bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Fear Street Part One: 1994 (2021)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Fear Street Part One: 1994
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sekelompok remaja di kota kecil Shadyside harus menghindar dari teror sosok-sosok pembunuh dari alam gaib sembari berusaha mencari cara untuk menghentikannya. Fear Street Part 1: 1994 adalah original film Netflix yang merupakan bagian pertama dari rencana trilogi horror yang seluruhnya akan dirilis di bulan Juli 2021, diawali dengan perilisan film ini pada 2 Juli 2021.

Merupakan adaptasi dari buku berseri sukses karya R. L. Stine, sutradara Leigh Janiak menjanjikan nuansa horror yang mencekam dan atmosfer nostalgia dari film-film horror legendaris. Apakah film yang berlokasi syuting di Georgia ini mampu menerjemahkan esensi bukunya? Ataukah hanya akan menjadi film horror yang tidak akan dikenang? Simak review kami berikut ini sebelum menonton filmnya.

Sinopsis

Heather, seorang karyawan toko buku, diteror setelah dia menutup tokonya di mal Shadyside. Setelah dikejar dan bersembunyi di dalam mal, Heather akhirnya tertusuk oleh pisau dari sosok dengan jubah tengkorak yang ternyata adalah Ryan, temannya sesama karyawan mal. Dalam peristiwa itu, Ryan ditembak kepalanya oleh polisi yang menyebabkan dirinya tewas di tempat.

Media memberitakan pembantaian di mal itu sebagai sebuah normalitas di kota kecil tersebut yang dijuluki sebagai “ibukota pembunuhan” di Amerika. Di kalangan remaja Shadyside, peristiwa berulang ini dipercaya bersumber dari kutukan penyihir Sarah Fier yang dieksekusi di tahun 1666. Deena tidak percaya dengan kutukan ini karena dia sendiri sedang memiliki banyak masalah hidup.

Deena kesal dengan adiknya, Josh, yang menghabiskan waktunya dengan internet dan dia juga barusan putus dengan kekasihnya, Sam. Dia hendak mengembalikan barang-barang milik Sam yang sudah dikumpulkannya di dalam kotak sepatu. Simon dan Kate, teman akrab Deena, menyarankan dirinya untuk kembali ke marching band untuk pertandingan football sekolahnya melawan sekolah Sam.

Sebelum pertandingan berlangsung, diadakan upacara berkabung yang malah menyebabkan perkelahian antar sekolah yang disebabkan tidak respeknya salah satu siswa Sunnyvale. Pertengkaran belum berakhir meski tim sekolah Shadyside beranjak kembali ke kotanya. Tiga siswa Sunnyvile mengejar bis sekolah dan melemparnya dengan botol minuman yang dibalas oleh Deena dan teman-temannya.

Ternyata, aksi Deena dan Katie yang melemparkan ember berisi air ke depan mobil yang dikendarai siswa Sunnyvale itu menyebabkan mobil mereka keluar dari jalan dan menabrak pohon besar. Deena dan teman-temannya berusaha menolong, karena salah satu siswa di mobil itu adalah Sam. Ketika keluar dari mobil, Sam mendapat penglihatan tentang Sarah Fier dan muntah darah di depan Deena dan Simon.

Malam berikutnya, Deena diteror di dalam rumahnya, begitupun Katie dan Simon. Mereka menyangka Peter, kekasih Sam, adalah pelakunya. Mereka mendatangi rumah sakit dimana Sam dirawat dan menemukan bahwa pelau teror bukan Peter yang justru dibunuh oleh sosok tengkorak berpisau. Mereka berhasil melarikan diri dari kejaran sosok itu yang ternyata adalah Ryan, pembunuh di mal.

Deena dan teman-temannya melaporkan hal ini tapi tidak dipercayai oleh polisi, karena pihak polisi sudah memastikan jika Ryan sudah tewas. Simon juga diteror oleh sosok wanita yang hendak membunuhnya, yang ternyata adalah Ruby Lane, salah satu pembunuh kota tersebut yang sudah lama tewas. Sosok lain yang memburu mereka adalah pembantai di sebuah lokasi camping dari tahun 1978.

Dengan sumber kliping yang dikumpulkan oleh Josh, mereka menemukan kemungkinan sumber masalah dari kejadian yang menimpa mereka. Ternyata ketiga sosok itu adalah para pembunuh yang terkena sihir Sarah Fier dan mengejar Sam karena sudah mengganggu makamnya. Mereka pun berusaha memperbaiki kembali makam itu yang berada di lokasi kecelakaan Sam kemarin. Tetapi ternyata itu tidak berpengaruh.

Mereka mencoba menjebak ketiga sosok ini ke sekolah mereka dengan menjadikan Sam sebagai umpannya. Ketiga sosok ini berhasil masuk ke dalam toilet yang kemudian mereka bakar dan kunci dari luar. Setelah terjadi ledakan, mereka menemukan bahwa ketiga sosok ini bisa bangkit kembali.

Mereka menemukan seorang yang selamat dari peristiwa pembantaian di lokasi camping di tahun 1978 dan berusaha menghubunginya. Sam menemukan fakta bahwa orang yang selamat ini sempat dinyatakan meninggal tapi kemudian berhasil diselamatkan nyawanya oleh petugas medis. Sekali lagi mereka merencakan aksi yang kali ini dilakukan di mal.

