bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Fight Club, Drama Kehidupan Modern

Ditulis oleh Aditya Putra
Fight Club
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Semakin usia bertambah semakin besar pula tanggung jawab. Kita akan sampai pada fase saat kita harus mempunyai penghasilan agar bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Nggak ada cara lain untuk mendapatkan penghasilan selain bekerja. Maka dari itu, yang sudah berusia dewasa akan disibukkan dengan rutinitas bekerja sehari-harinya.

Rutinitas kadangkala menguras energi kita. Semangat kerja dan produktivitas kerja yang menurun merupakan akibatnya. Nggak mengherankan kalau orang-orang mencari eskapisme dari rutinitas sehari-hari. Film Fight Club menceritakan tentang eskapisme oleh tuntutan kehidupan modern yang nggak biasa. Penasaran sama sinopsis dan review-nya? Langsung simak, yuk!

Sinopsis

Narrator merupakan seorang karyawan di perusahaan mobil. Tuntutan dan rutinitas pekerjaan membuatnya menderita insomnia akut. Dia mencoba mencari pelampiasan dengan mengisi apartemennya dengan barang-barang baru. Cara lain yang dilakukannya yaitu menghadiri grup konseling bersama anggota lain yang mempunyai penyakit berbeda.

Dalam menghadiri konseling, Narrator merasa terganggu dengan kehadiran seorang wanita bernama Marla Singer. Menurut Narrator, Marla merupakan cerminan dirinya. Mereka kemudian beradu argumen dan memutuskan untuk menjalani konseling di waktu berbeda agar keduanya nggak bertemu sama sekali.

Dalam perjalanan pulang karena tugas kantor, Narrator bertemu dengan seorang pria bernama Tyler Durden. Tyler mengaku sebagai sales sabun. Narrator kemudian pulang ke apartemennya dan melihat apartemennya sudah habis terbakar. Dia kemudian mencoba menghubungi Tyler lewat telpon dan berjanji untuk bertemu di sebuah bar.

Tyler menceritakan kisah hidupnya pada Narrator. Dia mendeskripsikan bahwa hidupnya terjebak oleh konsumerisme. Sesampainya di tempat parkir, Tyler meminta Narrator untuk memukulnya. Hal itu dianggap Tyler sebagai upaya meluapkan kekesalan, nggak lebih. Keduanya pun kemudian berkelahi.

Narrator menerima ajakan Tyler untuk tinggal di rumah Tyler. Mereka berdua punya kebiasaan unik ketika nongkrong di bar yaitu selalu berkelahi di tempat parkir. Tindakan mereka selalu menarik perhatian pengunjung lain. Semakin banyak yang tertarik, Narrator dan Tyler mulai melanjutkan perkelahian mereka ke basemen dengan kehadiran orang-orang yang sama.

Merasa kegiatan berkelahi menyenangkan, Narrator dan Tyler membentuk Fight Club, perkumpulan agar orang-orang bisa berkelahi. Dari yang awalnya hanya beranggotakan pengunjung bar, anggota mereka semakin banyak. Salah satu yang bergabung adalah Robert “Bob” Paulson, penderita kanker testis yang tergabung di grup konseling yang sama dengan Narrator.

Marla yang overdosis obat-obatan terlarang, menelpon Narrator untuk meminta tolong. Narrator menolak permintaan Marla tapi Tyler pergi untuk menolong Marla. Tyler dan Marla pun terlibat hubungan seksual dan membuat Narrator terusik. Tyler meminta Narrator agar nggak membicarakannya ketika bertemu Marla.

Tyler terus merekrut anggota baru untuk Fight Club. Dia kemudian memperkenalkan Project Mayhem, sebuah gerakan yang mengusung anti-materialisme dan anti-korporasi. Hal itu dilakukannya tanpa persetujuan Narrator. Tyler pun memimpin anggota klub untuk melakukan berbagai tindakan vandalisme.

Narrator marah karena nggak diajak turut serta dalam Project Mayhem. Tyler mengatakan bahwa dialah yang membakar apatemen Narrator. Bob tewas di tangan polisi ketika melakukan vandalisme. Narrator berupaya menghentikan Project Mayhem dan mencari Tyler. Narrator kemudian mencari petunjuk keberadaan Tyler dan menemukan kejutan bahwa Project Mayhem sudah menyebar ke seluruh negeri.

Narrator kemudian menemui salah seorang anggota Project Mayhem di luar kota. Orang itu memanggil Narrator dengan sebutan Mr. Durden. Merasa bingung, dia pun menghubungi Marla yang juga mempercayai bahwa Narrator sebenarnya adalah Tyler. Siapakah Narrator yang sebenarnya? Apakah dia merupakan sosok Tyler atau ada yang menjebaknya?

Penampilan Gemilang Edward Norton

Secara keseluruhan, Fight Club menampilkan tiga karakter utama yaitu Narrator yang diperankan Edward Norton, Tyler yang diperankan Brad Pitt, dan Marla yang diperankan Helena Bonham Carter. Di antara ketiganya, Norton-lah yang paling menonjol. Selain sebagai pembawa cerita, dia juga tampil dengan mata orang belum tidur dalam waktu yang lama.

Penampilan gemilang Norton di film ini bukan hanya dari fisiknya melainkan beberapa hal lain. Caranya berbicara yang seperti melantur, mood­-nya yang naik-turun sampai fase halusinasi yang dijalaninya. Di satu sisi, dia bisa tampil mengundang simpati seperti seseorang yang membutuhkan bantuan. Di sisi lain, dia bisa menjadi orang yang picik dan mirip dengan psikopat.

Satir dan Black Comedy lewat Dialog

Bagi yang mengharapkan Fight Club merupakan film yang intens mungkin akan kecewa. Film ini justru berjalan dengan tempo yang pelan. Banyak dialog antar karakter maupun monolog dalam membangun cerita. Hebatnya, dialog-dialog yang terkesan secara acak dimunculkan bisa menjadi petunjuk dalam menyelesaikan masalah di akhir film.

Dialog-dialog di film ini membahas tentang banyak hal. Topik yang paling sering dibahas adalah tentang pekerjaan dan konsumerisme. Narrator dan Tyler bisa berhubungan dekat karena keduanya punya kesamaan. Keduanya sama-sama pekerja kantoran yang merasa muak dengan kehidupan modern dan konsumerisme.

Narrator dan Tyler merasa terjebak dalam sebuah sistem yang mengharuskan mereka terjebak di dalamnya sehingga mereka sulit untuk melepaskan diri. Mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan mendapatkan uang. Uang itu kemudian dihabiskan untuk membeli barang agar mereka bisa senang. Bagi mereka, sistem itu perlu dihancurkan

Fight Club merupakan cara mereka meluapkan kekesalan kepada dunia di sekitarnya. Tyler kemudian mengubah klub itu menjadi Project Mayhem untuk menyalurkan idenya tentang kehidupan bebas tanpa perintah. Secara gamblang, dialog-dialog di film ini adalah satir dan black comedy tentang kehidupan modern ketika orang-orang dituntut untuk bekerja.

Cerita Rumit tapi Seru

Kunci untuk penyelesaian film Fight Club berada pada dialog-dialog antar tokoh. Kata-kata yang terlontar akan memberikan petunjuk tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sebelum sampai penyelesaian, kita akan dibawa pada cerita rumit. Narrator yang menderita insomnia akut, bergabung grup konseling dan mendirikan Fight Club.

Kemudian ada Tyler yang bekerja sebagai salesman sabun ternyata punya ambisi tersendiri lewat Project Mayhem. Menuju akhir, konflik mengerucut pada puncaknya yaitu siapakah sebenarnya Tyler. Cerita dikemas dengan apik sampai kita dibawa ke titik itu dan berasumsi bahwa Tyler sebenarnya adalah Narrator.

Kalau diteliti lebih jauh, penampilan Tyler sebelum pertemuannya dengan Narrator pun sudah banyak dimunculkan hanya saja nggak diekspos. Kemunculan Tyler sepersekian detik seperti ditujukan untuk membuat kita menebak-nebak siapakah dia sebenarnya. Bisa juga memperkuat opini bahwa Tyler sebenarnya adalah halusinasi Narrator ataukah alter-ego dari Narrator. Jawabannya hanya bisa didapat kalau sudah selesai menonton Fight Club.

Fight Club merupakan tipe film yang pengemasannya unik. Bahkan film ini dikategorikan sebagai cult classic dengan banyak penggemar yang berkumpul dan membicarakan film favorit mereka tersebut. Semakin teliti memperhatikan detail maka semakin terasa juga keseruan film ini. Coba saksikan sendiri, setelah itu kamu bisa membagikan ulasanmu di kolom komentar, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram