showpoiler-logo

Sinopsis & Review Fatherhood, Perjuangan Single Father

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Fatherhoood
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang ayah membesarkan anak perempuannya seorang diri karena istrinya wafat sehari setelah kelahiran putri mereka. Fatherhood adalah original film Netflix yang mengambil ceritanya berdasarkan buku non-fiksi berjudul Two Kisses for Maddy: A Memoir of Loss and Love karya Matthew Logelin yang terbit di tahun 2011 lalu.

Film yang disutradarai oleh Paul Weitz ini sempat mengalami kesulitan dalam perilisannya. Awalnya film ini hendak dirilis pada 3 April 2020, tetapi karena merebaknya pandemi COVID-19, jadwal rilis kemudian ditunda hingga belum menemukan tanggal yang pasti. Hingga akhirnya pihak Sony Pictures menjual hak distribusinya kepada Netflix yang kemudian merilisnya pada 18 Juni 2021.

Dengan premis cerita seperti ini, tentunya kita mengharapkan kisah ini dapat menyentuh sisi emosionil, apalagi film ini berdasarkan kisah nyata, tentu akan terasa sangat dekat. Tapi, apakah pemilihan Kevin Hart yang terbiasa berakting dalam film komedi adalah pilihan yang tepat? Untuk mendapatkan jawabannya, simak review kami berikut ini.

Sinopsis

Tahun Rilis 2021
Genre ,
Sutradara
Pemeran Kevin Hart
Review Baca di sini

Liz, istri Matt Logelin, wafat setelah melahirkan putrinya secara caesar yang kemudian diikuti oleh penyumbatan arteri di paru-paru. Dalam prosesi pemakamannya, Matt tidak bisa berkata apa-apa, yang dia tahu bahwa dia harus siap membesarkan putrinya, Maddy, seorang diri.

Beberapa bulan pertama mengasuh Maddy adalah saat-saat terberat bagi Matt, apalagi ketika ibu dan mertuanya sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Matt harus mencari tahu dan banyak belajar seorang diri tentang bagaimana mengasuh dan membesarkan Maddy. Bahkan semua saran dia coba, termasuk menghidupkan vacuum cleaner saat Maddy mulai menangis yang ternyata efektif.

Setelah beberapa tahun, Maddy yang sudah berusia 5 tahun siap untuk masuk sekolah TK dimana Maddy tidak mau memakai rok, justru dia bersikeras memakai celana panjang. Di acara ulang tahun Maddy di taman, Matt bertemu Lizzie yang ternyata sengaja dipertemukan oleh Oscar. Mereka kemudian mulai dekat dan mulai saling mengenal lewat beberapa kencan.

Matt kemudian mengenalkan Maddy kepada Lizzie, dan ternyata mereka saling menyukai satu sama lain. Di sekolah, Maddy dipaksa oleh gurunya untuk memakai rok yang kemudian justru menjadi bahan ejekan salah satu murid laki-laki. Ketika Maddy hendak membalas ejekan itu, Maddy terjatuh dan membuat kepalanya terluka dan dilarikan ke rumah sakit.

Pihak sekolah berkali-kali menghubungi ponsel Matt, tetapi Matt tidak mendengarnya karena sedang bersama Lizzie. Ketika sudah menerima informasi itu, Matt bergegas ke rumah sakit dan langsung ingin membawa Maddy pergi tanpa perawatan. Setelah berhasil diberi pemahaman oleh seorang dokter, Matt kemudian setuju untuk Maddy mendapatkan perawatan, yaitu dijahit lukanya.

Menyadari bahwa dirinya lalai hingga membuat Maddy terluka, Matt memutuskan hubungannya dengan Lizzie. Di kantor, bos Matt ingin mengirimnya ke Kroasia untuk membuka kantor cabang disana. Mengambil waktu untuk berpikir, Matt membawa Maddy ke rumah neneknya, Marion, yang tampaknya dia sangat ingin Maddy bersamanya saja, dan begitupun Maddy yang ingin bersama keluarganya.

Tapi Matt tidak bisa tinggal dengan mertuanya terus-menerus, dan dia harus rela meninggalkan Maddy bersama neneknya, sementara dia harus menyelesaikan urusan pekerjaan.

Matt kembali ke kotanya dan terkejut ketika menyadari bosnya memilih pensiun dan memberikan posisinya kepada Matt yang tentu saja membuat waktunya bersama Maddy akan semakin berkurang karena kesibukan kerja.

Rumah Matt terasa sepi tanpa Maddy, bahkan hal yang sama dirasakan oleh teman-teman Matt. Saat membereskan kamarnya, Matt menemukan kalung milik Liz yang selama ini membuat Maddy sedih karena dia merasa kalau dia yang menghilangkannya. Matt dan Oscar bersiap hendak berangkat ke Kroasia, tapi Matt kemudian berlari meninggalkan bandara.