Mereka berencana untuk membuat Sam meninggal dunia sementara dengan menenggak pil-pil yang disediakan oleh Simon dan dia juga menyiapkan beberapa suntikan berisi epinefrin untuk membangunkan Sam kembali. Saat ketiga sosok ini mulai datang dan membunuh Simon dan Kate, Sam justru memuntahkan kembali seluruh pil itu. Deena yang panik menemukan cara lain.

Deena menenggelamkan kepala Sam ke dalam akuarium hingga tewas. Seketika itu juga semua sosok itu hilang. Sam berhasil hidup kembali dengan suntikan epinefrin dan CPR. Polisi menimpakan kejadian ini sebagai kesalahan Simon dan Kate yang mereka memang adalah pengedar narkoba. Deena dan Sam kembali bersama.

Tapi malam pertama mereka sebagai pasangan menebarkan teror lain dimana Sam menusuk Deena dengan pisau. Ternyata kutukan Sarah Fier tidak berhenti dengan cara yang mereka lakukan yang kini merasuki Sam. Deena dan Josh mendapatkan informasi ini dari orang yang selamat dari peristiwa di tahun 1978 silam dan mereka tidak tahu harus bagaimana lagi setelah mengikat Sam di dapur.

Nuansa Nostalgia Film Horror Legendaris

Film dibuka dengan adegan mencekam di dalam mal menjelang tutup. Heather yang dikejar sosok berjubah dengan topeng tengkorak dan memegang pisau terhunus mengingatkan memori kita pada adegan awal di film Scream (1996). Adegan pembuka di Fear Street Part 1: 1994 ini nyaris serupa, bahkan hingga posisi pengambilan gambar kameranya dan akhir dari pengejaran menegangkan ini.

Tidak hanya sosok mirip Stab dari film Scream yang hadir di film dengan durasi 1 jam 47 menit ini, ada satu sosok hantu pembunuh lain yang menggunakan kapak sebagai senjatanya. Dia menutup kepalanya dengan sejenis karung plastik yang nyaris sama dengan yang dipakai oleh Jason Vorhees sebelum dia nyaman dengan topeng kiper hockey.

Selain itu banyak referensi film horror legendaris lainnya yang tersirat, antara lain Poltergeist (1982). Nuansa era 1990an yang disajikan pun cukup baik, meski tidak terlalu detail. Kita bisa mendengar dari deretan lagu-lagu alternative rock di era tersebut yang diwakili salah satunya oleh Radiohead dengan single hitsnya, “Creep”.

Pondasi Cerita yang Kuat dan Misterius

Sebagai film adaptasi dari buku berseri yang sukses, tentu saja Fear Street Part 1: 1994 memiliki dasar cerita yang baik dengan pondasi yang kokoh. Sutradara Leigh Janiak dan Phil Graziadei yang bertindak sebagai penulis naskah bisa memaparkan cerita dengan lancar tanpa bertele-tele. Informasi tentang latar belakang kisah, ditampilkan dengan padat meski hanya tersirat di awal film.

Pengenalan karakter dan latar belakang mereka juga ditampilkan dengan cara yang efektif seiring berjalannya durasi film. Selebihnya, kita akan diajak untuk mengikuti petualangan sekelompok remaja yang selain menghindari teror para hantu pembunuh, mereka juga harus memecahkan misteri di balik kejadian ini. Disini terlihat kedua penulis naskah mampu memberikan takaran seimbang pada ceritanya.

Berbagai cara mereka lakukan yang semuanya ternyata gagal! Mulai dari memperbaiki penguburan sang penyihir seperti yang dilakukan di film Poltergeist, membakar para hantu pembunuh sekaligus dalam satu ruangan yang ternyata mereka bisa hidup lagi seperti dalam film Terminator, hingga membunuh target agar teror berhenti dan menghidupkan kembali hanya buat mengelabui kutukan saja.

Ini mengandung spoiler, ya! Usaha yang terakhir awalnya terlihat berhasil, karena para hantu pembunuh tidak terlihat lagi. Tapi layaknya film-film horror sejenis, semua ini tidak berakhir mudah, apalagi film ini masih menyisakan dua film lagi yang justru akan menceritakan akar permasalahan yang menimpa kota Shadyside ini. Sudah dipastikan, kita akan rela menunggu film keduanya yang dirilis seminggu kemudian.

Perjalanan Panjang Produksi

Rencana produksi trilogi Fear Street ini sudah dimulai di tahun 2015. Syutingnya sendiri dimulai pada bulan Agustus 2019 yang berlangsung selama sebulan di Georgia. Film ini direncanakan rilis pada bulan Juni 2020, tetapi diundur karena merebaknya pandemi COVID-19. Terkait dengan 20th Century Fox yang dibeli grup Disney, jadwal rilis film ini semakin terkatung-katung.

Awalnya, ketiga film ini akan dirilis secara bertahap setiap bulannya. Dengan Netflix membeli hak distribusi ketiga film ini dari 20th Century Studios, ketiga film yang sinematografinya menampilkan suasana kelam khas horror klasik dengan apik ini langsung dirilis di bulan Juli 2021 dalam rentang waktu seminggu untuk setiap filmnya.

Fear Street Part 1: 1994 memulai langkah trilogi horror ini dengan baik, cerita yang mengalir dengan banyak twist dari awal hingga akhir, akting para calon bintang muda yang meyakinkan, dan nuansa nostalgia film-film horror legendaris. Diberikan cap certified fresh dari Rotten Tomatoes, film ini membuat kita semakin penasaran dan tidak sabar menunggu film sequel-nya. Betul? Segera ditonton ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram