bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Father Christmas Is Back (2021)

Ditulis oleh Siti Hasanah
Father Christmas Is Back
2.2
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Mendekati bulan libur Natal dan akhir tahun Netflix menyuguhkan tontonan baru untuk mengisi hari libur. Father Christmas Is Back satu di antaranya.

Film asal Inggris garapan sutradara Mick Davis dan Philippe Martinez ini dirilis pertengahan November 2021. Melihat nama besar para punggawa film ini, agaknya cukup menaikan ekspektasi para pencinta film yang mengharapkan suguhan seru.  

Father Christmas Is Back mengikuti kisah keluarga Christmas yang terdiri dari empat perempuan yang mempunyai karakter baik bumi dan langit, seorang Ibu yang memendam rahasia seumur hidup dan ayah yang 27 tahun hilang tanpa kabar.

Sepanjang 1 jam 40 menit kita akan disuguhkan ‘keunikan’ tradisi Natal keluarga Christmas. Berikut sinopsis dan ulasan singkat dari film Father Christmas Is Back!

Baca juga: Sinopsis & Review Jingle Jangle: A Christmas Journey (2020)

Sinopsis

Sinopsis

Caroline Christmas-Hope (Nathalie Cox) tengah disibukkan dengan kegiatan menghias pohon natal dengan berbagai macam dekorasi dan lampu-lampu yang berwarna-warni. Ia ingin Natal tahun ini dirayakan dengan sempurna bersama keluarga besar Christmas.

Maka dari itu, jauh-jauh hari, ia sudah menyusun rencana untuk merayakan hari besar tersebut di kastil besar nan tua yang jadi rumah mereka. Di sisi lain, sebuah mobil Roll Royce melaju dengan kecepatan sedang.

Di dalam mobil tersebut sang Ibu (Caroline Quentin), Joanna Christmas (Elizabeth Hurley) Felix (Ray Fearon), pacar baru Joanna tengah menuju rumah Caroline. Sepanjang jalan mereka mengoceh tentang betapa tidak antusiasnya mereka terhadap rencana Caroline itu.

Keluarga Christmas adalah keluarga yang unik, kalau tidak mau dibilang selalu cekcok. Keempat putri mereka, Joanna (Elizabeth Hurley), Caroline, Paulina (Naomi Frederick) dan Vicky (Talulah Riley) selalu berselisih paham.

Setiap hari mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Caroline, misalnya yang sibuk mengurusi dua anaknya yang masih berusia remaja, aktif di kegiatan masyarakat sembari mengurusi rumah tangganya dengan Peter Hope (Kris Marshall). Ia terobsesi dengan keteraturan dan kerapihan.

Merayakan Hari Natal bersama keluarga besar Christmas sesuai rencana adalah salah satu keinginannya yang ingin dia kabulkan. Ia sudah merencanakan kegiatan selama 4 hari ke depan untuk keluarganya.

Kepribadian Joanna lain lagi. Perempuan yang bekerja sebagai editor majalah fashion terkenal di Inggris ini lebih blak-blakan dan mempunyai temperamen yang cukup buruk. Jika tidak dengan Caroline, ia selalu terlibat adu mulut dengan Vicky, si bungsu yang gemar hidup bertualang.

Kalau dengan Paulina, intensitas bertengkar Joanna tidak begitu sering lantaran gadis yang mengaku gay itu lebih suka menghabiskan waktunya untuk merampungkan tesis tentang grup band legendaris favoritnya, The Beatles.

Di hari yang ingin dibuat instimewa itu, Caroline mengumpulkan semua keluarga Christmas. Namun, sejak pertama kali masing-masing dari mereka menginjakan kaki di rumah klasik warisan keluarga Peter, percikan api pertengkaran sudah terlihat. Dimulai dari Vicky dan Joanna yang saling sindir.

Semakin banyak anggota keluarga yang berkumpul, semakin banyak sindiran dan singgungan yang bertebaran di rumah besar tersebut. Puncaknya adalah kedatangan sang Ayah, James Christmas (Kelsey Grammer) yang sudah lama meninggalkan keluarga.

Ia membawa kekasihnya, Jackie (April Bowby) yang jauh lebih muda tapi pengertian dan tulus pada James. Kemunculan James di tengah keluarga besar tersebut tidak diiharapkan dan justru mengejutkan. Sebabnya tak lain adalah kekecewaan yang selama 27 tahun dipendam mereka.

Namun, mereka juga tidak tahu bahwa ada rahasia besar yang mendorong James meninggalkan keluarganya di Inggris dan pindah ke Miami. Rahasia inilah yang kemudian menjadi titik balik keluarga Christmas sehingga bisa saling memaafkan.

Dipenuhi Nama-Nama Besar di Jagat Perfilman Inggris

Dipenuhi Nama-Nama Besar di Jagat Perfilman Inggris

Kalau bisa dibilang, film ini adalah salah satu film yang terdengar menjanjikan jika dilihat dari para pemeran yang terlibat di dalamnya. Sang tokoh utama kita yang memerankan tokoh putri-putri Christmas, misalnya.

Melihat genre yang diusung dan kehadiran Elizabeth Hurley yang dikenal dengan aktris komedi cukup membuat penasaran bagaimana David Conolly meramu kisahnya.

Selain Elizabeth Hurley, ada nama Nathalie Cox yang terkenal dengan perannya sebagai istri Balian (Orlando Bloom) di Kingdom of Heaven dan Star Wars.

Kelsey Grammer juga tidak kalah populer. Dalam Father Christmas Is Back ia menjadi tokoh sentral yang mempunyai pengaruh besar dalam alur cerita.

Tapi sebelum itu, peraih dua Golden Globe ini lebih dulu dikenal melalui film-film seperti Cheers dan spin-off-nya, Boss, The Last Tycoon, dll.

Nah, kalau Talulah Riley yang memerankan si bungsu Vicky dikenal lewat melalui perannya di film Pride & Prejudice, Twilight Saga dan White Frog. Dan di film Father Christmas Is Back, perannya sebagai bukan anak biologis James cukup berkesan.

Film Bergenre Komedi dengan Humor yang Kurang Menggigit

Film Bergenre Komedi Dengan Humor yang Kurang Menggigit_

Keempat putri James Christmas mendapat kejutan yang tidak diinginkan akibat ulah tidak bertanggung jawab si bungsu. Vicky yang pernah tinggal bersama ayahnya di Miami mengundangnya untuk merayakan Natal bersama.

Sayangnya, ia tidak memberitahu terlebih dahulu Caroline dan saudarinya yang lain bahwa ayah mereka setuju memenuhi undangan impulsifnya itu. Akibatnya, Hari Natal yang diharapkan meriah berubah menjadi kacau.

Premisnya cukup terlihat menarik. Apalagi sejak menit-menit pertama film ini menawarkan ‘kemeriahan’ keluarga Christmas yang selalu bertengkar. Sayangnya, setelah menit demi menit bergulir humor yang ditunggu tidak muncul juga.

Alih-alih membuat tertawa, Father Christmas Is Back terasa seperti tontonan keluarga bergenre slice of life. Sedikit disayangkan sebab film ini digadang-gadang menjadi tontonan yang menghibur dengan latar di Hari Natal.

Di akhir kisah kita disajikan adegan menyentuh yang menggambarkan bahwa keluarga adalah segalanya. Pengorbanan yang dilakukan James Christmas dengan meninggalkan keluarganya memang terkesan sembrono, namun kita diberi pemahaman alasan mengapa James pergi.

Kejutan di dalam Kisahnya Sedikit Menambah Variasi

Kejutan di dalam Kisahnya Sedikit Menambah Variasi_

Hari Natal identik dengan kejutan. Tapi tidak dengan kejutan yang didapatkan oleh keluarga Christmas. Meskipun sedikit kecewa dengan kenyataan bahwa muatan humor dalam film ini terasa datar, namun ada kejutan di tengah-tengah jalan cerita.