Matt menemui Maddy yang terkejut senang akan kedatangannya dan Matt memberikan kembali kalung milik ibunya kepada Maddy. Matt dan Maddy kembali ke rumah mereka dan berpisah dengan kakek dan neneknya yang sempat bilang jika Matt telah berhasil membesarkan Maddy dengan baik dan pasti akan membuat bangga Liz di alam sana.

Matt datang ke rumah Lizzie bersama Maddy untuk meminta maaf. Setelah permintaan maaf diterima, mereka bertiga makan es krim di taman. Ada adegan terakhir saat credit title, dimana Matt mengantar Maddy ke sekolah, Maddy tetap memakai celana panjang yang disetujui oleh pihak sekolah, tetapi justru Matt yang memakai rok.

Like Father, Like Daughter

Mungkin kita sering mendengar istilah di atas. Memang benar, biasanya anak perempuan itu lebih dekat kepada ayahnya, sehingga terkadang anak itu lebih banyak kemiripan secara sifat dan sikap dengan ayahnya. Hal ini wajar, dan anak perempuan yang dekat dengan figur ayah akan memiliki mental yang lebih kuat dan rasa percaya diri yang baik.

Paul Weitz dan Dana Stevens mampu mengolah cerita film Fatherhood ini dengan baik berdasarkan sumber aslinya. Banyak momen yang mengharukan dan menyentuh hati yang dihadirkan di dalam film berdurasi 1 jam 49 menit ini, salah satunya adalah perasaan sepi tatkala Matt dan Maddy hidup terpisah. Ikatan emosi ayah dan putrinya yang diasuhnya sejak bayi ini terlalu kuat untuk dipisahkan.

Performa Mengejutkan Kevin Hart

Meski tidak menawarkan hal yang baru dan banyak mengulang adegan dari film-film serupa yang bertema kesulitan mengasuh bayi, ternyata Kevin Hart mampu memberikan perbedaan yang mencolok dengan aktingnya kali ini. Sempat diragukan, karena awalnya peran ini akan dibawakan oleh Channing Tatum, ternyata Kevin Hart mampu keluar dari zona amannya sebagai komedian.

Kevin Hart seolah memberikan hatinya untuk film yang juga diproduserinya ini, dan kita bisa melihatnya dari pancaran matanya, yang membuat kita luluh dan larut dalam emosinya.

Tampil di setiap adegan, Kevin Hart mampu menjadi jangkar film yang berlokasi syuting di kota Boston ini. Dia tidak berusaha melucu dengan gaya cerewetnya, tapi masih bisa melempar beberapa celetukan yang menggelitik.

Penuh Kejutan Potensial

Tidak hanya Kevin Hart saja yang tampil mengejutkan, ternyata film Fatherhood ini menyimpan banyak kejutan potensial lainnya, khususnya dari performa akting para pemerannya. Kevin Hart memang tidak melucu di film ini, dimana dia harus tetap menjaga karakternya yang tampak selalu berkabung tapi tetap optimis demi putrinya, justru Lil Rel Howery yang memunculkan banyak lelucon disini.

Karakternya yang tidak bisa mengontrol ucapan dan tidak bisa membaca situasi, terkadang memperkeruh masalah tapi justru membuat kita tertawa. Apalagi setiap kali dia dan Kevin Hart di dalam satu adegan, chemistry komikal mereka sangat kuat.

Selain itu masih ada aktris senior Alfre Woodard yang berperan sebagai Marion, mertua Matt. Kita bisa langsung merasakan hati yang penuh kasih sayang meski dalam balutan watak yang keras di luarnya. Lagi-lagi, pancaran mata adalah kunci kekuatan akting di film ini yang juga diperlihatkan oleh Alfre Woodard. Dan setiap adegannya dengan Kevin Hart adalah bagian drama yang terbaik di film ini.

Masih ada lagi aktris baru DeWanda Wise yang berperan sebagai Lizzie. Karakternya memang terlihat ringan dan tampak seperti diselipkan hanya untuk mengisi plot romantis saja. Tapi ternyata kita salah. Pembawaannya yang santai dan chemistry yang padu dengan Melody Hurd, meyakinkan kita jika dia tidak hanya mampu mencuri hati Matt, tetapi juga sekaligus Maddy secara alami, tanpa beban.

Fatherhood memang menawarkan banyak kejutan dari sisi akting, tetapi dengan tidak adanya pembaruan dari segi visualisasi, baik adegan yang terasa klise dan sinematografi yang terkesan biasa, film ini seolah tampil apa adanya dan tidak menampilkan esensi bukunya dengan lebih baik. Dan yang lebih mengejutkan, ternyata Matt asli bukanlah dari keturunan Afrika-Amerika.

Meski dianggap miscasting, tapi berhasil ditebus dengan baik oleh Kevin Hart lewat performa apiknya, secara keseluruhan film ini layak ditonton, terutama bagi kita yang mudah tersentuh hatinya dengan film-film penuh nuansa kenangan akan seseorang seperti ini. Langsung saja simak di Netflix ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram