan Sarah. Dia juga menemukan sebuah kotak pistol yang sudah kosong. Dia pun bergegas ke Grand Central Station. Siapakah yang akan menjadi Noah? Jonas atau Dylan?

Konsep Time-Loop

Di film 2:22, waktu merupakan hal yang paling penting. Ada adegan bagaimana Dylan keluar dari apartemennya untuk beraktivitas, semua dilakukan pada waktu yang sama. Begitu juga dengan orang-orang yang ditemuinya. Semua itu ditampilkan untuk mendukung pengaruh dari supernova yang membuat konsep time-loop muncul di film ini.

Menuju akhir film, kita akan disajikan bagaimana time-loop bekerja pada cerita secara keseluruhan. Cerita mengerucut pada pertanyaan apakah kejadian 30 tahun yang lalu akan terulang. Ataukah karena ada time-loop, cerita akan berbeda apalagi Dylan sudah mengetahui polanya walau dia masih bingung apakah di masa kini dia adalah Jake ataukah Noah.

Meski mengangkat hal nyaris mustahil terjadi, film ini menampilkan cerita yang cukup solid sehingga alur ceritanya bisa mudah diterima oleh penonton. Alur cerita film ini juga didukung oleh visualisasi time-loop yang cantik. Hal ini semakin memudahkan penonton untuk mencerna pesan yang ingin disampaikan melalui film ini.

Baca juga: Rekomendasi Film Tentang Mesin Waktu yang Wajib Ditonton

Drama dan Suspense di Second dan Third Act

Di second act 2:22, unsur drama akan lebih kental dengan menampilkan hubungan cinta antara Dylan dan Sarah. Kesamaan tanggal lahir mereka menjadi petunjuk bagi pasangan yang tewas di Grand Central Station yang juga lahir pada tanggal yang sama. Secara singkat, kisah cinta Dylan dan Sarah sama persis dengan Evelyn dan Jake.

Supernova menggariskan Dylan dan Sarah untuk mengulangi kejadian itu. Pertanyaannya apakah akhirnya akan sama seperti 30 tahun yang lalu? Third act film ini kental dengan suspense. Tiga orang yang tewas di Grand Central Station adalah Evelyn, Jake dan Noah. Ketiganya terlibat cinta segitiga, sama persis dengan kisah Dylan, Sarah dan Jonas.

Yang menjadi pertanyaan adalah siapa sosok Jake dan Noah di masa kini? Terlebih dalam berita yang dimuat koran di masa lalu, Noah diceritakan menyelamatkan Evelyn dari Jake. Sementara menurut Catherine, Jake adalah pria yang dicintai Evelyn dan Noah-lah yang terobsesi pada Evelyn.

Karakter yang Kurang Maksimal

Film 2:22 punya potensi untuk menjadi film yang menarik dan menyentuh. Sayangnya, eksekusinya kurang maksimal. Padahal dari segi visualisasi, sajian yang ditampilkan cukup menawan. Adegan-adegan yang menunjukan konstelasi bintang serta hologram kota New York seakan-akan membawa kita pada petualangan yang lebih seru dari konsep time-loop.

Unsur drama di film ini pun terasa datar. Karakter Sarah yang kurang mendapat pendalaman menjadi penyebabnya. Bukan berarti kesalahan Teresa Palmer yang memerankannya, tapi karena naskahnya yang nggak membuat karakternya jauh lebih menyentuh. Inti dari cerita tentang pengulangan tragedi di Grand Central Station membutuhkan hubungan cinta yang lebih emosional tapi nggak mampu ditunjukkan dengan baik.

Film 2:22 secara keseluruhan bukanlah film yang memberi sajian baru. Konsep time-loop dan drama yang di awal berpotensi membuat film ini menjadi memorable bergerak seperti menjadi drama romance yang biasa. Walau begitu, film ini bukanlah film yang buruk. Apa kamu sepakat? Mari bagikan pendapatmu di kolom komentar, teman-teman.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram