Sinopsis & Review Eyes Wide Shut, Jebakan Hasrat yang Membutakan

Setiap manusia hidup dengan dibekali hasrat. Hasrat itu berperan besar dalam menggerakkan tindakan manusia.

Salah satu hasrat yang paling sulit dibendung adalah hasrat pada lawan jenis. Bahkan ketika sudah menikah, hasrat itu seringkali tetap muncul. Nggak sedikit orang yang terjebak karenanya. Hasilnya, mereka mengesampingkan kesetiaan demi memuaskan hasrat.

Di film Eyes Wide Shut, ada sepasang suami istri yang mengalami masalah dalam hubungan pernikahan mereka. Mereka mempertanyakan alasan mereka setia dan memendam hasrat. Pertanyaan itu justru memancing hasrat dan membawa masalah yang jauh lebih besar. Seperti apa ceritanya? Yuk kita bahas dalam sinopsis dan review film berikut.

Sinopsis

Dr. Bill Harford bersama istrinya, Alice, tinggal di New York. Mereka memiliki anak perempuan bernama Helena. Suatu hari, Bill dan Alice menghadiri pesta Natal yang diselenggarakan pasien Bill, Victor Ziegler.

Di acara itu, Bill bertemu teman masa kuliahnya, Nick Nightingale. Nick nggak menyelesaikan kuliah kedokterannya dan memilih untuk bekerja sebagai pemain piano.

Alice digoda oleh tamu asal Hungaria, Sandor Szavost. Sandor merayu Alice dengan puisi-puisi romantisnyaa. Dia bertanya mengapa wanita secantik Alice rela menikah.

Di saat yang bersamaan, Bill juga tengah digoda oleh dua orang model yang juga menjadi tamu. Kejadian itu terhenti setelah Victor meminta bantuan Bill karena tiba-tiba teman wanitanya, Mandy, mengalami overdosis di lantai atas.

Bill dan Alice pulang setelah Bill mengobati teman wanita Victor. Mereka berdua kemudian mengonsumsi ganja. Bill mengatakan dia paham kenapa Sandor mengagumi Alice.

Menurut Bill, Alice nampak sangat cantik sehingga orang-orang menyukainya. Alice menimpali perkataan Bill. Dia berasumsi kalau Bill pun ingin bercinta dengan dua model di pesta karena mereka pun cantik.

Bill menyatakan bahwa dia nggak akan pernah bercinta dengan wanita lain. Ketika ditanya apa alasannya, Bill menjawab karena dia mencintai Alice dan mereka berdua sudah menikah.

Tak disangka, Alice malah marah. Dia merasa Bill nggak mau bercinta dengan orang lain karena status pernikahan, bukan karena Bill nggak memiliki hasrat untuk bercinta dengan wanita lain.

Bill lalu menanyakan apakah Alice punya fantasi bercinta dengan orang lain. Alice bercerita pernah memikirkannya ketika mereka tengah berlibur di Cape Cod.

Saat itu, Alice bertemu dengan seorang tentara. Dia berkhayal pria itu akan menyetubuhinya. Bahkan di saat itu, dia terpikir untuk meninggalkan Bill dan anak mereka. Pernyataan ini membuat Bill sangat terusik. 

Setelah itu, Bill dihubungi oleh seseorang yang menyatakan bahwa pasiennya meninggal dunia. Bill pun pergi ke kediaman sang pasien.

Di sana, Bill bertemu dengan anak pasiennya, Marion. Marion pun menceritakan kondisi ayahnya sebelum meninggal. Saat tengah bercerita, Marion tertarik dengan Bill. Dia kemudian mencoba merayu Bill. Rayuan itu terhenti setelah banyak tamu berdatangan untuk melihat kondisi ayah Marion.

Dalam perjalanan ke rumah, Bill melihat beberapa orang PSK. Bill mencoba menggunakan jasa seorang PSK, Domino. Ketika sedang berduaan, Alice menelepon. Bill pun membatalkan niatnya.

Bill lalu bertemu dengan Nick di sebuah klub jazz. Nick bilang dia pernah bermain piano dengan kondisi mata tertutup di sebuah pesta seks. Semua tamu yang datang diberi kode dan wajib menggunakan topeng.

Bill menyewa kostum dan topeng di toko milik Milich. Di tempat itu, Milich menemukan anak perempuannya sedang bercinta dengan dua orang pria.

Melihat itu, Bill semakin terpacu mengikuti hasratnya. Dia pergi ke lokasi yang diberi tahu Nick dan masuk menggunakan kode. Salah satu tamu wanita memperingatkan Bill bahwa tempat itu berbahaya namun Bill tetap masuk.

Saat acara tengah berlangsung, Pemimpin di acara meminta Bill ke tengah gedung. Bill diminta memberikan kode kedua namun Bill nggak bisa menjawab. Bill pun melarikan diri.

Sampai di rumah, Bill menemukan Alice tengah bermimpi disetubuhi pria lain. Sementara itu, Bill ketakutan. Dia merasa orang-orang bertopeng itu akan menghabisinya. Bisakah Bill selamat? Akankah Bill mempertahankan rumah tangganya dengan Alice? 

Kombinasi Drama, Erotis, dan Misteri

Alur cerita Eyes Wide Shut bergerak perlahan dengan memberi pendalaman terlebih dahulu pada dua karakter utamanya. Bill merupakan dokter yang menarik perhatian wanita. Begitu juga dengan Alice, seorang istri yang masih memikat bagi pria. Mereka berusaha untuk setia walau memiliki hasrat lain dalam diri masing-masing.

Elemen drama yang disajikan film ini menggunakan pendekatan psikologis. Dialog-dialog panjang digunakan untuk mengungkap hasrat para karakternya. Bahkan adegan dialog Bill dan Alice ketika menggunakan ganja berlangsung selama 30 menit.

Dialog itu hebatnya bukan hanya filler. Melalui dialog itu, penonton diberi tahu secara jelas seperti apa pemikiran mereka berdua.

Elemen erotis bukan disajikan sebagai hiburan melainkan elemen penting dalam cerita. Pernikahan nggak menghentikan fantasi Alice disetubuhi orang lain. Bill terpancing oleh pengakuan Alice. Dia mendatangi PSK dan sebuah sekte yang melakukan pesta seks. Celakanya, sekte itu sangat eksklusif karena anggotanya adalah orang-orang berpengaruh.

Elemen misteri hadir dari kesaksian Ziegler. Ziegler mengatakan dia merupakan anggota sekte. Menurutnya, sekte itu bisa bertindak lebih jauh apabila ada yang membocorkan rahasia.

Bill mengira Nick hilang karena berurusan dengan sekte. Begitu juga seorang model bernama Mandy. Meskipun Mandy tewas karena overdosis, tapi Bill menganggap dia pun menjadi korban keganasan sekte tersebut.

Sinematografi Brilian

Eyes Wide Shut merupakan film terakhir garapan sutradara Stanley Kubrick. Sang sutradara dikenal dengan pendekatan unik pada karya-karyanya. Eyes Wide Shut menjadi salah satu contohnya. Unsur drama, erotis dan misteri didukung oleh sinematografi yang brilian. Selain itu film ini juga berdurasi amat panjang yaitu 159 menit.

Di awal film, kamera menyoroti bagian belakang tubuh Alice. Di adegan lain, Bill sedang berjalan sendirian di jalanan New York. Kamera menyoroti sunyinya kota itu pada malam hari.

Bill harus berjalan sendirian dalam rasa bersalah sekaligus takut. Pasalnya, bisa saja seseorang muncul dan menghabisinya. Nuansa ngeri juga didukung oleh musik yang mengiringinya. 

Salah satu adegan dengan sinematografi paling brilian adalah ketika pesta seks terjadi. Semua tamu menggunakan topeng tanpa mengenakan pakaian sehelai pun.

Kamera menyoroti Bill yang berjalan dari satu ruangan ke ruangan lain. Sementara itu, di sekitarnya semua orang sedang berhubungan seks. Adegan ini menunjukkan betapa besarnya ujian yang dihadapi Bill.

Penampilan Tom Cruise 

Tom Cruise dikenal karena banyak bermain di film-film aksi. Di Eyes Wide Shut, dia bukan menjadi tipikal karakter Tom Cruise yang sering kita lihat.

Sang aktor memerankan karakter Bill dengan baik. Dia bisa menjadi Bill yang terpicu mengkhianati kesetiaan. Di sisi yang lain, dia harus menghadapi dilema moral. Segala keputusannya ternyata membawa dia ke dalam bahaya yang mengancam nyawanya.

Bukan hal yang biasa ketika menyaksikan Tom Cruise galau dan lemah. Film ini menyajikan adegan-adegan tersebut. Adegan dia berjalan sendirian dan masuk ke kedai menguatkan narasi tentang paranoia yang dialaminya.

Begitu juga dengan adegan ketika dia menangis karena masuk dalam lingkaran yang berbahaya. Sang aktor berhasil memainkan peran di luar zona nyaman.

Eyes Wide Shut mengangkat cerita moral melawan hasrat seksual. Erotisme yang ditampilkan bukan cuma hiasan, tapi berpengaruh besar untuk inti cerita.

Film ini juga menjadi penutup megah bagi Stanley Kubrick. Sang sutradara meninggal enam hari setelah menunjukkan final cut pada Warner Bros. Pictures. Jadi, apakah kamu tertarik menonton film ini? Tulis di kolom komentar, yuk!