Kejutan tersebut adalah sebuah rahasia yang tiba-tiba terkuak. Tidak ada yang menyangka bahwa Vicky bukanlah anak biologis James. Gadis itu adalah buah dari hubungan diam-diam Elizabeth dan John, tetangga yang selalu membantu keluarga Christmas.

John dan Elizabeth sudah lama menjalin hubungan tanpa sepengetahuan putri-putrinya. Bahkan John sendiri tidak tahu kalau James mengetahui fakta bahwa ia adalah ayah kandung Vicky. 

Pada dasarnya pengembangan cerita dalam film ini cenderung cepat. Dengan adanya kejutan yang tidak diharapkan ini membuat jalan cerita Father Christmas Is Back sedikit bervariasi. Hanya saja memang masih tidak cukup mendongkrak kisahnya menjadi lebih seru. 

Menampilkan Tradisi Natal yang Hangat

Menampilkan Tradisi Natal yang Hangat_

Keluarga Christmas memang tidak pernah harmonis. Pertengkaran demi pertengkaran selalu mewarnai kehidupan mereka. Namun, di lingkungan tempat tinggal Yorkshire, Caroline dipandang sebagai sosok yang akrab dengan masyarakat.

Di Hari Natal, kehangatan dua kali lebih terasa dengan adanya acara khusus di mana semua tetangga berkumpul dan saling menyapa. Apalagi di momen itu, seluruh keluarga biasanya berkumpul, makan hidangan seperti ayam kalkun panggang dan menikmati camilan khas natal di Inggris.

Momen membuka kado adalah salah satu momen yang ditunggu oleh masyarakat. Keluarga Caroline terbiasa memberikan kado bagi masyarakat sekitar khususnya pada lansia. Meskipun Peter rupanya salah memberikan kado.

Alhasil, kado yang berisi kebutuhan lansia malah didapatkan oleh Henry dan Daisey, anak-anak Caroline dan Peter. Sebaliknya, kado yang berisi mainan anak-anak malah didapatkan oleh para lansia itu.

Nah, kekacauan keluarga Christmas sedikit terobati dengan hangatnya interaksi mereka dengan para tetangga. Di momen-momen tertentu keluarga yang selalu heboh ini tampak tenang menikmati sakralnya malam Natal.

Setting Lokasi yang Menakjubkan

Setting Lokasi yang Menakjubkan

Ketika James muncul sambil mengajak Jackie, pasangannya untuk ikut merayakan ulang tahun di Yorkshire Utara, tempat Caroline, gadis itu langsung terkesima dengan bangunan rumah yang klasik. Agaknya kita harus mengakui hal itu juga.

Father Christmas Is Back syuting di Inggris, tepatnya di Yorkshire. Keindahan lanskap wilayah ini dinilai tepat dengan keseluruhan konsep film. Bantuan efek CGI menambah kecantikan visual film di wilayah terkenal sebagai salah satu wilayah tertua di Britania Raya ini.

Rumah yang dijadikan sebagai rumah untuk merayakan Hari Natal keluarga Christmas adalah yang paling ikonik di film ini. Rumah bergaya gotik ini adalah Birsdall House, bangunan bersejarah golongan II yang paling besar di Yorkshire, Inggris.

Father Christmas Is Back memang dilengkapi dengan para pemain yang kualitas aktingnya tidak perlu diragukan. Sayangnya, film ini mempunyai narasi yang kurang greget. Agak disayangkan sebab film belum cukup memeriahkan hari istimewa bagi umat Nasrani itu.

Terlepas dari itu, Father Christmas Is Back menyajikan kisah dengan selipan kisah yang menyentuh tentang sebuah keluarga. Film ini masih layak kok dinikmati.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram